nusabali

Bengkel Jadi Lokasi Pengembangan Mina Padi

  • www.nusabali.com-bengkel-jadi-lokasi-pengembangan-mina-padi

SINGARAJA, NusaBali
Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Buleleng, menjadi desa sasaran program mina padi dari Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Buleleng tahun 2022.

Program yang sebelumnya telah diterapkan di beberapa desa lain ini, dinilai berhasil mendongkrak hasil panen kelompok petani.

Selain itu, mereka juga bisa memanfaatkan ikan nila sebagai komoditas ekonomi tambahan atau untuk konsumsi di lingkup rumah tangga. Dalam program ini, sekitar 15.000 bibit ikan nila telah ditebar pada 40 are sawah kelompok Petani Tirta Amerta, di Subak Umadesa, Desa Bengkel, Busungbiu. Penebaran bibit ikan pada dua bulan yang lalu itu juga dibarengi dengan pendederan 50.000 ikan nila. "Subak tersebut dipilih menjadi lokasi karena memiliki sistem perairan atau irigasi yang bagus," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Buleleng Gede Putra Aryana, Selasa (26/7).

"Kami berharap dengan program mina padi, ketika harga panen jatuh, minimal ada swasembada pangan di tengah keluarga mereka. Harapan kami itu juga menjadi penunjang ekonomi keluarga melalui kelompok-kelompok pembudidaya dengan bibit ikan nila yang kami tebar di sana," kata dia.

Arya menyebutkan, program mina padi dinilai mampu mengerek hasil panen. Dia mencontohkan, sawah seluas 50 are di Desa Subuk, Kecamatan Busungbiu, yang mengembangkan mina padi pada tahun 2021 lalu, saat panen bisa menghasilkan sekitar 10 kwintal gabah. Sementara sebelum mengembangkan mina padi saat panen hanya menghasilkan sekitar 8 kwintal gabah. "Padahal lahan 50 are sudah dibagi untuk kolam ikan nila. Namun hasil panen bisa bertambah Penyebabnya kesuburan sawah menjadi bertambah dengan kotoran ikan nila," ungkap Arya.

Kata Arya, ikan nilai pada program mina padi di Desa Bengkel bisa mulai dipanen lima bulan setelah bibit ditebar. Dirinya juga berharap, kelompok petani dan pembudidaya bisa bekerja sama dengan Pemerintah Desa setempat untuk memasarkan ikan hasil panen melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Ikan tersebut bisa dijual ke masyarakat dalam kemasan beku atau frozen. "Masyarakat bisa mengonsumsi ikannya dengan harga bersaing. Mungkin jika di pasar ikan nilai dijual dengan harga Rp 28.000 perkilogram, BUMDes bisa menjualnya dengan harga Rp 22.000 perkilogram. Atau paling tidak kelompoknya bisa mengonsumsi sendiri ikan tersebut tanpa perlu membeli," kata dia.

Sejauh ini, program pengembangan mina padi dipandang berhasil seperti dua desa yang telah memulai program ini yakni Desa Panji, Kecamatan Sukasada dan Desa Subuk, Kecamatan Busungbiu. "Kami berencana menambah desa lain dalam program ini. Namun karena keterbatasan anggaran belum bisa menyentuh seluruh desa. Kami lakukan bertahap menyasar desa yang memiliki potensi," tutupnya. *mz

Komentar