nusabali

Penutupan Pasar Hewan di Bali Diperpanjang, Sampai Kapan Belum Diketahui

  • www.nusabali.com-penutupan-pasar-hewan-di-bali-diperpanjang-sampai-kapan-belum-diketahui

DENPASAR, NusaBali.com – Penutupan pasar hewan di seluruh Bali akibat penyakit mulut dan kuku (PMK) diperpanjang untuk yang kedua kalinya. Kali ini Satuan Tugas (Satgas) Penanganan PMK memutuskan memperpanjang kebijakan tersebut sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Kebijakan tersebut tertuang dalam surat nomor 37/SatgasPMK/VIII/2022 tertanggal 1 Agustus 2022 yang ditujukan kepada seluruh Ketua Satgas Penanganan PMK Kabupaten/Kota se-Bali.

Pada Senin (1/8/2022) siang, NusaBali.com sempat mengonfirmasi perihal perpanjangan atau pembukaan penutupan pasar hewan ini kepada Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi, I Nyoman Swanjaya.

Ia menjawab, sampai saat dikonfirmasi, kebijakan yang ditetapkan sekitar 18 Juli lalu tersebut masih berjalan. “Masih lockdown,” jawab Swanjaya singkat melalui pesan WhatsApp.

Setelah diadakan rapat Satgas Penanganan PMK Provinsi, kebijakan penutupan tersebut diputuskan untuk diperpanjang demi meminimalisir mobilisasi ternak sehingga penyebaran wabah yang menyerang hewan ruminansia berkaki belah itu dapat diputus mata rantainya.

Data terbaru menunjukkan, hingga Senin, Bali mencatatkan nol kasus hewan yang terinfeksi PMK. Penurunan signifikan sejak 22 Juli ini, dikonfirmasi oleh Swanjaya setelah pelaksanaan rapat di provinsi.

“Kasusnya nol per 1 Agustus 2022,” kata Swanjaya, Selasa (2/8/2022) pagi kepada NusaBali.com.

Meskipun kasus hewan terinfeksi sudah menunjukkan angin segar bagi penanganan PMK di Pulau Dewata, perlu diketahui bahwa virus Serotipe O Subtipe 11 yang menyerang hewan seperti sapi, kerbau, kambing, dan babi tersebut masih ada.

Bagi hewan-hewan ruminansia berkaki belah yang memiliki daya tahan tubuh yang bagus, hewan tersebut bisa saja sudah terinfeksi dan menyebarkan virus walaupun tidak menunjukkan gejala klinis.

Selain itu, berdasarkan hasil audiensi NusaBali.com dengan Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Universitas Udayana (Unud), Prof Dr drh I Nyoman Suartha MSi, sapi yang berhasil sembuh dari gejala PMK masih akan membawa virus di badannya atau menjadi carrier hingga dua tahun setelah sembuh.

“Sapi bisa dua tahun carrier, begitu diobati dan kelihatan sembuh namun mereka tidak benar-benar sembuh tapi itu sembuh psikologisnya saja,” ungkap Prof Suartha belum lama ini saat ditemui di ruang kerjanya di Kampus FKH Unud, di Jalan PB Sudirman, Denpasar.

Oleh karena itu, pembatasan mobilisasi hewan-hewan tersebut masih perlu dilakukan untuk menghindari penyebaran virus yang kurang terdeteksi. Penutupan pasar hewan ini akan dibuka kembali sembari menunggu perkembangan dinamika ke depan dan juga persiapan KTT G20 pada 15-16 November mendatang. *rat

Komentar