nusabali

Murid SLB Mengikuti Imunisasi Kanker Serviks

  • www.nusabali.com-murid-slb-mengikuti-imunisasi-kanker-serviks

DENPASAR, NusaBali
Murid SLB Negeri 2 Denpasar mengikuti imunisasi campak-rubela dan HPV (kanker serviks) di sekolah setempat, di Jalan Pendidikan Nomor 26, Desa Sidakarya, Denpasar Selatan, Rabu (31/8) pagi.

Kegiatan tersebut juga merupakan bagian dari Bulan Imunisasi Anak Sekolah yang jatuh setiap Agustus dan November.  Kegiatan imunisasi difasilitasi Puskesmas I Denpasar Selatan. Imunisasi campak-rubela (MR) diikuti oleh murid SDLB kelas IB (difabel rungu) dan kelas IC (difabel grahita) sebanyak 21 orang. Sementara vaksin HPV diikuti oleh murid perempuan SDLB kelas VB (difabel rungu) dan kelas VC (difabel grahita) sebanyak 18 orang. Sementara seluruh murid SDLB SLBN 2 Denpasar juga mendapatkan obat cacing.

Kepala Sekolah SLBN 2 Denpasar Ni Wayan Rapiyanti SPd, mengatakan pemberian imunisasi kepada para anak didiknya yang notabene adalah anak berkebutuhan khusus adalah sangat penting. “Imunisasi ini sangat penting diberikan ke siswa kami, karena dari segi bawaan dan cara kehidupan sehari-hari mereka kurang memahami arti menjaga kebersihan diri, terutama anak tuna grahita,” kata Rapiyanti seusai kegiatan.

Dia mengatakan dengan adanya keterbatasan tersebut maka anak-anak berkebutuhan khusus menjadi lebih rentan terkena penyakit dibanding anak non-berkebutuhan khusus.

“Dengan diberikan vaksin ini mudah-mudahan mereka bisa terhindar dari masalah tersebut,” tambahnya. Imunisasi MR (Measles dan Rubella) atau campak dan rubela merupakan salah satu imunisasi wajib bagi anak-anak di seluruh Indonesia. Imunisasi MR diberikan sebanyak tiga kali pada anak usia 9 bulan, 18 bulan, dan anak kelas 1 SD/sederajat tanpa dipungut biaya.

Sementara itu imunisasi HPV untuk mencegah kanker serviks sejak tahun ini (Agustus) juga menjadi imunisasi wajib pemerintah yang diberikan secara gratis kepada anak SD usia 5 dan 6 tahun.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Dr dr I Nyoman Gede Anom MKes, mengatakan kanker serviks merupakan salah satu penyakit mematikan, karena biasanya penyakit baru diketahui diderita oleh pasien ketika berada pada stadium lanjut. Sehingga harapan sembuh menjadi semakin mengecil dibandingkan jika didiagnosis pada stadium awal. “Disebut silent killer, pembunuh tidak tampak, diam-diam,” kata Gede Anom.

Dengan adanya program vaksin gratis, Gede Anom berharap kasus kanker serviks di masa depan bisa ditekan sekecil mungkin, bahkan bisa menihilkan. Vaksin akan diberikan sebanyak dua kali dosis dengan rentang pemberian antara dosis pertama dan dosis kedua sekitar 1 tahun. *cr78

Komentar