nusabali

Anak-anak di Puhu Bayar Les dari Sampah Plastik

  • www.nusabali.com-anak-anak-di-puhu-bayar-les-dari-sampah-plastik

GIANYAR, NusaBali
Hal unik dilakukan oleh anak-anak di Desa Puhu, Kecamatan Payangan, Gianyar.

Selama enam bulan kedepan, mereka mengikuti les bahasa Inggris. Mereka membayar les dengan sampah plastik.     Pertemuan les pertama, Minggu (25/9), anak-anak tampak antusias membawa berbagai sampah plastik dari rumah dengan kresek. Mereka mengikuti sekitar 90 menit pelajaran. Sekitar 30an anak-anak mengikuti kegiatan yang diadakan di kantor desa tersebut. Ada sekitar 18 relawan guru dan sarjana bahasa Inggris ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut.

Ketua Karang Taruna Desa Puhu Komang Aprigiyana  mengatakan kegiatan ini diinisiasi oleh karang taruna dan jejak literasi Bali. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan anak-anak berbahasa asing sekaligus peka terhadap lingkungan. "Desa Puhu memiliki potensi pariwisata namun masih perlu perhatian pada sumberdaya manusianya khususnya kemampuan bahasa inggris. Akses terhadap pembelajaran bahasa inggris di desa puhu cenderung masih terbatas, selain faktor ekonomi orang tua, juga karena jarak untuk mengakses kursus bahasa inggris yang terbilang jauh. Banyak dari anak-anak para petani yang ikut," ujarnya Senin (26/9).

Kegiatan les bahasa Inggris ini akan dilaksanakan setiap Minggu selama enam bulan sampai April 2023. Anak-anak tidak hanya diajarkan bahasa Inggris, namun juga pengetahuan terhadap lingkungan. "Mereka cukup membayar dengan sampah plastik yang dibawa dari sampah rumah tangga masing-masing," jelasnya.

Sampah ini kemudian diajarkan untuk dipilah kemudian ditabung di bank sampah yang bekerjasama dengan TPS3R Desa. Hasil tabungan akan dikonversikan menjadi beras dan sembako. "Hasil tersebut akan diserahkan kembali oleh anak2 ke orang tua di rumah atau tetangga serta masyarakat yang membutuhkan," ungkapnya.

Harapannya ke depan, selain adanya lingkungan literasi bahasa inggris yang semakin baik di desa puhu, kedepan anak-anak ini memiliki kesadaran lingkungan, serta kepekaan sosial. "Sebagai daerah yang sedang berkembang pariwisatanya, kita harap anak-anak di desa siap untuk mengambil peran yang maksimal dari sisi sumberdaya manusianya. Selain itu dengan kesadaran lingkungan, kita dekatkan konsep pariwisata berkelanjutan dengan pemahaman kelestarian lingkungan sejak dini," ujarnya.*nvi

Komentar