nusabali

Pemasaran Masih Jadi Kendala Petani Buleleng

  • www.nusabali.com-pemasaran-masih-jadi-kendala-petani-buleleng

SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah produk pertanian yang menjadi kebutuhan pokok sehari-hari seperti bawang merah, cabai, mengalami lonjakan harga.

Hanya saja lonjakan harga tersebut belum dapat dirasakan kenaikannya oleh petani sebagai produsen.  Petani selama ini masih kesulitan memasarkan hasil panen mereka dan sering terjebak dengan permainan harga tengkulak. Hal itu diungkapkan Ketua Majelis Subak dan Subak Abian Kabupaten Buleleng Ketut Astawa, saat Focus Group Discussion (FGD) membedah pertanian Bali Utara, Sabtu (2/7) di kawasan Pantai Indah, Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng.

Astawa mengatakan persoalan klasik yang dihadapi petani seluruh Buleleng masih di bidang pemasaran hasil pertanian. “Di musim hujan berkepanjangan kami mengalami gagal panen. Kenaikan harga akibat produksi sedikit belum dirasakan petani. Bawang merah misalnya, harga di pasar sudah lima puluh lima ribu, tetapi tengkulak ambil di petani masih di harga dua puluh lima ribu sampai tiga puluh ribu. Petani masih tetap rugi,” ucap Astawa petani asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan Buleleng.

Pengusaha Tani I Dewa Nyoman Budiasa salah satu pembicara dalam FGD tersebut mengatakan, hal mendasar untuk mengatasi masalah pertanian secara nasional, harus ada reformasi kebijakan. Pemerintah Indonesia jika menginginkan pertaniannya maju harus berkiblat dari negara-negara maju.

“Stabilitas negara ditentukan oleh ketahanan pangan. Sehingga saat menghadapi situasi apapun negara tetap stabil. Harus ada kebijakan pemerintah tentang pertanian yang memihak, melindungi petani dan juga pengusaha pertanian. Landasan hukumnya diperkuat bila perlu ada pola punishment dan reward di dalamnya,” ucap Budiasa.

Menurutnya pemerintah juga perlu menganggarkan dana lebih untuk sektor pertanian. Sehingga program pembinaan dan pemberdayaan lahan dan SDM pertanian dapat dilakukan dengan maksimal. Khusus di bidang hilisasi pertanian, juga wajib ada sinergi tripartit antara petani, pengusaha dan pemerintah. Sinergi ini akan memutus rantai pemasaran dan menghindari permainan harga oleh tengkulak-tengkulak.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng I Made Sumiarta, sejumlah kendala yang dihadapi petani di Buleleng sedang dicarikan solusi. Pemerintah saat ini sedang menyusun program hilirisasi produk pertanian dengan mendirikan lembaga bersama satu pintu. Lembaga ini dipolakan dapat menyerap seluruh hasil panen petani dan menjadi distributor langsung.

“Program kelembagaan bersama masih untuk buah-buahan. Nanti akan ada FGD lagi dengan petani lembaga ekonomi desa seperti koperasi tani, BUMDes yang bisa membeli produk pertanian. Sudah ada off taker juga yang siap fasilitasi melalui FGD ini,” ungkap Sumiarta. *k23

Komentar