nusabali

Dari Kolam Disinfektan sampai Keset Sanitasi, Cara Bali Safari Park Cegah PMK

  • www.nusabali.com-dari-kolam-disinfektan-sampai-keset-sanitasi-cara-bali-safari-park-cegah-pmk

GIANYAR, NusaBali.com – Taman Safari Indonesia (TSI) Group yang menjadi induk Bali Safari Park mengaku sudah melakukan upaya-upaya serius sebagai pencegahan terhadap kontaminasi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) masuk ke taman satwa mereka, mengingat, Kabupaten Gianyar, merupakan wilayah pertama di Bali di mana kasus PMK pertama kali ditemukan.

“Kami memandang kasus ini secara serius,” kata Adrian Cecil, Chief Operating Officer TSI Group kepada NusaBali.com di sela-sela International Photo and Video Competition seri ke-2 yang dihelat di Bali Safari Park, Sabtu (30/7/2022) siang.

Menurut Adrian Cecil, pihaknya sudah melakukan pencegah secara serius terutama di wilayah hotspot seperti Jawa Timur, di mana salah unit usahanya, Taman Safari Prigen, berada. Salah satu tindakan yang diambil TSI Group di unit usahanya tersebut adalah melakukan pemberhentian pemberian makan oleh petugas untuk sementara demi menghindari penyakit tersebut dibawa oleh manusia ke satwa.

“Terutama daerah hotspot di Jawa Timur, kami sudah melakukan stop feeding sementara supaya transmisi penyakit dari manusia ke hewan dapat dihindari,” ujar pria asal Kuala Lumpur, Malaysia itu.

Di kesempatan yang sama, kiat-kiat pencegahan ini pun dipertegas oleh Marcel Driessen, General Manager Bali Safari Park. Pria asal Belanda itu bahkan membeberkan poin per poin mengenai upaya-upaya yang sudah dilakukan manajemen Bali Safari Park demi mencegah satwa-satwa ruminansia berkaki belah mereka tidak terinfeksi PMK. “Kami punya beberapa indikator untuk pencegahan PMK,” tutur Driessen.

Kiat pertama yang dilakukan manajemen taman satwa yang berlokasi di Jalan Bypass Prof Dr Ida Bagus Mantra Km 19,8 itu adalah menyiapkan kolam disinfektan untuk sterilisasi ban kendaraan roda empat, roda dua, maupun alat mobilitas lainnya di pintu masuk utama Bali Safari Park.

“Semua kendaraan seperti mobil dan skuter maupun alat mobilitas lainnya melewati kolam disinfektan, seperti yang sudah dilihat (NusaBali.com) pagi ini,” jelas Driessen.

Kemudian, setiap kendaraan dari para supplier baik itu truk maupun van yang masuk ke wilayah taman konservasi yang didirikan di tahun 2007 itu, wajib disemprot disinfektan. Selain mensterilkan kendaraan, sang pengemudi juga dicek kelengkapannya sebelum diizinkan memasuki area gudang supplier.

Mengingat potensi tinggi kontaminasi PMK itu dibawa oleh para pegawai yang berasal dari Kabupaten Gianyar, khusus penduduk sekitar area Bali Safari Park, Driessen mengungkapkan bahwa manajemennya sudah mengumpulkan para pegawai yang sebagian besar dari warga sekitar untuk menyosialisasikan tentang bahaya PMK. Ia juga menambahkan betapa pentingnya pencegahan tersebut tidak hanya dilakukan di area taman satwa tetapi juga di rumah masing-masing.

“Kami juga menyosialisasikan semua pegawai tentang bahaya kontaminasi PMK sekitar tiga minggu lalu, yang mana pegawai kami yang kebanyakan berasal dari penduduk sekitar, untuk berhati-hati di tidak saja  taman satwa tetapi juga di rumah dan juga diharapkan turut menginformasikan keluarga mereka dan masyarakat (tentang bahaya PMK),” kata Driessen.

Selain hal-hal di dalam taman satwa, hal lain yang juga menjadi perhatian Driessen adalah taman satwa yang dipimpinnya itu memiliki saluran air Subak yang berasal dari luar masuk ke area taman satwa.

Oleh karena itu, satwa yang biasanya dengan leluasa meminum air dari saluran tersebut dialihkan salurannya dan para satwa pun dihentikan untuk mengonsumsi air dari saluran tersebut karena dikhawatirkan air dari saluran Subak itu sudah terkontaminasi.

“Kami memiliki saluran air Subak yang berasal dari luar masuk ke taman satwa, sehingga saluran tersebut dialihkan dan satwa tidak boleh mengonsumsi air tersebut lagi yang dikhawatirkan sudah terkontaminasi,” ujar Driessen.

Selanjutnya, langkah terakhir yang dilakukan pihak Bali Safari Park adalah menyiapkan keset sanitasi bagi pengunjung terutama di area berisiko, seperti di sekitar area pengadangan satwa. Sedangkan di depan area tersebut, para pengunjung dikondisikan untuk memasuki bus sehingga tidak ada kontak langsung antara satwa dengan pengunjung.

“Kami punya keset sanitasi di back-of-house area karena di wilayah itu terdapat tempat pengadangan satwa, di depan area itu kebanyakan, seperti yang Anda tahu, Anda langsung masuk ke bus sehingga tidak ada kontak langsung dengan satwa,” jelas Driessen.

Pucuk pimpinan di Bali Safari Park itu pun percaya diri bahwa apa yang sudah dilakukan pihaknya berada pada tingkatan sangat siap dan sejauh ini, kata Driessen, belum ada indikasi satwa ruminansia berkaki belah terjangkit PMK.

“Saya rasa pada tingkat ini, kami sudah dalam kondisi sangat siap dan sampai saat ini tidak ada indikasi PMK sama sekali, setidaknya di wilayah taman satwa ini, sehingga kami lanjutkan pencegahannya sebagaimana sudah dilakukan,” pungkas Driessen. *rat

Komentar