nusabali

Kopi ‘Selamatkan’ Ekspor Bali

  • www.nusabali.com-kopi-selamatkan-ekspor-bali

Dorong kinerja ekspor, para eksportir ikuti bimtek

DENPASAR,NusaBali
Kopi ‘menyelamatkan’ ekspor komoditas produk pertanian/perkebunan Bali dalam masa pandemi Covid-19 dua tahun terakhir, 2020-2021. Hal itu karena ekspor kopi Bali masih mampu bertahan di saat  ekspor produk  komoditas lain mengalami penurunan.

Hal tersebut disampaikan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar Putu Terunanegara, dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Akselarasi Peningkatan Ekspor Kopi dengan peserta eksportir/petani kopi dan pihak terkait, di Hotel Central Park Kuta, Badung Rabu (29/6). “Ini sesuatu  yang luar biasa,” ujarnya.

Eksisnya ekspor kopi Bali  terbukti dengan peningkatan volume dan nilai ekspor. Tahun 2020 ekspor kopi Bali sebanyak 87,7 ton  dengan pencapaian Rp 8,05 miliar, tahun 2021 meningkat jadi 154,9 ton dengan nilai Rp 10,7 miliar. Kemudian hingga semester I 2022 ekspor kopi Bali sudah 16,09  ton dengan nilai Rp 3 miliar.

Data tersebut kata Terunanegara,  tidak termasuk ekspor kopi Bali melalui Jawa dan Sumatera Utara (Sumut). Hal itu karena kendala moda transportasi di Bali, semasa pandemi. Terutama  ekspor kopi dalam bentuk biji atau green bean. Amerika Serikat, Jepang, China dan Korea Selatan merupakan tujuan ekspor kopi Bali. Disusul  Australia, Belanda, Uni Emirat Arab, Qatar, Singapura, Prancis, Selandia Baru, Hongkong dan Swiss.

Mengingat  kopi  sebagai salah satu produk andalan Bali itulah, bekerjasama dengan Komisi IV DPR RI, Badan Karantina Kementerian Pertanian  memberikan bimbingan teknis (bimtek) kepada para eksportir/petani kopi Bali.

“Kopi masih menjadi andalan di pasar ekspor,” ujar Terunanegara.

Yang kedua, potensi pasar kopi Bali masih terbuka luas, baik dari sisi produksi maupun sisi ekspor.

“Ada ketentuan-ketentuan baru dari negara tujuan ekspor perlu disosialisasikan,” ucap Terunanegara.

Dan banyaknya eksportir-eksportir baru perlu didorong menjadi eksportir yang mapan.  “Ini yang ingin kita dampingi mendorong kinerja ekspor ekspor kopi Bali lebih meningkat,”  kata Terunanegara.

Dengan demikian petani kopi merasakan hasil dan kesejahteraan yang lebih baik.

Sementara anggota Komisi IV DPR RI I Made Urip menyatakan bimtek merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan mempercepat akselerasi pembangunan, terutama di sektor pertanian. Dia mengapresiasi sebagian besar peserta bimtek merupakan anak-anak muda,kaum mileneal.

Anggota Dewan dari Fraksi PDIP ini mengatakan pihaknya akan  mendorong para eksportir agar bisa bersaing dengan negara- negara produsen kopi lain diantaranya Vietnam, yang sebelumnya justru belajar dari Indonesia.

Urip mengingatkan pandemi Covid-19 memberi pelajaran dimana pertumbuhan ekonomi Bali melambat, bahkan minus sampai -12 persen, mengingat ekonomi Bali 60 persen bergantung pada sektor pariwisata.

“Kita rasakan betul. Bahwa kita tidak cukup hanya mengandalkan satu prioritas saja,” ujarnya. Karena itu harus ada sektor lain yang memperkuat pertumbuhan ekonomi Bali.

Lewat bimtek akselerasi peningkatan ekspor, para eksportir dapat mengakses informasi dan pengetahuan terkait ekspor untuk membantu menggenjot pertumbuhan ekonomi Bali.

I Dewa Agung Putra Agung, salah seorang seorang ekspotir mengatakan kendala ekspor diantaranya pengiriman  dan dokumentasi.

“Yang paling urgen adalah bagaimana pembuatan dokumen ekspor,”ujarnya. Antara lain bagaimana alur ekspor, dari awal sampai di negara tujuan.  Kesulitan tersebut disebabkan, beberapa negara tujuan ekspor memiliki beberapa ketentuan dan persyaratan kelengkapan yang berbeda  terkait ekspor. Baik dari negara- negara Asia maupun Eropa.

Untuk saat ini harga perkilo  biji kopi (green bean) Rp 90 ribu perkilo. Sementara tiga sentra kawasan kopi Bali yang terkenal hingga ke manca negara adalah Kintamani (Bangli), Pupuan (Tabanan) dan Wanasari (Buleleng). *K17

Komentar