nusabali

TPST-3R Seminyak Hadirkan Beragam Manfaat

Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat

  • www.nusabali.com-tpst-3r-seminyak-hadirkan-beragam-manfaat

MANGUPURA,NusaBali.com - Permasalahan sampah seringkali menjadi persoalan yang melanda daerah-daerah wisata di seluruh dunia. Tingginya tingkat kunjungan wisatawan berbanding lurus dengan meningkatnya limbah sampah yang dihasilkan.

Begitupun di Bali yang menjadi ikon pariwisata ternama di Indonesia. Apalagi dalam waktu dekat ini semua mata dunia akan tertuju pada Pulau Dewata, sebab dipercaya sebagai tuan rumah Presidensi G20 tahun 2022 ini.

"Salah satu poin penting yang harus diselesaikan untuk menjaga citra pariwisata Bali di mata dunia mengenai permasalahan sampah yaitu tentang penanganan dan pengelolaanya, hal itu mendorong berdirinya Tempat Pengolahan Sampah Terpadu berbasis Reuse, Reduce, Reycle (TPST-3R) di kawasan Seminyak," ujar Komang Ruditha Hartawan, Ketua TPST-3R Desa Adat Seminyak, Rabu (31/8/2022) siang.

TPST-3R yang beroperasi sejak tahun 2003 ini berdiri di atas lahan seluas 15 are juga sebagai bentuk keresahan atas banyaknya sampah warga yang tidak diakomodir oleh layanan DLHK Badung saat itu, dikarenakan DLHK hanya melakukan pengangkutan sampah pada jalur utama saja.

"Sementara TPST-3R ini melayani pengangkutan langsung berbasis sumber seperti sampah rumah tangga, hingga sampah akomodasi wisata seperti hotel, vila, resto dan usaha lainnya di Desa Adat Seminyak dan sekitarnya," tuturnya.

Dengan berbasis sumbernya langsung maka pemilahan sesuai jenisnya mudah dilakukan, yaitu sampah organik ataupun anorganik. Hal ini bisa mengurangi dampak residu di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Dari hasil pemilahan tersebut diproses dan disalurkan kembali menjadi pupuk kompos yang didistribusikan ke berbagai akomodasi wisata yang memiliki kebun, serta pakan ternak yang disalurkan kepada kelompok ternak di sekitaran TPA Suwung sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap ternak warga terdampak dengan keberadaan TPA tersebut.

TPST-3R ini memiliki tugas melayani sampah di 478 rumah tangga dan 874 akomodasi wisata wilayah Seminyak dan sekitarnya tentu memilik beban operasional yang tidak ringan, tetapi melalui pengelolaan manajemen yang tepat maka semuanya dapat teratasi.

"Sumber dana didapat dari iuran masyarakat serta subsidi dari usaha-usaha besar seperti perhotelan dan penjualan kompos, dengan pemasukan mencapai Rp180 juta rupiah perbulan digunakan untuk membiayai operasional yang melibatkan sebanyak 48 orang tenaga yang mengoperasikan armada pengangkut dan pengoperasian peralatan TPST," ungkap Komang Ruditha.

Manfaat hadirnya TPST-3R ini tidak hanya dirasakan oleh warga dan pelaku usaha di empat banjar wilayah Desa Adat Seminyak saja tetapi tetangga mereka di lingkungan Banjar Segara, Kuta, turut merasakannya.

"Kami sejak tahun 2018 bekerjasama dan warga banjar sangat terbantu dalam pengelolaan sampah, apalagi di Desa Adat Kuta sangat mustahil membangun TPST-3R karena terkendala lahan yang tidak memungkinkan," kata Nyoman Water, selaku Kepala Lingkungan Banjar Segara, Kuta.

Tidak hanya pengelolaan sampah saja, menurut Komang Ruditha beragam manfaat juga dihadirkan, salah satunya  berupa program pendidikan lingkungan  yang menyasar siswa SD, SMP, SMA dan berbagai kelompok swadaya masyarakat di Bali,  bertujuan memberikan pengetahuan pentingnya sampah dikelola dengan baik agar tidak mencemari lingkungan.

"Selain itu program 'Beach Clean Up' dengan memberdayakan masyarakat pesisir pantai Seminyak untuk menjaga kebersihan, mengingat pantai merupakan salah satu daerah tujuan wisata dan juga sejak tahun 2007 kami mendapatkan support dari Coca Cola berupa traktor, beach cleaner machine serta dana operasional hal ini sebagai bentuk sinergi dalam menjaga kebersihan lingkungan," pungkasnya. *aps

Komentar