nusabali

Sudaji Masuk 50 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia

Teken Prasasti ADWI, Sandiaga Uno Bermalam di Sudaji

  • www.nusabali.com-sudaji-masuk-50-besar-anugerah-desa-wisata-indonesia

SINGARAJA, NusaBali
Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Buleleng akhirnya ditetapkan sebagai 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno hadir langsung untuk berwisata dan menandatangani prasasti ADWI 2022 di Lapangan Desa Sudaji, Jumat (19/8) pagi. Sandiaga Uno yang akrab disapa Mas Menteri dan rombongannya sudah sampai di Buleleng pada, Kamis (18/8). Dia pun langsung menginap di Homestay Omunity Sudaji, untuk menikmati pesona dan daya tarik yang ditawarkan di Desa Sudaji.

“Kemarin saya menginap sangat merasakan bersatu dengan alam. Saya tidur di kamar tanpa AC, tanpa televisi, tidak ada berita politik, hidup sangat tenang. Termasuk produk masyarakat di sini, yakni tas dari rotan ini luar biasa, nanti saya bantu pasarkan ke luar negeri,” kata Sandiaga Uno. Dia pun mengapresiasi dan mengucapkan selamat kepada Desa Wisata Sudaji yang telah mampu menembus 50 besar ADWI 2022.

Menurutnya Desa Wisata Sudaji membawa memori luar biasa karena dirintis oleh mantan Menteri Pariwisata Gede Ardika, yang merupakan putra terbaik Sudaji. “Ini suatu kebanggaan tersendiri karena putra terbaik Sudaji (Gede Ardika) telah menorehkan sejarah mendunia, membawa konsep desa wisata dan sustainable tourism menjadi tren pariwisata global saat ini. Inilah konsep desa wisata yang berbasis komunitas yang bisa ditunjukkan pada dunia,” imbuh Mas Menteri Sandiaga Uno.

Dengan potensi yang dimiliki Buleleng, Bali harus all out terutama dalam distribusi kunjungan wisatawannya, dengan pengembangan destinasi seperti Desa Wisata Sudaji. Terlebih saat ini kunjungan wisatawan yang datang ke Bali sudah di atas 9.000 orang per hari. Dia pun menyakinkan sebagai langkah kongkrit, dalam penyelenggaraan G20 mendatang Kemenparekraf akan membagi kunjungan wisata delegasi yang hadir. Salah satunya ke desa wisata Sudaji.

Menurutnya, Kemenparekraf setelah penetapan 50 besar ADWI 2022 ini akan memberikan sejumlah program pemberdayaan kepada masyarakat untuk pengembangan pariwisata. Mulai dari peningkatan produk ekonomi, souvenir, seni pertunjukan dan juga kearifan dan produk lokalnya, akan ditingkatkan melalui pelatihan dan pendampingan. Kemenparekraf juga akan mensinkronisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pembangunan fisik penunjang pariwisata.

Selain itu Sandiaga Uno juga berpesan agar Desa Sudaji tetap mempertahankan sektor pertanian yang menjadi penyokong pangan tidak hanya di desa tetapi juga Kabupaten dan luar Bali. “Harapan kami setelah kegiatan meningkat, ada lapangan pekerjaan yang terbuka, yang nantinya akan mempengaruhi penghasilan masyarakat di sini juga,” tegas dia. Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana menyampaikan agar Kemenparekraf bisa mengeksplore desa wisata yang ada di Buleleng terkoneksi dengan daerah di sekitarnya.

Sehingga hal itu akan menjadi lebih banyak destinasi dan lebih banyak kearifan lokal yang bisa dikemas dalam satu suguhan destinasi. Namun sejauh ini, persoalan yang dihadapi Buleleng, dalam perintisan dan pembangunan desa wisata yang berbasis budaya, adat istiadat, masih dilakoni oleh orang tua. Generasi muda yang menjadi harapan dan ujung tombak pengembangan desa kebanyakan merantau ke luar Buleleng.

“Akibat aksesibilitas kurang membuat adik-adik generasi muda kerja ke Denpasar atau Badung, di desa kosong. Pemuda yang harusnya menggerakkan budaya tidak ada di tempat asal. Ini persoalan serius perkembangan wisata berbasis budaya di Bali utara,” ungkap Agus Suradnyana.

Dia pun memohon kepada Menteri Parekraf untuk menyampaikan bahwa Buleleng memerlukan pembangunan aksesibilitas yang akan berbanding lurus dengan pengembangan pariwisata dan peningkatan kebudayaan setempat.

Sementara itu Perbekel Desa Sudaji I Made Ngurah Fajar Kurniawan, menjelaskan desa wisata sudah dirintis sejak 10 tahun lalu. Dengan inisiatif almarhum Gede Ardika, pemerintah desa bersama desa adat berkolaborasi untuk pengembangan wisata berbasis komunitas masyarakat desa. Salah satu yang menjadi daya tarik wisata yakni seni budaya dan tradisi Ngusaba Bukakak.

“Kami menawarkan seni tradisi, budaya, tatanan desa adat yang termasuk desa tua, tradisi Ngusaba Bukakak sebagai ciri khas desa kami.Serta kearifan lokal lainnya dan agrikultur yang masih kami jaga dengan baik,” kata Fajar Kurniawan. Dalam kesempatan itu Menteri Parekraf juga sempat meninjau produk kerajinan dan kuliner Desa Sudaji. Selain juga menanam pohon Nagasari di lapangan desa sebagai salah satu pohon yang sakral, karena dipakai sebagai sarana upacara. Pohon itu pun diberi nama Gede Ardika sebagai bentuk penghormatan. *k23

Komentar