nusabali

Teliti Persalinan Bayi dengan Metode Lotus Birth, Dokter Caput Raih Gelar Doktor

  • www.nusabali.com-teliti-persalinan-bayi-dengan-metode-lotus-birth-dokter-caput-raih-gelar-doktor

SINGARAJA, NusaBali
Berkat penelitian tentang persalinan bayi dengan metode lotus birth, dr Ketut Putra Sedana atau yang akrab disapa Dokter Caput berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Pendidikan dari Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja.

Dokter Caput berhasil mempertahankan disertasinya dengan judul ‘Persalinan Bayi Memakai Metode Lotus Birth dan Praktik Pengasuhannya’, dalam ujian terbuka promosi doktor, Jumat (15/7) di Gedung Pascasarjana Undiksha, Kota Singaraja.

Lotus birth sendiri merupakan metode persalinan yang membiarkan tali pusat bayi terlepas dengan sendirinya sehingga plasenta tidak langsung lepas dari tubuh bayi setelah kelahiran. "Metode persalinan lotus birth masih belum lazim dilakukan di Indonesia, termasuk di Bali. Hanya beberapa klinik yang menerapkan metode persalinan ini. Saat ini masih banyak pro dan kontra terkait metode persalinan ini," sebut dr Caput.

Menurut Dokter Caput, pro dan kontra dalam metode persalinan lotus birth merupakan hal yang biasa sebagaimana tesa-antitesa dalam tradisi keilmuan. "Tanpa menganggap lotus birth sebagai metode persalinan paling presisi, penelitian ini justru diniatkan sebagai turning point sehingga kadar presisi lotus birth semakin bisa diuji dari berbagai sudut pandang yang jernih," bebernya.

Dokter Caput menambahkan, penelitian ini bermaksud untuk menguji metode persalinan lotus birth serta pengasuhannya dari sejumlah aspek. Kata dia, praktik persalinan dengan metode ini sudah banyak dilakukan di sejumlah negara seperti AS, Tibet, China Taipei. Hal itu menunjukkan bahwa metode persalinan ini diyakini memberikan efek positif yang lebih tinggi.

Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Udayana tahun 1995 ini dalam paparannya menyampaikan, penelitiannya menggunakan metode pendekatan kualitatif. Kajian pemilihan metode persalinan lotus birth di kalangan para ibu dilakukan secara sosiologi-antropologi kesehatan. Sedangkan kajian praktik pengasuhan bayi yang lahir melalui metode lotus birth dilakukan secara sosiologi-antropologi pendidikan.

Dalam penelitian ini, dr Caput mengambil subjek penelitian bayi yang dilahirkan secara lotus birth di Klinik Bersalin Permata Bunda Singaraja sejak Januari 2012 hungga Desamber 2019. Dalam rentang waktu 8 tahun itu, ada sebanyak 37 ibu yang melakukan persalinan dengan metode lotus birth dengan bayi yang lahir sebanyak 53 orang.

"Hasilnya, semua ibu yang melahirkan dengan metode lotus birth menilai persalinan dengan metode ini lebih bermanfaat bagi bayi dan akan memilih melahirkan bayi dengan metode ini untuk persalinan kehamilan berikutnya. Kemudian tidak terjadi hal yang dikhawatirkan pada lotus birth dari segi kontroversinya, misalkan infeksi," ungkap dr Caput.

Sementara itu, Direktur Pascasarjana Undiksha, I Gusti Putu Suharta menilai, topik kajian disertasi dr Caput cukup menarik karena mencoba mengaitkan metode melahirkan dengan pendidikan karakter. "Dari berbagai kasus yang dikaji ternyata dengan metode persalinan locus birth memberikan kecenderungan anak yang dilahirkan memiliki karakter yang baik," sebutnya.

Hal ini, kata Gusti Suharta, bisa menambah referensi gambaran proses pendidikan bagi masyarakat secara umum dalam memilih metode kelahiran dengan mempertimbangkan karakter anak ke depan.

Pihaknya pun mengapresiasi dr Caput yang di tengah kesibukannya maish bisa mengalokasikan waktu untuk melakukan studi lanjut program doktoral. "Ini tentunya menginspirasi yang lain, khususnya anak muda agar terus belajar meningkatkan kualifikasi dan sumberdaya masing-masing," puji Gusti Suharta. *mzk

Komentar