nusabali

Ketrampilan Membuat Barong sebagai Sarana Ngayah dan Manyama Braya

Tjokorda Raka Sedana, Sangging Barong dari Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Gianyar

  • www.nusabali.com-ketrampilan-membuat-barong-sebagai-sarana-ngayah-dan-manyama-braya

GIANYAR, NusaBali
Tjokorda Raka Sedana ,54, salah seorang sangging barong asal Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati, Gianyar.

Sebagai sangging barong, Tjokorda Raka Sedana sudah banyak mengerjakan barong, khususnya barong sesuhunan di sejumlah tempat di Bali. Tidak hanya membuat barong baru, ayah lima anak ini juga sering ngodakan (mengecat ulang) barong duwe dan pratima. Bagi Tjokorda Raka Sedana, ketrampilan membuat barong merupakan sarana untuk  ngayah, mayadnya, dan manyama braya.

Tjokorda Raka Sedana tertarik membuat barong berawal dari belajar membuat topeng. “Sejak kelas tiga SD saya belajar membuat topeng,” ungkap Tjokorda Raka Sedana, Sabtu (27/8). Dia berguru kepada I Wayan Tangguh (alm), salah seorang maestro topeng dari Singapadu. Pelajaran awal mulai dari ngamplasin (menghaluskan) topeng lanjut belajar memulas. Belajar ngamplas selama 3 tahun. Dari SMP hingga SMA, Tjokorda Raka Sedana diajari memulas.

Dari ketrampilan memulas itulah, dia bisa membuat topeng. “Itu yang diajarkan Pak Wayan Tangguh. Cukup belajar memulas dengan benar, sama dengan belajar memahat topeng. Karena dari memulas belajar mendalami   anatomi, garis, dan guratan yang membentuk karakter. Karena itulah dari awal fokus belajar memulas,” kenang   pria kelahiran 6 Juli 1968 ini. Piteket I Wayan Tangguh terbukti. Saat pertama kali mencoba membuat topeng, langsung jadi. Topeng karya perdana Tjokorda Raka Sedana adalah topeng Jauk Manis. Karya kedua topeng Sidakarya. “Keduanya jadi. Tak istilah gagal,” ucap  sulung dari 4 bersaudara dari pasutri Tjokorda Oka dan Jero Yasa ini. Mulai sejak itulah Tjokorda Raka Sedana berkarya membuat topeng. Termasuk membuat topeng barong, rangda, dan lainnya.

Khusus memperdalam  membuat barong, Tjokorda Raka Sedana berguru pada Tjokorda Raka Tisnu, sangging barong terkenal dari Puri Singapadu. “Membuat barong tidak hanya membuat tapel. Namun juga membuat dan merangkai badan barong. Itu semua ada sukatnya (ukurannya),” ungkap suami Anak Agung Ngurah Srinanti dan Jero Puspa ini. Dengan demikian, Tjokorda Raka Sedana belajar dari sesama anggota keluarga Puri Singapadu. Tjokorda Raka Tisnu adalah putra dari Tjokorda Oka Tublen (alm) seniman topeng terkenal yang merupakan guru dari I Wayan Tangguh (alm). Selama 7 tahun, Tjokorda Raka Sedana belajar khusus membuat barong dari Tjokorda Raka Tisnu sampai benar-benar memahami anatomi segala macam barong. Mulai dari barong ket, barong macan, barong bangkal, dan lainnya.

Sejak itulah Tjokorda Raka Sedana dikenal sebagai sangging barong, sekaligus seniman topeng. Banyak krama maupun warga dari banyak tempat di Bali yang datang meminta bantuannya. Ada yang meminta untuk ngodakin, memperbaiki pratima hingga nangiang atau membuat barong untuk sesuhunan. “Awalnya di tempat tersebut tidak ada barong, kemudian krama sepakat membuat barong,” jelasnya. Dia membuat barong di Klungkung, Karangasem, Badung  bahkan sampai ke Lampung.

Sering diminta bantuan nangiang barong, Tjokorda Raka Sedana kadang  menginap di tempat ngayah membuat barong atau ngodakin pratima.

Sebagai sangging barong, Tjokorda Raka Sedana memang sibuk dengan pekerjaan pembuatan barong. Selain membuat tapel barong, juga mempersiapkan perlengkapan lainnya. Hiasan atau  ornamen, merangkai bulu barong maupun lainnya. “Saya dibantu anak-anak,” ungkapnya.

Tjokorda Raka Sedana juga memenuhi undangan pameran topeng di Bali. Karyanya juga dipamerkan di Jepang.

Tjokorda Raka Sedana juga mengapresiasi antusias seniman muda Bali terhadap seni budaya, termasuk seni petopengan. “Itu sesuatu yang positif untuk pelestarian budaya,” ucapnya. *k17

Komentar