nusabali

Pejabat Bappenas Kunjungi Desa Sidan

  • www.nusabali.com-pejabat-bappenas-kunjungi-desa-sidan

GIANYAR, NusaBali
 Desa Sidan, Kecamatan Gianyar, kedatangan rombongan pejabat PPN/Bappenas RI, untuk studi lapangan, Selasa (9/8).

Kunjungan menyasar sejumlah tempat di Desa Sidan. Di antaranya, pengolahan sampah hingga pemandangan hijau di Kissidan Eco Hill. Perbekel Sidan Made Sukra Suyasa Ssos menyatakan kunjungan diawali mendatangi TPS3R (tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle) dengan sistem pilah dari di rumah tangga. Sukra menyatakan, dari 1.200 KK sebagian besar masyarakat sudah berlangganan angkutan sampah. “Ke depan pasti kami maksimalkan,” ujarnya.

Tamu PPN itu juga mengunjungi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sidan. “Untuk mengecek, melihat display hasil pertanian organik,” ujarnya. Di BUMDes menyetok hasil panen, menggiling, dan memasarkan. Tamu itu juga melihat sistem pertanian organik, lanjut melihat sawah organik di Kissidan Eco Hill. Sukra mengaku bangga dengan kunjungan tamu itu. “Kami didatangi dari pejabat Bappenas. Ini kebanggaan kami,” ujarnya.

Sukra mengaku dengan pengembangan potensi, Sidan  mendapat bonus pariwisata yang dikelola di Kissidan. “Tamu PPN inji juga berdialog dengan petani. Nantinya akan membantu Bali menuju Bali organik, untuk membangkitkan ekonomi Bali. Ke depan, pertanian akan lebih banyak ke organik,” ujarnya.

Di Sidan, ada 40 hektare pertanian organik yang digerakkan sejak 2020. Perbekel berharap ke depan Desa Sidan mengarah ke pariwisata. “Harapan kepada Bappenas, apa yang dialog tadi, bisa diaplikasikan. Bahwa petani minta bantuan alat produksi pertanian, jalan usaha tani, sarana dan prasarana pendukung kemajuan pertanian dan perbaikan saluran irigasi,” ujarnya.

Petani hanya mengeluhkan itu. Acara itu juga dihadiri oleh Wakil Bupati Gianyar AA Gde Mayun. Dengan hadirnya para pejabat memberi jalan, mudah-mudahan tempat ini menjadi pariwisata yang maju. “Kami mohon bantuan pemerintah untuk memberikan bantuan memfasilitasi apa yang dilakukan,” jelasnya.

Kepala UPT Balai Sertifikasi Mutu dan Keamanan Pangan Provinsi Bali Ida Ayu Pidada menyatakan beberapa petani sudah menyampaikan permasalahan dalam menggarap organik. Mulai keterbatasan sarana produksi, pupuk hingga bio pestisida. “Informasi ini sudah sampai ke Bappenas, dan langsung menindaklanjuti ke yang menangani pangan untuk segera diakomodir,” ujarnya.

Sertifikasi organik sudah mulai sejak 2009, namun karena biaya tinggi, petani tidak meresertifikasi kembali. Pada tahun 2022, pihaknya mensertifikasi pertanian organik di lima lokasi. Tiga di Kabupaten Gianyar, 1 di Karangasem dan 1 di Jatiluwih, Tabanan. “Kami lihat sistem hulu hilir berlaku, petani sediakan gabah dan pemasaran di BUMDes,” ujarnya.

Dengan peran BUMDes, maka BUMDes bisa memasang logo organik dan bisa dijual di pasaran Rp 18.000/kg. Dalam acara ini, pihaknya berharap supaya dari Bappenas mendengar bahwa pengembangan organik tidak mudah. Perlu waktu tiga kali panen atau dua tahun masuk masa kritis, karena tanah masuk masa peralihan dari kimia ke organik. “Setelah itu baru meningkat produksi. Bahkan produksi berlipat,” ujarnya.

Dia meminta petani komit untuk bertani organik. “Ketika ada hama, jangan buru -buru pakai kimia. Dari awal kalau ada serangan pakai pestisida nabati,” jelasnya. *nvi

Komentar