nusabali

602 Lulusan SD di Buleleng Tak Terdaftar di SMP

  • www.nusabali.com-602-lulusan-sd-di-buleleng-tak-terdaftar-di-smp

SINGARAJA, NusaBali
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) melakukan evaluasi usai waktu pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di jenjang SMP ditutup.

Sebanyak 602 orang siswa tamatan SD ditemukan tidak terdaftar di SMP di Buleleng. Kepala Disdikpora Buleleng Made Astika mengatakan jumlah lulusan siswa SD tahun ini yang akan melanjutkan ke jenjang SMP berjumlah 12.238 orang. Namun yang sudah terdaftar dalam sistem PPDB SMP di Buleleng baru mencapai 11.636 orang.

“Kami menemukan selisih data lulusan siswa dengan data PPDB sebanyak 602 orang. Nanti setelah pendaftaran ulang, baru kita akan tahu kemana anak ini melamar atau memang tidak melanjutkan,” ucap Astika.

Namun jumlah yang sudah terdaftar, siswa yang melamar di sekolah negeri. Astika menjelaskan, siswa yang melamar di sekolah swasta belum terdeteksi. Termasuk yang melanjutkan di madrasah dalam dan luar Buleleng.

“Kami meyakini anak-anak ini ada yang terserap di swasta dan ada juga yang melanjutkan keluar Buleleng. Karena belakangan ini juga banyak orangtua yang mencari surat mutasi melanjutkan pendidikan ke luar daerah,” imbuh dia.

Sementara itu untuk serapan lulusan SD di jenjang SMP Negeri hampir tidak ada kendala. Jumlah pelamar yang melebihi kuota cukup banyak hanya terjadi di dua sekolah. Keduanya yakni SMPN 4 Singaraja dan SMPN 4 Sukasada.

SMPN 4 Singaraja yang berlokasi di Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, Buleleng mendapat kelebihan calon siswa sebanyak 60 orang dari jumlah rombel standar. Jumlah peserta didik dalam satu rombel masih bisa dioptimalisasi menjadi jumlah maksimal namun masih menyisakan 20 orang calon siswa.

“Nanti yang 20 ini akan kami koordinasikan kembali ke SMP terdekat yakni SMPN 6 Singaraja, kalau disana masih memungkinkan untuk ditambah,” kata Astika.

Sedangkan di SMPN 4 Sukasada, sekolah kecil yang biasanya menerima 5 rombel tahun ini mendapat kelebihan 40 orang calon siswa. Sehingga Disdikpora membijaksanai sekolah untuk membuka satu kelas lagi. Hanya saja dengan penambahan satu kelas, SMPN 4 Sukasada kekurangan ruang kelas, sehingga harus diterapkan double shift. *k23

Komentar