nusabali

Okupansi Hotel Diprediksi Melonjak Bulan Agustus

  • www.nusabali.com-okupansi-hotel-diprediksi-melonjak-bulan-agustus

SINGARAJA, NusaBali
Kondisi pariwisata di Buleleng berangsur pulih dan sudah mulai membaik seiring melandainya kasus Covid-19.

Berdasarkan data Perhimpuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Buleleng, pada Juli 2022 ini, tingkat hunian hotel yang ada di Buleleng sudah mengalami peningkatan.

Adapun sebarannya, yakni untuk bagian Buleleng selatan tingkat huniannya mencapai kisaran 50 persen. Kemudian wilayah timur di angka 30 persen hingga 40 persen. Lalu untuk wilayah barat kini mencapai 40 persen. Sedangkan bagian tengah masih di kisaran angka 10 persen.

Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) PHRI Buleleng, Dewa Ketut Suardipa mengatakan, beberapa bulan ke depan, khususnya di bulan Agustus nanti, PHRI Buleleng pun memprediksi akan ada peningkatan mencapai 40 persen hingga 50 persen. Terlebih akan ada acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di kawasan Nusa Dua, Badung pada bulan November 2022 nanti.

Meski begitu diakui Dewa Surdipa, hotel-hotel yang menjadi sasaran wisatawan hanya hotel berbintang. Hal ini karena hotel tersebut telah membuat promosi maupun perbaikan fasilitas, sehingga hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang datang.

"Wisatawan yang menginap yang paling dominan dari Eropa, yakni dari Jerman, Belanda dan Prancis. Jadi baru tingkat hunian di hotel besar saja, kalau hotel kecil masih sangat sedikit. Diharapkan hotel-hotel ini yang harus aktif dan inovatif untuk bisa menjaring wisatawan yang mau datang," kata Dewa Suardipa, belum lama ini.

Dewa Suardipa berharap, dengan mulainya ada perbaikan di sektor pariwisata, agar nantinya tidak ada lagi kebijakan yang berpengaruh terhadap kunjungan. Sebab diakui Dewa Suardipa, pariwisata tidak berpengaruh pada pelaku wisata saja, melainkan pekerja yang ikut mendapat imbas.

"Ini efeknya ke semua. Tukang ojek, warung-warung, nelayan, bahkan petani juga bisa (terkena imbas akibat kebijakan). Pariwisata di Bali masih menjadi primadona. Saya berharap, yabmudah-mudahan kedepan terus bisa membaik. Ini untuk kemajuan pariwisata," ujar Dewa Suardipa.

Hanya saja hambatan yang menjadi kendala wisatawan ke Bali maupun Buleleng, karena ada krisis ekonomi dunia. Selain itu, masih ada negara yang tidak mewajibkan vaksin bagi warga negaranya. Hal ini otomatis berpengaruh, karena kebijakan di Indonesia harus mewajibkan para wisatawan datang lengkap vaksin. "Kalau di sini hotel sudah tertib. Dan pekerja sudah divaksin lengkap," pungkas Dewa Suardipa.  *mz

Komentar