nusabali

Emban Presidensi G20 Tahun Depan, India Ingin Belajar dari Bali

  • www.nusabali.com-emban-presidensi-g20-tahun-depan-india-ingin-belajar-dari-bali

Dua poin penting yang disiapkan Bali menjadi tuan rumah KTT G20, yaitu keamanan dan penanggulangan bencana. Selain itu juga mengoptimalkan peran dan fungsi pecalang.

DENPASAR, NusaBali

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) menerima audiensi Ketua Koordinator G20 India Harsh Vardhan Shringla, di Ruang Tamu Wakil Gubernur Bali, Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala, Denpasar, Kamis (22/9). India mengemban presidensi G20 tahun 2023 dan ingin belajar dari pengalaman Bali sebagai tuan rumah KTT G20 pada 2022.

Wagub Cok Ace menyambut baik keinginan delegasi India untuk berdiskusi terkait persiapan G20 Summit tahun depan. Dia menerangkan bahwa terdapat dua poin penting yang disiapkan oleh Bali dalam kesiapan menjadi tuan rumah, yaitu keamanan dan penanggulangan bencana.

Pertama terkait keamanan, Bali sebagai tujuan wisata dan berbagai kegiatan membutuhkan akomodasi yang nyaman dan aman. Untuk itu, Wagub Cok Ace menyampaikan bahwa semua hotel harus memiliki sertifikat keamanan yang dikeluarkan dari Kepolisian Republik Indonesia.

Wagub Cok Ace mengatakan bahwa berkaca pada event-event internasional yang diselenggarakan di Bali, maka sudah banyak strategi yang dilakukan oleh pemerintah, selain sertifikat keamanan maka pihak hotel dan vila juga harus memiliki sertifikat CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability).

Wagub Cok Ace menambahkan, pemerintah daerah juga mengeluarkan Peraturan Gubernur yaitu keamanan berbasis desa adat, dengan mengoptimalkan peran dan fungsi pecalang dalam mengamankan desa adat yang ada di Bali.

Selain sertifikat keamanan dan CHSE, hotel di Bali juga harus mengantongi sertifikat kesiapsiagaan bencana. “Seluruh hotel itu lolos enam parameter penilaian, meliputi kelengkapan infrastruktur, pemahaman bencana, sistem peringatan dini, kemampuan merespons bencana, mitigasi bencana, dan keamanan. Parameter itu untuk mengukur apakah hotel sudah siap apabila misalnya terjadi kebakaran, kerusuhan, bencana alam, serta bagaimana mengevakuasi pengunjung dan jalur evakuasi seperti apa, hingga kelengkapan alat. Proses penilaian dilakukan oleh tim yang terdiri dari Bali Hotel Association (BHA), BPBD Bali, kepolisian, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta SAR,” ungkap Wagub Cok Ace yang juga Ketua PHRI Bali.

Selain dua poin tadi, lanjut Cok Ace, Pemprov Bali selalu melakukan evaluasi apa yang perlu diperbaiki, dengan menggandeng lembaga-lembaga pariwisata yang ada di Bali, seperti PHRI, BHA, dan lainnya, sehingga koordinasi tersebut terus terjalin.

Menanggapi Wagub Bali, Shringla menyampaikan kekagumannya terhadap Bali, di mana dari tingkat pusat, daerah, sampai tingkat desa ikut berpartisipasi dalam mengamankan perhelatan G20 Summit. Dia berharap dengan belajar dari Bali, India dapat menjadi tuan rumah dengan baik dan lancar nantinya.

“Bali merupakan destinasi wisata yang sangat terkenal di mata dunia, dan memang sangat tepat dipilihnya Bali sebagai tempat penyelenggaraan, karena dilihat dari infrastruktur hotel maupun yang lainnya sangat memadai,” kata mantan Menteri Luar Negeri India ini.

Shringla menyatakan, pihaknya ingin belajar banyak dari Bali terkait pengelolaan infrastruktur, sumber daya manusia, serta hal penting apa saja yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan G20 Summit. *cr78

Komentar