nusabali

TWG G20 Bahas Penguatan Komunitas dan UMKM

  • www.nusabali.com-twg-g20-bahas-penguatan-komunitas-dan-umkm

MANGUPURA, NusaBali
Pelaksanaan pertemuan kedua Tourism Working Group (TWG) yang dilaksanakan Kemenparekraf sebagai rangkaian Presidensi G20 Indonesia,  membahas isu utama terkait penguatan komunitas dan UMKM sebagai agen transformasi pariwisata dan ekonomi kreatif.

Dengan isu tersebut, pemulihan ekonomi akan berpusat pada masyarakat dan diharapkan mampu berdampak terhadap peningkatan ekonomi masyarakat.

“Bersama negara-negara anggota G20, kita perlu merancang sebuah best practice bagaimana kita dapat memperkuat sektor parekraf dari sisi komunitas dan juga UMKM agar mampu menjadi agent of change atau local champion dalam mendorong pemulihan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja yang lebih luas,” ujar Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno di Kabupaten Badung, Jumat (23/9/2022).

Dia menjelaskan, Tourism Working Group akan menjadi ruang untuk bertukar gagasan, hingga best practice yang dilakukan oleh negara-negara G20 serta negara tamu dan lembaga internasional.

Kegiatan itu akan diikuti oleh 71 peserta baik secara daring maupun luring yang berasal dari negara anggota G20 yaitu India, Italia, Australia, Kanada, Uni Eropa, Jepang, Republik Korea, Belanda, Inggris, Amerika Serikat, Arab Saudi, Afrika Selatan, Argentina, Meksiko, dan Turki.

Selain itu, juga hadir delegasi negara tamu dari Singapura, Spanyol, UAE, dan Fiji serta organisasi internasional yang hadir, di antaranya World Tourism Organization (UNWTO), International Labour Organization (ILO), World Travel and Tourism Council (WTTC), Asian Development Bank (ADB), dan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

Kedatangan delegasi yang hadir dalam kegiatan itu, disambut oleh Chair of G20 Tourism Working Group Frans Teguh. Dalam kesempatan itu, Frans Teguh menyerahkan secara simbolis bibit mangrove kepada perwakilan UNWTO, Head of Delegate (HoD) G20 terdahulu yakni Italia, dan HoD G20 selanjutnya yaitu India.

“Penyerahan mangrove ini diharapkan dapat meningkatkan awareness untuk menjaga lingkungan, khususnya di destinasi wisata dan mewujudkan pariwisata berkelanjutan,” kata Frans Teguh.

Frans Teguh menambahkan, penyerahan bibit mangrove itu juga menandakan bahwa masa depan pariwisata harus semakin inklusif dan berkelanjutan.

Menurutnya, sektor pariwisata sangat rentan terhadap perubahan iklim dan pada saat yang sama berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. “Oleh karena itu, percepatan aksi iklim dalam pariwisata sangat penting untuk ketahanan sektor ini,” ucapnya. *ant

Komentar