nusabali

Pelaku UMKM Banyak Banting Setir ke Sektor Pariwisata

  • www.nusabali.com-pelaku-umkm-banyak-banting-setir-ke-sektor-pariwisata

MANGUPURA, NusaBali
Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di wilayah Badung selama pandemi Covid-19 mengalami peningkatan.

Selama dua tahun belakangan ini terjadi pertumbuhan menyentuh angka puluhan ribu usaha baru. Hal ini dipicu banyak masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata banting setir dan mulai membuka usaha sendiri. Seiring bangkitnya pariwisata, masyarakat mulai meninggalkan usahanya dan kembali bekerja di sektor pariwisata.

Kepala Dinas Koperasi, UMK, dan Perdagangan Kabupaten Badung I Made Widiana, mengatakan saat puncak pandemi Covid-19, jumlah UMKM di Badung meningkat dratis dari 19.243 tahun 2019 menjadi 40.989 di tahun 2022. Namun kini jumlah tersebut diperkirakan menurun, seiring dengan kondisi pariwisata Bali yang berangsur membaik. Mereka yang dulu bergelut di sektor UMKM, kini perlahan mulai kembali menjadi pekerja pariwisata.

“Saya lihat dan amati di lapangan, jumlah pelaku UMKM kita di Badung memang mulai menurun setelah operasional hotel buka, mereka kembali untuk bekerja, karena dipanggil perusahaan tempat mereka bekerja. Jadi sektor UMKM mulai ditinggalkan, karena mereka kembali bekerja di tempat semula,” kata Widiana, Rabu (28/9).

Menurutnya, pada saat Covid-19 banyak pekerja di sektor pariwisata terdampak imbas secara langsung. Untuk bertahan hidup, para pekerja ini memilih merintis usaha sendiri, sehingga terjadi pertumbuhan UMKM yang cukup signifikan. “Banyak masyarakat menekuni sektor UMKM untuk bertahan hidup saat pandemi. Mereka cenderung berjualan, sesuai skill yang dimiliki dan kemampuan keuangannya. Baik itu dengan skema berjualan online atau berjualan dengan menggunakan mobil. Namun saat ini sudah mulai turun lagi,” jelas Widiana.

Mantan Camat Kuta dan Kuta Selatan ini berharap pelaku UMKM ini tetap eksis ke depannya, karena disadari sektor UMKM menjadi penopang sendi perekonomian di tengah masyarakat. Pihaknya juga akan kembali mendata UMKM yang masih aktif, dalam rangka optimalisasi program. Mereka nantinya akan diusulkan untuk mendapatkan bantuan berupa free ongkos kirim (ongkir), apabila para pelaku UMKM yang bersedia masuk ke dalam platform digital yang telah disiapkan untuk membantu pemasaran produk UMKM.

“Kami akan usulkan kepada Bapak Bupati agar sekiranya pelaku UMKM kita dapat diberikan bantuan berupa free ongkos kirim melalui dana APBD. Jadi ini akan menjadi semacam stimulus berkepanjangan untuk memotivasi pelaku UMKM,” kata Widiana.

Widiana meyakini para pelaku UMKM akan semakin aktif melapor diri kepada pemerintah bila skema ini diterapkan. Dengan demikian, data base akan menjadi terupdate dan valid. Sebab pemberian bantuan dilakukan berdasarkan data base yang ada. “Upaya itu juga sekaligus akan mendorong UMKM di Badung menjadi naik kelas, karena produk yang dibantu nanti adalah mereka yang mampu konsisten dan berdaya saing,” tegasnya. *dar

Komentar