nusabali

Kerajinan Kerang Laut Bangkit Kembali

Sempat 'Tiarap'

  • www.nusabali.com-kerajinan-kerang-laut-bangkit-kembali

DENPASAR,NusaBali
Kerajinan  berbahan kerang, merupakan salah satu jenis kerajinan yang ikut  kolaps akibat pandemi  Covid-19 yang berlangsung selama 2 tahun sejak 2020.

Namun kini setelah pandemi terkendali dan wisatawan kembali mengalir ke Bali, kerajinan kerang pun bangkit kembali.

I Made Kanan Jaya,52, seorang perajin kerang asal Kelurahan  Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan menuturkan Selasa (30/8).

“Sejak Juni lalu kami sudah mulai buka, tiga kali seminggu, yakni  Sabtu, Selasa dan Rabu,” ujar dia. Dikatakan Kanan Jaya,  dia berjualan di Hotel Grand Hyat, di Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, sejak tahun 1996. Dikatakan pihak hotel menyediakan tempat  bagi perajin untuk berpameran dan sekaligus berjualan. Waktunya dari pukul  17.00 wita sampai pukul 22.00 wita.

Karena waktunya dari sore sampai malam, pameran dan pemasaran  itu lumrah disebut Pasar Senggol kerajinan. Di Pasar Senggol ini bukan hanya ada kerajinan berbahan kerang, ada juga kerajinan lain. Diantaranya ukiran kayu, anyaman, patung dan kerajinan lainnya.

Jumlah perajin yang  tertampung   ada 22 orang yang berasal dari beberapa daerah di Bali. Diantaranya Tabanan dan Gianyar.

“Saya kebetulan Ketua Paguyuban  Perajin Pasar Senggol Grand Hyatt,”  ungkap ayah dua anak ini. Sebelum pandemi Covid-19, omset penjualan Kanan Jaya kurang Rp 15 juta per bulan, atau rata- rata Rp 500 ribu per hari. Namun karena Covid-19, Pasar Senggol Kerajinan di Grand Hyatt, Nusa Dua juga tutup. “Karena itu kami sempat kerja lain agar bisa bertahan,” ucapnya.

Setelah pandemi Covid-19 terkendali, sejak Juni lalu Kanan Jaya dan perajin anggota Paguyuban Pasar Senggol Kerajinan Grand Hyatt mulai buka. Meski belum normal seperti saat pandemi, omzet jualan mereka masih naik turun, kadang dalam 3 hari sekali mendapat Rp 500.000 sampai Rp 1.000.000. Maklum saja, untuk sementara pasar baru buka tiga kali dalam seminggu.

Walaupun demikian para perajin bersyukur. Setidaknya semenjak pariwisata Bali menggeliat kembali, dia dan perajin lain bisa kembali menekuni pekerjaannya sebagai perajin kerajinan kerang. *K17

Komentar