nusabali

Kader PDIP Harus Taat Asas Soal Capres

  • www.nusabali.com-kader-pdip-harus-taat-asas-soal-capres

JAKARTA, NusaBali
Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto meminta pengurus dan kader partai agar tidak terpengaruh mengenai calon presiden dan wakil presiden (capres/cawapres) yang saat ini bermunculan.

Sebab, capres/cawapres dari PDIP akan diputuskan oleh Ketum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri. Oleh karena itu, kader PDIP harus taat asas soal capres/cawapres.

Hal tersebut disampaikan Hasto saat hadir di Rapat Tiga Pilar Partai PDIP Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam rangka menindaklanjuti hasil Rakernas II, Minggu (17/7/2022). Hadir pula Ketua DPD PDIP Kalteng Arton Dohong dan Sekretarisnya Sigit K Yunianto, Gubernur Kalteng yang merupakan kader PDIP Sugianto Sabran, serta dua anggota DPR RI Dapil Kalteng Agustiar Sabran serta Willy M Yoseph.

“Kader PDIP harus taat asas. Ibu Mega mempertimbangkan yang terbaik bagi bangsa dan negara, mencari pemimpin yang betul-betul mengakar pada rakyat, dipimpin oleh ideologi Pancasila sehingga bisa menentukan arah masa depan. Itu yang dicari Bu Mega,” imbuh Hasto dalam keterangan tertulisnya.

Menurut Hasto, Megawati mencari seorang sosok pemimpin yang kuat secara ideologis. Kemudian pernah berkeliling ke seluruh Indonesia dan benar-benar mengenal rakyatnya. Dengan berkeliling Indonesia, dia memahami kondisi Indonesia dengan keragaman budaya, sumber daya alam hingga kondisi geografisnya yang dikelilingi lautan.

Megawati juga mencari sosok pemimpin yang bisa menyelesaikan masalah rakyat dan membangun masa depan. Oleh karena itu, PDIP lebih memilih bergerak ke bawah daripada berwacana. Lalu tidak perlu ikut menanggapi apa yang dilakukan pihak lain.

“Ada satu partai yang elektoralnya turun, kemudian mencoba memunculkan kader partai lain, bahkan mencalonkan sosok yang seharusnya netral dalam politik. Hal-hal seperti ini biarkan rakyat yang menjadi hakim politik,” tegas Hasto.

Hasto meminta pengurus dan kader partai se-Indonesia belajar dari semangat perjuangan Proklamator RI Bung Karno dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam menghadapi Pemilu 2024.

Dijelaskan Hasto, PDIP dulu kerap dianggap partai yang selalu dikerdilkan, partai yang hanya dijadikan aksesoris demokrasi. Tapi Megawati belajar dari Bung Karno, bahwa semuanya harus berangkat dari sebuah ide. Ide gagasan itu menciptakan suatu spirit juang.

“Spirit juang ini akan menciptakan tekad dan tindakan. Menciptakan tindakan nasional. Ini yang kita pelajari dari Bung Karno dan Bu Mega. Bu Mega juga berangkat dari ide. Jadi, ini ide yang sepertinya tak mungkin dijalankan saat itu,” ucap Hasto.

Megawati bergerilya melantik korcam-korcam bagaikan mendirikan tower-tower telekomunikasi yang memancarkan sinyal dan terjadi koneksitas antara pemimpin dan rakyat. Di mana tower-tower itu adalah pengurus cabang PAC sebagai koordinator kecamatan. Megawati juga berkeliling ke seluruh Indonesia, sama dengan hal yang dilakukan oleh Bung Karno, berkeliling Indonesia.

Bahkan sampai dimasukkan penjara karena Bung Karno mendengungkan Indonesia merdeka sehingga ditakuti oleh kolonial Belanda. “Maka skala prioritas kita adalah tiada hari tanpa konsolidasi, tanpa turun ke bawah, tiada hari tanpa pergerakan ke rakyat. Kita lakukan pergerakan kepada pemilih khususnya kepada perempuan dan anak muda,” papar Hasto. *k22

Komentar