nusabali

Menginspirasi, Alur Sungai Ditebari Ikan Hias

Kiat Warga Jaga Kebersihan Tukad Subak Cuculan, Denpasar

  • www.nusabali.com-menginspirasi-alur-sungai-ditebari-ikan-hias
  • www.nusabali.com-menginspirasi-alur-sungai-ditebari-ikan-hias

Dulu, sungainya sangat kotor sekali. Per dua hari hampir satu ton sampah ada di sungai karena kami di sini menerima sampah dari hulu.

DENPASAR, NusaBali
Ada pemandangan menarik jika mampir di sepanjang Tukad (sungai) Subak Cuculan, Desa Pemecutan Kelod, Denpasar Barat. Tukad ini tampak bersih dari sampah dan dihiasi beragam ikan hias, layaknya sungai di Jepang. Pemandangan ini tak dapat ditemukan pada banyak sungai di Kota Denpasar yang dipenuhi sampah.

Ada lima dusun (banjar) yang dilintasi oleh Tukad Subak Cuculan berpanjang sekitar 3 km. Warga di kelima wilayah tersebut kompak membuat perubahan. Jika sebelumnya sungai dipenuhi sampah kini sungai-sungai tersebut bisa digunakan warga sebagai sarana rekreasi menyaksikan ikan berwarna-warni meliuk-liuk. Kelima dusun tersebut, yakni Dusun Sading Sari, Dusun Seblanga, Dusun Pekandelan, Dusun Abiantimbul, dan Dusun Gunung, memiliki komunitas sendiri untuk menjaga kebersihan sungai seperti saat ini. Masa pandemi justru jadi kesempatan mereka mengurus sungai yang kotor. Semangat mereka pun mendapat dukungan banyak pihak.

"Tahun 2021, saya pasang jaring terlebih dahulu untuk tahu di mana sebenarnya titik sampahnya," kisah Kepala Dusun Abiantimbul, I Nyoman Tenaya, menuturkan awal program sungai bersih itu, Sabtu (6/8).

Tenaya dan warganya dalam wadah Komunitas Peduli Sungai Umadiwang (Dusun Abiantimbul), kemudian melakukan aksi bersih sungai. Dalam prosesnya dia memanfaatkan media sosial untuk mengkampanyekan aksinya. Alhasil banyak pihak mulai Pemerintah Kota Denpasar, TNI, komunitas peduli lingkungan, dan warganya sendiri urun membantu program yang dilakukan.

Bantuan yang diberikan beragam, mulai ikut bergotong royong membersihkan sungai, menyumbang tempat sampah, hingga menyumbangkan bibit ikan hias seperti koi, nila, gurame, komet, dan lainnya. Dia melanjutkan ada sekitar 2.000 ikan yang ditebar di sungai yang masuk wilayahnya. "Sebelum mereka menyumbang Koi mereka cek dulu apakah kualitas airnya layak," kata Tenaya sembari menyebut Komunitas Koi Bali sebagai salah satu pihak yang ikut menyumbangkan ikan.

Dikatakan, koordinasi terus dilakukan dengan dusun-dusun lain agar kebersihan sungai dapat terus terjaga. Tukad Subak Cuculan sendiri merupakan salah satu anak sungai Tukad Badung. "Setelah kami tata masyarakat mulai sadar," ungkapnya.

Selain menata sungai, masyarakat juga diedukasi untuk disiplin membuang sampah menggunakan sarana swakelola sampah yang dimiliki Banjar Abiantimbul. Setiap sore warga bisa membawa sampahnya sendiri ke depan Balai Banjar Abiantimbul sebelum dibawa ke TPA.  Tenaya berharap apa yang dilakukan pihaknya menjadi inspirasi menjaga kebersihan lingkungan sungai khususnya di Kota Denpasar. Lebih lanjut setelah sungai bersih ekosistem sungai bisa menjadi sarana edukasi untuk generasi muda. Di sepanjang sisi sungai, rencananya juga akan ditanami berbagai macam tanaman obat lengkap dengan nama ilmiahnya.  "Kalau bisa menjadi agrowisata atau taman edukasi, astungkara," imbuhnya. Khusus di wilayah kerjanya, Kadus Abiantimbul juga sedang berencana menata sungai-sungai lainnya yang berada di wilayahnya yang terlihat masih dipenuhi banyak sampah.

Sementara itu, Kepala Dusun Gunung Wayan Budiasa, menuturkan inisiatif menyulap sungai yang kotor menjadi bersih seperti saat ini dimulai sejak Oktober 2020. Ada sekitar 5.000 ikan hias ditebarkan di sungai disebut Grodogan yang melewati wilayahnya sepanjang 1 km. Beberapa tanaman ditanam di tengah-tengah sungai, dan beberapa tempat duduk diletakkan di area pinggir sungai.

"Dulu, sungainya sangat kotor sekali. Per dua hari hampir satu ton sampah ada di sungai karena kami di sini menerima sampah dari hulu. Kalau sekarang ini sama sekali masyarakat di Banjar Gunung tidak ada yang membuang sampah ke sungai. Dan untuk orang-orang yang lewat juga sama, tidak ada yang sembarangan lagi buang sampah," kata Budiasa.

Dalam menjaga kedisiplinan masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan, pihaknya mengarahkan tim Jaga Baya (pecalang) dengan beranggotakan 25 orang. Tim tersebut setiap harinya bertugas mulai dari pukul 21.00 - 05.00 Wita. "Di sini kami juga menyediakan pakan ikan karena masyarakat luar banjar juga banyak yang datang untuk berwisata gratis di sini. Minat masyarakat dari luar sangat antusias sekali dengan adanya sungai Grodogan yang unik ini," ujarnya. *cr78

Komentar