nusabali

I Dewa Ayu Firsty Meita, Pembawa Baki Merah Putih di Istana

  • www.nusabali.com-i-dewa-ayu-firsty-meita-pembawa-baki-merah-putih-di-istana

JAKARTA, NusaBali
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) asal Jawa Tengah, I Dewa Ayu Firsty Meita Dewanggi terpilih sebagai pembawa baki bendera Merah Putih saat Upacara Detik-detik Peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan RI di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/8) pagi.

Penentuan dilakukan pada hari itu juga atau sebelum Dewa Ayu dkk bertugas.  Anak dari pasangan I Dewa Gede Sri Pujono Darmayudo dan Juniati ini pun sukses menjalankan tugasnya. "Merasa lega dan terharu bisa menjalankan tugas, karena kapan lagi saya bisa seperti ini. Tahun depan, saya tidak ada kesempatan lagi untuk ikut Paskibraka lantaran saya sudah kelas 12," ujar Dewa Ayu yang biasa disapa Dayu ini saat dihubungi NusaBali melalui Koordinator Pelatihnya usai bertugas.

Paskibraka Jawa Tengah berdarah Bali ini menceritakan ketika menjalankan tugas dirinya merasa deg-degan. Terlebih saat detik-detik peringatan proklamasi ada bunyi meriam sehingga tugasnya sebagai Parkibraka semakin dekat dan membuatnya tambah grogi. Namun, dia bisa melalui semua itu. "Setelah membaca doa bersama dan persiapan, saya pun melangkah. Saat melangkah, saya tidak menyangka angin bertiup sepoi-sepoi sehingga membuat saya semakin grogi," jelas siswi SMA kelahiran Kudus, Jawa Tengah, 21 Mei 2006 ini. Guna mengurangi rasa tersebut, Dayu berusaha tidak melihat langsung ke arah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dia juga tidak menatap secara langsung ketika presiden meletakkan bendera di baki. "Biar tidak gugup, pandangan saya hanya lurus ke depan," ucap perempuan yang dipercaya sebagai Ibu Lurah saat menjalani latihan Paskibraka di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PP-PON), Cibubur, Jakarta Timur ini.

Hasilnya, Dayu dkk berhasil menjalankan tugas menaikkan bendera Merah Putih. Koordinator Pelatih Paskibraka Mayor Suswan menyatakan, sebagai pelatih dirinya merasa waswas dan dag dig dug melihat anak asuhnya menjalankan tugas menaikkan bendera. Setelah semua berjalan baik, Mayor Suswan merasa bahagia. Dia mengapresiasi para personel Parkibraka yang berhasil melaksanakan tugas tersebut. "Saat bertugas, Dayu nampak tenang dan langkahnya bagus," ucap Mayor Suswan.

Menurut Mayor Suswan, Dayu terpilih sebagai pembawa baki bendera karena memang memenuhi kriteria. Antara lain, gerak dan langkahnya bagus. Sementara Orangtua Dayu dari Kudus, Jawa Tengah (Jateng)

I Dewa Gede Sri Pujono Darmayudo dan Juniati menyaksikan langsung penampilan Dayu di Istana Merdeka.

Mereka merasa senang dan bangga, anak satu-satunya dipercaya membawa baki bendera Merah Putih dalam perayaan HUT ke 77 Kemerdekaan RI. Hal tersebut merupakan impian Dayu sejak kecil atau saat duduk di kelas IV SD 3 Purwosari. Bahkan, setiap ada siaran langsung upacara HUT RI di televisi Dayu selalu memperhatikan para Paskibrakanya.

Sebagai orangtua, Dewa Gede Sri Pujono mendukung keinginan Dayu. Dia menekankan kepada Dayu agar impiannya terwujud menjadi Paskibraka harus banyak belajar dan pelajari bagaimana menjadi Paskibraka, karena semua tergantung pada diri sendiri. Apalagi, Dayu adalah anak tunggal sehingga harus bisa mandiri. Masukan itu, Dayu ikuti. Dia ikut latihan baris berbaris. Kemudian di kelas V SD terpilih sebagai salah satu perwakilan dari tim sekolah mengikuti lomba gerak jalan antar sekolah. Padahal, saat itu yang banyak terpilih adalah kelas VI SD.

Lantaran Dayu memiliki tubuh paling tinggi, dia dipercaya menjadi komandan gerak jalan sekolahnya. Mereka meraih juara dua. Selain aktif di ektrakulikuler baris berbaris di sekolah, Dayu menyukai olahraga basket dan organisasi siswa intra sekolah (OSIS). Dayu dipercaya sebagai Sekretaris OSIS saat SMP. "Dia orang supel dan gampang akrab dengan orang. Jadi, aktif di OSIS pula," terang Dewa Gede Sri Pujono. Dayu sendiri merupakan anak tunggal dari I Dewa Gede Sri Pujono dan Juniati.

Dewa Gede Sri Pujono tinggal di Kudus, karena mengikuti orangtuanya I Dewa Nyoman Cenek dan Sri Rahayu. "Dulu bapak saya polisi. Tugasnya berpindah-pindah tempat. Dari Pekalongan ke Kudus. Di Kudus kami dari tahun 1985," terang anak ke enam dari delapan bersaudara ini.

Menurut Dewa Gede Sri Pujono, ayahnya berasal dari Pejeng, Kabupaten Gianyar. Di sana masih ada tiga orang kakaknya. Dia telah mengabari pula mereka mengenai Dayu yang didapuk menjadi pembawa baki bendera dalam HUT ke 77 Kemerdekaan RI di Istana.

"Kami mengabari keluarga di Bali, Kudus dan Bekasi. Mereka nonton bareng dari televisi," papar Dewa Gede Sri Pujono. Sementara Paskibraka dari Provinsi Bali yang bertugas di pagi hari (menaikkan bendera), yaitu I Kadek Kemala Permana Putra. Dia berada di pasukan 17. Kedua orangtuanya juga datang ke Istana.



"Sangat senang bisa menjadi salah satu petugas yang mengibarkan bendera pagi tadi," kata Kadek Kemala. Pelajar SMAN 2 Amlapura ini tidak masalah berada di pasukan 17. Sebab, semua posisi di Paskibraka sama saja. "Jika kurang satu, maka tidak berjalan," imbuh Kadek Kemala.

Sementara satu Paskibraka Bali lainnya Ni Ketut Pande Suastini bertugas sore hari. Dia berada di pasukan 17 dan merasa bersyukur bisa menjadi salah satu Paskibraka yang bertugas saat penurunan bendera. Apalagi, selama menjalani latihan di Cibubur berjalan lancar.

Namun, orangtuanya tidak bisa datang di Istana Merdeka. Mereka melihat dari siaran televisi saja. "Tadi saya sudah video call dengan mereka. Mereka mengatakan agar saya semangat dan sukses menjalankan tugas sore nanti," kata pelajar SMKN 1 Manggis ini. *k22

Komentar