nusabali

Saluran Irigasi di Subak Jatiluwih Putus, 18 Hektare Sawah Terancam Kekeringan

  • www.nusabali.com-saluran-irigasi-di-subak-jatiluwih-putus-18-hektare-sawah-terancam-kekeringan

TABANAN, NusaBali
Jalan tracking dan saluran irigasi di Tempek Kedamaian, Subak Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, putus.

Saluran putus sepanjang 25 meter karena hujan deras. Jika tak segera ditangani, areal sawah seluas 18,31 hektare terancam kekeringan.  Putusnya saluran irigasi ini terjadi Senin (3/10) sekitar pukul 13.00 Wita. Saat itu kawasan Jatiluwih hujan deras. Dampak putusnya saluran irigasi ini, petani ke sawah yang membawa sepeda motor ataupun wisatawan yang hendak tracking tak bisa melintas.

Pekaseh Subak Jatiluwih I Wayan Mustra, mengatakan perihal bencana ini sudah dilaporkan ke Dinas Pertanian Tabanan maupun ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali. “Kami diminta buat proposal ke BWS agar bisa ditangani segera,” ucapnya, Selasa (4/10).

Menurutnya jalan tracking yang berdampingan dengan saluran irigasi ini putus karena hujan deras, Senin siang. Saluran putus sepanjang sekitar 25 meter, namun 20 meter lagi kondisi tanah sudah labil. “Kalau ditotal yang harus diperbaiki sampai 50 meter. Karena yang 20 meter kondisi tanah labil, rentan longsor,” kata Mustra.

Menurut Mustra, perbaikan harus segera dilakukan. Jika terlambat, maka proses tanam padi pada Januari 2023 di 18,31 hektare sawah milik 33 KK akan terganggu. “Karena musim tanam Januari, Desember sudah harus olah tanah. Sekarang padi kami sudah berusia 2 bulan. Harus segera diperbaiki,” tandas Mustra.

Mustra menyebutkan, kondisi saluran irigasi dan jalur tracking ini sebenarnya sudah labil sebelum Covid-19. “Dampak putusnya saluran irigasi dan jalur tracing ini membuat petani tak bisa lewat. Meskipun ada jalan ke pematang sawah petani, namun kasihan karena pematang bisa rusak,” kata Mustra. *des

Komentar