nusabali

374 Lulusan SD di Tabanan Belum Dapat Sekolah

  • www.nusabali.com-374-lulusan-sd-di-tabanan-belum-dapat-sekolah

Dinas Pendidikan Tabanan akan memasukkan siswa-siswa tersebut lewat jalur zonasi, namun siswa tidak bisa memilih sekolah yang diinginkan.

TABANAN, NusaBali

Sebanyak 374 siswa lulusan SD di Kabupaten Tabanan belum mendapat kejelasan di mana akan melanjutkan jenjang pendidikan SMP. Pasalnya 374 siswa tersebut tidak masuk ke dalam sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Kabupaten Tabanan.

Rinciannya, sebanyak  262 siswa terkendala Kartu Keluarga (KK) luar Tabanan dan masuk SD di Tabanan, sehingga tak masuk dalam sistem PPDB di Tabanan. Sementara 112 siswa lainnya berstatus pindah rayon dari SD luar Tabanan dengan KK Tabanan, kemudian masuk ke Tabanan.

Kepala Dinas Pendidikan Tabanan I Gusti Ngurah Utama menyebutkan permasalahan itu sudah dicarikam solusi. Mereka seluruhnya akan diterima di Tabanan dengan masuk di jalur zonasi. ”Mereka akan dimasukkan ke jalur zonasi, sesuai dengan jarak terdekat tempat tinggal mereka. Namun mereka tidak bisa memilih sekolah," jelas Ngurah Utama, Kamis (30/6).

Namun apabila di jalur terdekat mereka sekolah itu sudah full, maka akan dialihkan ke zonasi 2 jarak sekolah yang lebih dekat dari jarak sekolah yang pertama. "Pada intinya seluruhnya akan kami tampung, kami akan fasilitasi," janji Ngurah Utama.

PPDB tingkat SMP di Tabanan, untuk jalur prestasi afirmasi, perpindahan orangtua sudah diumumkan pada Jumat (24/6) lalu. Sedangkan jalur zonasi diumumkan pada Jumat (1/7) ini.

Ngurah Utama menyebutkan proses pengaturan skema terhadap 374 siswa ini sudah dilakukan Dinas Pendidikan Tabanan. Rata-rata mereka akan masuk di jalur zonasi sekolah yang ada di Kecamatan Tabanan. Ini karena memang tempat tinggal mereka yang belum mendapat sekolah berada di kota.

"Kami juga akan sebar di Kecamatan Kediri. Namun tak mungkin kami akan menaruh siswa jika rumah di kota ditaruh di Kecamatan Pupuan," tegasnya.

Dia pun memastikan dengan tambahan siswa ini tidak sampai sekolah yang bersangkutan terjadi overload. Yang penting dalam sekolah itu diterima maksimal 11 rombel (rombongan belajar) dengan jumlah per kelas 40 orang. "Kami akan atur karena tidak ada istilah siswa tidak dapat sekolah," terangnya. *des

Komentar