nusabali

Megawati Wanti-wanti RI Jangan Seperti Sri Lanka

Buka Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan Tahun 2022

  • www.nusabali.com-megawati-wanti-wanti-ri-jangan-seperti-sri-lanka

Megawati berpesan, para peserta KKN mampu menjaga keragaman dan menyerukan langkah agar Indonesia dapat menghindari ancaman krisis pangan seperti di Sri Lanka.

JAKARTA, NusaBali

Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Prof Dr (HC) Megawati Soekarnoputri, membuka program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan Tahun 2022 yang dipusatkan di Universitas Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu kemarin. Dalam pidatonya, Megawati berpesan kepada para peserta KKN mampu menjaga keragaman dan menyerukan langkah agar Indonesia dapat menghindari ancaman krisis pangan seperti di Sri Lanka.

“Saya titipkan untuk anak-anakku, yang menjadi peserta KKN Kebangsaan Tahun 2022; rawatlah keberagaman Indonesia,” kata Megawati dalam video yang diputarkan di acara pembukaan, Minggu (17/7/2022).

“Kalian akan melihat, kalau kalian terjun ke lapangan langsung, betapa sebenarnya masyarakat itu selalu bergotong royong. Jagalah persatuan Indonesia, dan jadilah bagian untuk selalu memajukan bangsa Indonesia, serta ikutlah menjadi solusi dalam menyelesaikan berbagai ancaman kebangsaan kita,” kata Megawati.

Megawati berharap para peserta KKN dapat berkaca dari kasus gagalnya Sri Lanka dan dunia yang terancam krisis pangan serta resesi dipicu masalah inflasi. Megawati mendorong semua pihak harus bersama-sama menyusun langkah segera agar Indonesia terhindar dari krisis.

“Kita sama-sama berharap Indonesia terhindar dari ancaman krisis pangan yang menghantui dunia, yang harus segera kita antisipasi dari saat ini, agar hal itu tidak terjadi,” ujar Megawati seperti dilansir detikcom.

Ketua Dewan Pengarah BRIN ini melanjutkan, seperti sudah pernah diingatkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), ancaman krisis tersebut bakal terjadi kurang lebih mulai tahun ini. Menurutnya, sejumlah negara mulai dinyatakan gagal imbas perekonomiannya ambruk seperti Sri Lanka.

Tatkala kondisi ekonomi itu hancur, kata Megawati, tentunya persoalan utama yang muncul adalah terkait pangan. Dengan demikian, dia menekankan pentingnya Indonesia memperkuat kedaulatan pangan.

“Pangan, itu menjadi sebuah pertanyaan besar. Dan sekiranya akan terjadi, walau tentu kita berharap hal itu tidak terjadi, sehingga dengan demikian kita sendiri harus mulai berpikir pada saat sekarang ini untuk bagaimana kita bisa menjalankan dan menghasilkan kedaulatan pangan Indonesia itu,” tandas Megawati.

Menurut Megawati, peran perguruan tinggi cukup penting dalam menciptakan kemandirian pangan. Dia lantas mendorong perguruan tinggi, termasuk para peserta KKN, harus menaruh perhatian besar terhadap penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui riset dan inovasi di bidang pangan.

Megawati memandang Indonesia begitu kaya dan menghasilkan sumber pangan yang sangat beragam. Dengan demikian, menurutnya, seharusnya sumber pangan itu dapat diolah melalui sebuah kerja yang selalu tersinergi dari hulu ke hilir, didukung riset sumber-sumber benih, pengembangan kemampuan produksi dan pengolahan hasil pangan, serta sistem distribusi yang berkeadilan.

“Maka Indonesia bisa hadir sebagai lumbung pangan dunia,” tegas Megawati. Megawati menilai Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan bahan pangan utama selain beras. Dia menyebutkan ada bahan pangan lainnya seperti singkong, jagung, sorgum, umbi-umbian, pisang, dan porang.

“Dua tahun yang lalu sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan, saya telah memberikan instruksi, kepada seluruh jajaran eksekutif kami, yaitu yang disebut program menanam 10 tanaman pendamping beras, yaitu hanjali atau jali-jali, jagung, pisang, porang, sagu, singkong, sorgum, sukun, talas, ubi jalar,” ujarnya.

Megawati lalu menjelaskan saat ini porsi konsumsi nasi oleh masyarakat mencapai 60 persen. Diprediksi, pada 2045, Indonesia memerlukan hampir 319 juta ton beras. Angka itu sangat besar, dan jadi tantangan karena kendala seperti alih fungsi lahan pertanian, krisis iklim, kekeringan, gagal panen, hingga ketidakpastian pandemi.

Sementara itu, dia memaparkan data produksi beras pada masa pandemi pada 2020 hanya mencapai 31,33 juta ton, dan pada 2021 sebanyak 31,69 juta ton. Dengan demikian, Megawati menyebut ide makanan pendamping beras menjadi penting.

“Saya yakin, dengan kesadaran kita bersama, ditambah sosialisasi yang harus gencar, masif, akan pentingnya mengembangkan dan mengkonsumsi bahan pangan selain beras sebagai bahan pangan pokok masyarakat Indonesia, ancaman krisis pangan itu sekiranya dapat kita minimalisir, atau tentu yang kita sangat berkeinginan tidak sampai terjadi,” tuturnya.

Megawati mengatakan perlu kesadaran dan kerja gotong royong dalam mengembangkan food estate. Diperlukan peran para pengambil kebijakan, masyarakat, dan termasuk pentingnya peran mahasiswa-mahasiswi.

“Generasi muda, untuk menjadikan pangan sebagai sumber daya strategis yang menentukan mati-hidupnya suatu bangsa,” katanya.

Megawati mengapresiasi program KKN Kebangsaan sehingga mahasiswa berpengalaman langsung terkait pengabdian ke masyarakat. Namun, itu dinilainya tak cukup. Baginya, mahasiswa dan pihak kampus harus mendorong dirinya terlibat dalam penguasaan iptek, riset, dan inovasi.

“Itulah sebagai hulu kemandirian pangan. Tanpa itu, semua tidak akan terjadi,” katanya. Untuk diketahui, kegiatan KKN Bersama diikuti mahasiswa dari 73 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Secara total ada 2.331 mahasiswa terlibat, yang akan ditempatkan di 100 desa di seluruh wilayah di Kalteng.

Usai membuka KKN Kebangsaan ke-10 tahun 2022, Megawati juga mencanangkan pembangunan Gedung Bung Karno dan Patung Bung Karno sebagai ikon Universitas Palangkaraya.

Dia juga mencanangkan pembangunan Laboratorium Alam Hutan Gambut Universitas Palangkaraya seluas 50.000 hektare sebagai Pusat Riset Gambut Internasional. “Saya yakin, apa yang kita lakukan hari ini akan bermanfaat untuk Indonesia di masa depan,” kata Megawati. *k22

Komentar