nusabali

Pj Bupati Langsung Sidak Pasar Banyuasri

  • www.nusabali.com-pj-bupati-langsung-sidak-pasar-banyuasri

Harga kebutuhan pokok di pasar dipantau karena inflasi di Bali saat ini melebihi nasional.

SINGARAJA, NusaBali

Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana langsung bergerak setelah dilantik. Di hari pertamanya menjabat sebagai Pj, Senin (29/8), Lihadnyana langsung ngegas dari pagi hingga sore hari. Mulai dari menghadiri rapat paripurna, serah terima jabatan di DPRD Buleleng, sowan ke beberapa SKPD hingga sidak Pasar Banyuasri.

Penjabat asal Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini memantau situasi Pasar Banyuasri didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Buleleng Ni Made Rousmini dan sejumlah jajaran Setda Buleleng. Dia pun sempat menyambangi dan berkomunikasi dengan beberapa pedagang untuk memantau sejumlah harga kebutuhan pokok terkini.

Ditemui usai pemantauan Lihadnyana menjelaskan keberadaan pasar merupakan aspek penting untuk mengendalikan inflasi. “Kenapa ke pasar, karena kondisi inflasi Bali saat ini melebihi nasional. Buleleng dan Denpasar menjadi dua kota yang dihitung inflasinya. Makanya saya ke pasar dulu. Setelah itu akan dikoordinasikan lebih lanjut untuk mengendalikan inflasi,” ucap Lihadnyana.

Menurutnya untuk mengantisipasi lonjakan inflasi yang tinggi, harus ditangani secara komprehensif dan sinergitas semua sektor. Untuk menstabilkan harga sembako di pasaran, tidak cukup hanya dilakukan Perumda Pasar. Tetapi perlu penanganan dari hulu hingga hilir untuk menjamin pasokan dari petani aman dan pemasaran juga tidak dipermainkan pihak tertentu.

“Rantai pasokannya harus benar. Hulu ditangani pertanian juga, hilir juga begitu. Kalau bulan sekarang naik bagaimana manajemen hulunya, nanti saya akan panggil Dinas Pertanian juga,” imbuh Pj Bupati yang juga masih aktif menjabat sebagai Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Provinsi Bali ini.

Hal lain yang menjadi sorotannya saat melakukan sidak Pasar Banyuasri terkait ditemukannya kios-kios kosong di lantai dua. Menurutnya kondisi ini mengancam kerugian Perumda Pasar Argha Nayottama sebagai pengelola. Sehingga segera harus diambil tindakan yang tegas kepada pemilik kios yang membandel dan belum menempati kiosnya.

“Di lantai dua kios-kios yang harusnya bayar tetapi kita disandera, tolong diambil tindakan tegas, jangan ada toleransi. Kalau lama tidak ditempati Perumda Pasar akan terus merugi,” ucap dia.

Pengelolaan pasar dari segi aspek sarpras juga dinilai perlu ditingkatkan. Menurutnya suasana panas dan sirkulasi udara terbatas, yang membuat pengunjung tidak kuat di dalam berlama-lama. Perumda Pasar juga disarankan tidak hanya mengandalkan blower, karena akan membuat biaya operasional membengkak.

Sementara itu Dirut Perumda Pasar Argha Nayottama Buleleng Made Agus Yudi Arsana menjelaskan kekosongan ruko dan kios di Pasar Banyuasri disebabkan karena pemilik beralasan masih kehabisan modal karena pandemi Covid-19, sehingga Perumda Pasar sejauh ini masih memberikan permakluman. Namun karena sudah berlangsung dua tahun lebih, tentu  juga menjadi pertimbangan Perumda Pasar akan menindaklanjuti, sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

“Sebenarnya SOP sudah kita laksanakan tetapi masih untuk ruko sekarang sudah penerapan Surat Peringatan (SP) 2. Setelah ini kelar, baru kami akan tindaklanjuti yang di dalam. Data los, kios serta pemiliknya yang tidak pernah bayar kewajiban sudah ada. Berapa nanti nilai hutang sudah jelas nampak. Tentu itu akan ditagih sampai pada pemutusan penyegelan,” kata Agus Yudi.

Menurutnya selama ini Perumda Pasar masih memberikan toleransi kepada pemilik ruko dan kios yang belum menempati tempat mereka, karena alasan pandemi. Namun karena sudah cukup lama dan pandemi sudah terus melandai, penerapan aturan akan segera dilakukan. “Hitungan di sini pasti rugi, karena sewa dan cukai harian tidak masuk padahal kita tetap harus tutupi biaya operasional,” tegas Agus Yudi. *k23

Komentar