nusabali

Berprosesi Tengah Malam di Pura Puseh

Desa Bungaya Gelar Pergantian Kubayan

  • www.nusabali.com-berprosesi-tengah-malam-di-pura-puseh

AMLAPURA, NusaBali
Desa Adat Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem, menggelar upacara Pesaluk/ngadegang atau pergantian jabatan De Kubayan Wayan, pemimpin tertinggi desa adat setempat, tengah malam.

Pergantian jabatan pemimpin itu, dari De Kubayan Wayan kepada De Kubayan Nyoman. Pergantian jabatan adata ini rutin setiap tahun sekali. Kali ini kembali dilaksanakan melalui ritual khusus di Pura Puseh, Banjar Desa, Desa Adat Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Anggara Umanis Wayang, Selasa (27/9).

Sebelum serah terima jabatan De Kubayan Wayan, pukul 00.00 Wita, Anggara Umanis Wayang, Selasa (27/9), menurut mantan De Kubayan Wayan yang kali ini berganti nama menjadi De Salah Bau. Prosesi diawali pukul 06.00 Wita, De Kubayan Wayan mandi di Beji Saga. Berlanjut, menuju pertigaan jalan di Geria Timbul ngaturang atau mempersembahkan sasajen, disusul pukul 12.00 Wita ke Beji Saga kembali Melis (pembersihan). Ritual ngaturang sasajen dihadiri panglingsir desa, De Kubayan Wayan, De Kubayan Nyoman dan De Baan Wayan, De Baan Nyoman. Lanjut,  mereka melakukan upacara pembersihan yang diantarkan Jro Mangku Puseh, Jro Mangku Bukit dan Jro Mangku Jawa.

Prosesi berikutnya di Pura Merajan milik De Kubayan Nyoman yang akan menerima jabatan De Kubayan Wayan ngaturang banten pesaluk. Sedangkan De Kubayan Wayan dan panglingsir desa menunggu di Pura Puseh, bersiap serah terima jabatan.

Lanjut prosesi di Pura Puseh mulai pukul 22.00 Wita, dalam suasana gelap, seluruh lampu dimatikan. Tepat pukul 00.00 Wita, De Kubayan Nyoman berganti wastra (busana), dari kain hijau menjadi kain merah bergaris kuning. Maka, sejak itu bernama De Kubayan Wayan. Sedangkan De Kubayan Wayan berganti nama menjadi De Salah Bau, tetapi masih tetap mengenakan kain merah lengkap dengan keris di punggung tanpa busana atas.

Ritual itu dilanjutkan muspa di depan palinggih Sanggar Agung dan palinggih pasimpenan. Sebagai tanda telah menyandang gelar De Kubayan Wayan, ritual selanjutnya ditandai De Kubayan Wayan memukul tangguran yang didampingi Jro Mangku Puseh. Selanjutnya lampu dihidupkan, menuju Pura Bale Agung. Saat itulah, De Kubayan Wayan menerima sembilan jenis kewenangan  yakni bidang kahyangan, pura, beji (pancuran), margi agung (jalan besar), pasar, setra (kuburan), palasan, sampatan, dan bulungan.

Selanjutnya De Kubayan Wayan kembali ke kediamannya, diikuti krama yang lain. "Tetapi gelar De Kubayan Wayan resmi disandang setelah 12 hari sejak upacara pesaluk dilaksanakan, yakni, Redite Pon Dukut, Minggu (9/10)," jelas De Salah Bau.

Disebutkan, gelar De Kubayan Wayan itu, selalu berasal dari Banjar Desa, dan serah terima jabatan setiap setahun sekali, telah menjadi tradisi turun temurun di Desa Adat Bungaya.*k16

Komentar