nusabali

Ngaben Massal di Desa Adat Selumbung Upacarai 21 Sawa

  • www.nusabali.com-ngaben-massal-di-desa-adat-selumbung-upacarai-21-sawa

AMLAPURA, NusaBali
Desa Adat Selumbung, Kecamatan Manggis, Karangasem menggelar ngaben massal dengan mengupacarai 21 sawa di setra adat setempat, Saniscara Pon Matal, Sabtu (20/8).

Peserta ngaben dari delapan dadia yakni Dadia Tangkas, Dadia Batulepang, Dadia Cempaka Putih, Dadia Kubon Tubuh, Dadia Pasek Dangka, Dadia Pande, Dadia Pasek Gaduh, dan Dadia Pre Gusti. Upacara ngaben massal dipuput Ida Pedanda Istri Muni dari Geria Bukit Catu, Desa/Kecamatan Manggis, Karangasem.

Bendesa Adat Selumbung, I Made Gede Toya Cahaya Surya, mengatakan ngabel massal diawali dengan membakar sawa dalam bentuk simbolis dan abunya dimasukkan ke dalam 21 sekah. Sekahkemudian dinaikkan ke pangiriman (bade kecil) dan keluarga pemilik sawa sembahyang bersama mendoakan perjalanan sang roh menuju alam pitra. Dilanjutkan nganyut ke Pantai Buitan, Desa/Kecamatan Manggis. Ngaben massal untuk meringankan beban biaya masyarakat. “Krama kurang mampu bisa melaksanakan ngaben, ngeroras hingga ngalinggihang dengan biaya Rp 5 juta,” jelas Made Toya.

Ketua Panitia I Gede Kartika Wijaya mengatakan, untuk upacara ngeroras mengupacarai 25 pitra. Upacara penyucian roh fase kedua bertempat di Piyadnyan Desa Adat Bukit Catu, Desa Selumbung, Kecamatan Manggis. Ngeroras massal juga diisi upacara Manusa Yadnya yakni matatah atau potong gigi massal diikuti 24 krama. Upacara tiga bulan diikuti 15 krama, dan upacara raja sewala diikuti 4 krama. “Mulai ngaben hingga ngeroras, krama bergotong royong mengerjakan seluruh perlengkapan upakara,” jelas Gede Kartika.  Upacara paling terakhir ngalinggihang di masing-masing pura dadia, sehingga dalam satu hari dari pagi hingga tengah malam, tuntas satu paket upacara. “Utang kepada sang pitara berupa Pitra Rna telah tuntas dibayar,” jelas Gede Kartika. *k16

Komentar