nusabali

Macam Penyakit Penyebab Kematian saat Tidur

  • www.nusabali.com-macam-penyakit-penyebab-kematian-saat-tidur

Terjadinya kematian saat tidur sering menjadi misteri. Apalagi pada orang yang terlihat sehat dan orang tua.

Biasanya orang tua dan mereka yang sakit kurang mendapat perhatian tentang penyebab kematian saat tidur. Mengutip Health Grades, sebenarnya selalu ada penyebab spesifik kematian saat tidur. Beberapa orang menghadapi kematian ketika tidur karena sleep apnea, yang lain karena serangan jantung.

Terdapat banyak penyakit yang bisa menjadi penyebab kematian saat tidur, yaitu:
* Gangguan jantung
Sebagaimana dilansir kompas.com dari Health Grades, Senin (25/7/2022), gangguan jantung sudah sering kali menjadi penyebab penyakit kematian saat tidur, yang tiba-tiba dan tidak terduga baik di siang maupun malam hari. Baik orang tua maupun muda dapat meninggal karena gangguan jantung. Menurut American Academy of Pediatrics, kematian jantung mendadak (baik saat tidur atau di siang hari) adalah penyebab utama kematian atlet muda.

 Aritmia irama jantung yang tidak normal, yang disebut aritmia, adalah penyebab paling umum dari kematian mendadak. Aritmia yang mematikan termasuk fibrilasi ventrikel. Fibrilasi ventrikel adalah suatu kondisi di mana bilik bawah jantung bergetar, bukannya memompa darah kaya oksigen secara efektif. Selain itu, takikardia ventrikel, yaitu detak jantung yang cepat dan tidak normal. Dalam beberapa kasus kematian saat tidur, individu yang mengalaminya mungkin memiliki kondisi jantung yang tidak terdiagnosis. Ini meningkatkan kerentanannya untuk meninggal karena irama jantung yang tidak normal. Serangan jantung juga dapat menjadi penyakit penyebab kematian ketika tidur. Selama serangan jantung, otot jantung tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Dalam kondisi ini bagian dari otot jantung menjadi rusak atau mati. Jantung menjadi tidak mampu memompa darah dan oksigen secara efektif ke seluruh tubuh.

Mengutip Verywell Health, jika darah tidak dapat diedarkan, sistem tubuh yang lain dengan cepat gagal dan kematian terjadi. Henti jantung adalah ketika jantung tiba-tiba berhenti berdetak, yang dapat menyebabkan kematian dalam hitungan menit.

Henti jantung adalah hilangnya kemampuan jantung untuk memompa darah dan menjalankan fungsinya secara tiba-tiba. Henti jantung akan berakibat kematian jika tidak mendapatkan pertolongan medis selama beberapa menit. Penderita masih bisa selamat apabila segera diberikan bantuan medis sesaat setelah merasakan gejala henti jantung
Pastikan mewaspadai gejala henti jantung yang akan berakibat kematian jika tidak segera diberikan bantuan medis. Dilansir dari Mayo Clinic, tanda henti jantung di antaranya: mendadak tubuh ambruk, detak jantung tidak terdeteksi, tidak bernapas dan hilang kesadaran.

Gagal jantung kongestif. Dilansir dari Verywell Health, dalam kompas.com, gagal jantung kongestif kronis (CHF) juga dapat secara bertahap menyebabkan gagal jantung. Gagal jantung sisi kiri dengan cepat berdampak pada sisi kanan jantung, menyebabkan akumulasi cairan di paru-paru, dan pembengkakan di telapak serta tungkai kaki yang disebut edema perifer. Kondisi ini ditandai dengan sesak napas, terutama saat berbaring. Jika jantung mengalami kelebihan volume, kemampuannya untuk mengedarkan darah mungkin berhenti. Saat itulah gagal jantung kongerstif dapat menjadi penyakit penyebab kematian saat tidur. Kondisi stroke. Jantung dapat mempengaruhi sistem lain yang mengandalkan kemampuannya untuk mengedarkan darah. Terutama, dalam Verywell Health dijelaskan, irama jantung yang tidak teratur dapat menciptakan gumpalan darah di otak dan menyebabkan stroke. Tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat meningkatkan risiko stroke. Jika stroke berdampak pada batang otak, maka pernapasan, kemampuan membuka mata, kontrol otot, dan kesadaran dapat terganggu. Jika serangan stroke itu tidak diketahui, akibat fatal bisa terjadi, yaitu stroke menjadi penyakit penyebab kamatian saat tidur.

