nusabali

Layanan Membeludak, CT Scan RSUD Tabanan Rusak

  • www.nusabali.com-layanan-membeludak-ct-scan-rsud-tabanan-rusak

Kerusakan CT Scan terjadi di bagian tabung. Pengadaan alat yang dibeli dari Jerman seharga Rp 3 miliar, ini kini sedang berlangsung.

TABANAN, NusaBali
Alat Computerized Tomography (CT) Scan di RSUD Tabanan mengalami kerusakan hingga tak bisa dipakai sejak 2 pekan terakhir. Akibatnya, pasien yang membutuhkan fasilitas alat ini harus dirujuk ke rumah sakit swasta. Alat rusak karena pelayanan CT Scan ke RSUD Tabanan membeludak.

Direktur RSUD Tabanan dr Gede Sudiarta, mengatakan CT Scan memang rusak. Kerusakan di bagian tabung ini terjadi sejak 2 pekan lalu. “Di bagian tabung bocor, makanya rusak,” ujarnya, Selasa (9/8).

Kerusakan alat tersebut, menurut dr Sudiarta, karena bekerja terlalu keras. Sebab layanan CT Scan ke RSUD Tabanan sangat tinggi, sehari bisa mencapai 5-10 orang.

“Karena membeludak, kewalahan sehingga (alatnya) lelah. Makanya ke depan layanan CT Scan harus ada dua, jika satu alat panas, bisa digunakan bergantian,” imbuh dr Sudiarta.

Diterangkannya, CT Scan merupakan alat bagi dokter untuk mendiagnosa kasus yang ditangani. Dia mencontohkan seperti penanganan terhadap pasien kecelakaan dan pasien stroke. Apabila ada kecurigaan pasien mengalami pendarahan di kepala, namun dengan alat rontgen biasa tidak diketahui, maka akan digunakan CT Scan.

Dengan kondisi rusaknya alat ini, maka layanan CT Scan dirujuk ke rumah sakit terdekat. Biasanya RSUD Tabanan akan merujuk pasien ke Rumah Sakit Kasih Ibu dan RSUD Mangusada Kapal, Kabupaten Badung. “Karena alat rusak pasien dirujuk. Selain itu di RSUD Nyitdah juga belum memiliki alat CT Scan,” beber dr Sudiarta.

Guna menangani alat yang rusak tersebut, RSUD Tabanan telah mengajukan permohonan perbaikan. Karena bocor di bagian tabung, untuk pembelian alat telah berproses di lelang pengadaan. “Sudah proses jalan, karena alatnya ini dari luar negeri, Jerman, dengan harga Rp 3 miliar. Kira-kira paling cepat datangnya satu setengah bulan kalau proses lancar,” tegas dr Sudiarta.

Dia menambahkan selain CT Scan, alat Magnetic Resonance Imaging (MRI) RSUD Tabanan juga rusak berat. Rusaknya alat yang merupakan hibah dari Kementerian Kesehatan pada 2011 ini sudah diusulkan. “Kita sudah usulkan Mei 2022, mudah-mudahan bisa dapat kembali. Alat kita dapatkan hibah tahun 2011 saat flu burung menyerang,” katanya.

Dia menjelaskan alat MRI tersebut memiliki fungsi sama dengan CT Scan. Kalau diagnosa pasien yang tidak bisa ditangkap CT Scan, baru menggunakan MRI. Dia mencontohkan seperti mendiagnosa pasien kanker. “Masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Ini hibah dari pusat 11 unit di seluruh Indonesia termasuk Tabanan. Satu alat harganya Rp 25 miliar,” tandasnya. *des

Komentar