nusabali

Konsep Tri Hita Karana Penting untuk Kemajuan Pariwisata Bali

  • www.nusabali.com-konsep-tri-hita-karana-penting-untuk-kemajuan-pariwisata-bali

MANGUPURA,NusaBali.com - Yayasan Tri Hita Karana (THK) turut berpartisipasi dalam perayaan Hari Pariwisata Sedunia (World Tourism Day) yang digelar di Grand Hyatt Bali, Kawasan ITDC Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Selasa (27/9/2022).

Hal ini sebagai implementasi untuk terus melaksanakan komitmen sinergitas antara Komite Etik Pariwisata Dunia (UNWTO) dengan Yayasan Tri Hita Karana yang telah dilakukan sejak tahun 2015, dimana konsep Tri Hita Karana yang merupakan wahana terbaik untuk mengadaptasi secara fleksibel pengaruh globalisasi, sembari tetap bernafaskan jati diri, tradisi dan kebudayaan Bali.

"Kehadiran kami di sini untuk membicarakan pentingnya para pelaku pariwisata tetap melaksanakan kode etik pariwisata dunia secara lurus dan benar, sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan di THK Award and Accreditation," ungkap Ketua Yayasan Tri Hita Karana, I Gusti Ngurah Wisnu Wardana, Selasa (27/9/2022).

THK Award and Accreditation adalah sebuah program penghargaan dan telah berjalan sejak 2000  yang merupakan kompetisi bagi pegiat pariwisata, baik itu perhotelan, akomodasi dan destinasi wisata, hingga universitas, sekolah dan pemerintahan di Bali untuk dapat mengamalkan konsep kearifan lokal yaitu Tri Hita Karana.

Indikator poin penilaian ini meliputi tiga unsur utama, yaitu Parahyangan, Pawongan dan Palemahan.

Parahyangan sendiri berprinsip pada konsep menyelaraskan aktivitas kepariwisataan dengan konsep keTuhanan yang diterapkan di Bali.

Pawongan mengacu pada keselarasan para pelaku pariwisata tersebut dengan sesamanya.

Selajutnya palemahan mengharuskan pelaku pariwisata untuk menyelaraskan dengan alam lingkungannya.

"Dengan mengikuti konsep ini kami yakini keseimbangan dan keharmonisan dalam kehidupan di pariwisata dapat terjaga dengan baik," terang Wisnu Wardana.

Lebih lanjut Wisnu Wardana juga menambahkan nilai-nilai konsep Tri Hita Karana ini juga telah diatur dengan jelas oleh pemerintah dan terintegrasi melalui  Undang-Undang 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

"Khususnya pasal 5 ayat A itu sudah mencantumkan nilai intrinsik di dalamnya," lanjut pria yang juga berprofesi sebagai wartawan ini.

Ia pun berharap dengan telah diimplementasikanya secara global serta mendapat pengakuan dari pemerintah, konsep Tri Hita Karana dapat eksis sampai kapanpun.

Apalagi dengan semakin pulihnya perekenomian pariwisata di Bali, yang akan memudahkan untuk kembali penyelenggaraan THK Award and Accreditation di tahun-tahun mendatang.

"Terakhir kami melakukan penghargaan dan akreditasi secara menyeluruh di tahun 2019 lalu, sementara akibat pandemi Covid maka tahun 2020 hingga 2022 ini kami hanya melakukan CSR award dan Apreciation Award, semoga di tahun 2023 nanti kami kembali dapat melakukan penilaian secara menyeluruh," harapnya.

Selain itu Wisnu Wardana juga mengatakan pentingnya peran pemerintah daerah dalam hal ini Pemprov Bali, untuk mendukung pelestarian konsep Tri Hita Karana ini di dunia kepariwisataan Pulau Dewata.

"Pandemi telah berakhir, pariwisata mulai bangkit dan semoga pemerintah daerah kembali mendukung program-program kita, untuk menjaga keseimbangan dalam kemajuan pariwisata di Bali," pungkasnya.*aps 

Komentar