* Gangguan pernapasan
Mengutip Verywell Health, paru-paru melengkapi fungsi jantung seperti sebuah tim. Jika satu organ gagal secara akut, yang lain mungkin akan mengikuti dalam waktu singkat. Penyakit paru-paru sering kali kronis yang dampaknya dapat berkembang lebih lambat. Namun, ketika ambang kritis tercapai tiba-tiba, kematian saat tidur dapat terjadi. Pada tingkat yang paling dasar, paru-paru bertanggung jawab untuk pertukaran oksigen dan karbon dioksida dengan lingkungan. Ketika mereka tidak berfungsi dengan baik, kadar oksigen turun, kadar karbon dioksida meningkat, dan perubahan berbahaya dalam keseimbangan asam-basa tubuh dapat terjadi. Gagal napas dapat terjadi karena penyakit degeneratif kronis.

Penyakit paru-paru yang dapat menjadi penyebab gagal napas adalah penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), cystic fibrosis, empisema, kanker paru-paru, radang paru-paru, emboli paru (bekuan pada paru-paru), fibrosis paru, status asma.

Ketika kematian mendekat perlahan, pola khas pernapasan Cheyne-Stokes terjadi. Kondisi tersebut sering ditemukan pada gagal jantung, penggunaan obat-obatan narkotik, dan cedera pada batang otak. Ini dapat mengindikasikan penghentian pernapasan dan kematian saat tidur bisa segera terjadi.

* Gangguan tidur
Mengutip Verywell Health, beberapa gangguan tidur dapat menjadi penyakit penyebab kematian saat tidur. Sleep apnea obstruktif dapat memperburuk kondisi medis lain yang pada akhirnya dapat berakibat fatal, termasuk: stroke, serangan jantung, gagal jantung, aritmia. Semuanya itu dapat menyebabkan kematian saat tidur dengan mendadak. Ada kemungkinan terjadi kematian saat tidur, karena perilaku tidur yang disebut parasomnia.

Parasomnia adalah sekumpulan gejala tidak menyenangkan yang terjadi saat hendak tidur, sudah terlelap, atau terbangun dari tidur. Berjalan dalam tidur dapat membawa seseorang ke dalam situasi berbahaya, termasuk jatuh dari jendela lantai atas, kapal pesiar, atau berkeliaran di jalan menuju lalu lintas. Peristiwa itu bisa disebut ‘bunuh diri semu’, yang menggambarkan kematian di antara orang-orang dengan cedera berjalan dalam tidur yang meninggal tanpa depresi atau ide bunuh diri yang diketahui. Gangguan perilaku tidur REM dapat menyebabkan orang jatuh dari tempat tidur dan mengalami trauma kepala saat tidur. Hal tersebut kemudian dapat menjadi penyakit penyebab kematian saat tidur, karena  pendarahan internal yang dengan cepat terbukti mematikan.

Insomnia merupakan gangguan tidur yang terjadi ketika seseorang mengalami sulit tidur. Insomnia yang dibiarkan berlangsung lama tanpa ditangani secara benar dapat menjadi penyakit penyebab kematian saat tidur. Gangguan tidur kronis ini dapat meningkatkan kematian secara keseluruhan setelah bertahun-tahun kurang tidur.

* Diabetes
Mengutip Health Grades dari kompas.com, diabetes tipe 1 meningkatkan risiko kematian saat tidur secara mendadak yang tidak dapat dijelaskan. Kondisi tersebut sering kali terjadi pada malam hari, pada orang muda yang sehat. Istilah ‘mati di tempat tidur’ telah dipakai untuk menggambarkan sindrom ini dan menyumbang sekitar 6 persen dari semua kematian orang di bawah usia 40 tahun yang menderita diabetes tipe 1. Mekanisme pasti kematian pada malam hari pada penderita diabetes tidak sepenuhnya dipahami. Dalam beberapa kasus, hipoglikemia berat (gula darah rendah) dapat menjadi penyakit penyebab kematian saat tidur. Diabetes juga berhubungan dengan penyakit jantung, jadi ada kemungkinan beberapa kematian terkait diabetes saat tidur disebabkan oleh irama jantung yang tidak normal.

* Epilepsi
Mengutip Epilepsy Foundation, dilansir dari kompas.com, epilepsi dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian saat tidur. Setiap tahun lebih dari 1 dari 1.000 orang dengan epilepsi meninggal akibat kematian mendadak yang tidak terduga kejang kambuh. Peristiwa itu dikenal dengan sebutan SUDEP (Sudden Unexpected Death in Epilepsy)., kematian mendadak pada epilepsi yang tidak sepenuhnya dipahami. Mereka dengan epilepsi yang tidak terkontrol memiliki risiko lebih besar untuk meninggal akibat SUDEP. Orang dengan epilepsi dapat mengurangi risiko kematian akibat SUDEP dengan menjaga kondisi mereka tetap terkendali. Berkonsultasi dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan adalah cara untuk mendapatkan rencana perawatan yang efektif. Kemudian, ikuti minum obat sesuai resep.*

Komentar