nusabali

TP PKK se-Kecamatan Denpasar Selatan Lomba Masak Betutu di Pinggir Pantai

  • www.nusabali.com-tp-pkk-se-kecamatan-denpasar-selatan-lomba-masak-betutu-di-pinggir-pantai

DENPASAR, NusaBali.com – Sebanyak sembilan pasang Tim Penggerak (TP) PKK se-Kecamatan Denpasar Selatan mengikuti lomba memasak ayam betutu dalam rangkaian HUT Ke-77 Kemerdekaan RI dan HUT Ke-5 InfoDensel di Pantai Mertasari, Jumat (19/8/2022).

Pasangan yang terdiri dari anggota TP PKK dari masing-masing desa dan kelurahan di wilayah Denpasar Selatan tersebut ditantang selama 1,5 jam dari pukul 09.30 Wita untuk menyiapkan hidangan khas Bali tersebut agar enak dicicipi dan menarik dipandang.

Menurut Chef Opik Rudiyanta, 35, salah satu dari dua juri kompetisi masak di tepi Pantai Mertasari dalam kawasan Taman Inspirasi Muntig Siokan tersebut, masing-masing tim dipatok dengan tujuh kriteria penilaian yang terdiri dari cita rasa, teknik memasak, penyajian, ketepatan porsi, ketepatan waktu, kerja sama tim, dan kebersihan.

“Lomba ini konsepnya makanan Bali yang kita semua tahu lah ayam betutu seperti apa. Jadi, kami mau mengangkat yang namanya makanan tradisional ke internasional tapi tidak mengubah rasa dan penampilan yang seharusnya,” jelas Chef Opik saat ditemui tengah menunggu peserta menyelesaikan tugas.

Kata chef yang berpengalaman lebih dari sepuluh tahun itu, meski terdapat beberapa teknik memasak hidangan ayam betutu, dewan juri memilih membebaskan teknik mana saja untuk digunakan peserta selama mencukupi waktu yang sudah disediakan.

Terlihat para peserta kebanyakan menggunakan teknik presto atau ungkep untuk memeroleh hasil masakan ayam betutu dengan bumbu yang meresap. Namun, menurut Chef Opik, yang dicari dewan juri adalah langkah apa yang dilakukan peserta setelah melakukan pengungkepan presto tersebut.

“Kebanyakan presto karena mereka mengejar waktu, tetapi enggak masalah. Setelah dipresto, mereka apakan lagi, itu hal utama yang kami lihat sekarang,” ujar chef dari De Berry Karaoke Keluarga Resto N Bar ini.

“Karena kita ibu rumah tangga kan sudah biasa di dapur jadi tidak ada kesulitan,” ungkap Ni Wayan Sunarti, 49, perwakilan dari TP PKK Kelurahan Panjer.

Kata Sunarti, yang menjadi tantangan adalah perbedaan selera masing-masing orang termasuk dewan juri. Meski demikian, Sunarti cukup yakin masakannya mampu memenuhi ekspektasi cita rasa yang diinginkan penilai.

Senada dengan Sunarti, Made Nilayani, 45, perwakilan dari TP PKK Desa Sanur Kauh juga yakin masakannya mampu mencuri perhatian juri. Pemilik Warung Lobong di Dusun Betngandang ini pun bernasar jika ayam betutu buatanya menang, Nilayani akan menambahkan menu betutu di usaha warungnya tersebut.

“Kalau ini jadi (pemenang), saya akan jual,” kata Nilayani saat ditemui tengah menunggu ayam betutunya yang tengah dibakar.

Sementara itu, Chef Opik menjelaskan yang terpenting dari kompetisi ini adalah kekompakan atau kerja sama tim, sebab merupakan sebuah kegiatan masyarakat yang memang diperuntukkan untuk mempererat jalinan antarwarga.

Selain itu, untuk masakan Bali, Chef Opik berharap restoran yang ada di Bali mampu menghadirkan masakan Bali, bukan hanya menu betutu saja. Sebab, sebagai daerah wisata internasional, makanan lokal yang seharusnya dihidangkan kepada turis bukan makanan yang sudah mereka rasakan di negara asalnya.

“Saya harap restoran di Bali wajib yang namanya (menghidangkan) masakan Bali. Karena tamu ke Bali, mengapa kita kasih makanan mereka?” tegas Chef Opik dengan harapan masakan Bali mampu naik kelas lagi dan menjadi masakan internasional. *rat

Komentar