nusabali

Ribuan Pamedek Hadiri Puncak Karya Pura Dalem Tanjung Sari

  • www.nusabali.com-ribuan-pamedek-hadiri-puncak-karya-pura-dalem-tanjung-sari
  • www.nusabali.com-ribuan-pamedek-hadiri-puncak-karya-pura-dalem-tanjung-sari

DENPASAR, NusaBali
Ribuan pamedek menghadiri prosesi puncak Karya Mamungkah, Ngenteg Linggih, Pedudusan Agung lan Tawur Balik Sumpah Utama di Pura Dalem Tanjung Sari, Desa Adat Tanjung Bungkak, Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur bertepatan dengan Tilem Sadha dan Anggara Kasih Medangsia pada Anggara Kliwon Medangsia, Selasa (28/6).

Prosesi diiringi berbagai jenis tari-tarian rejang, baris gede hingga topeng. Bendesa Adat Tanjung Bungkak, I Wayan Suja mengatakan dalam rangkaian puncak karya yang dimulai pukul 09.00 Wita ini digelar berbagai prosesi seperti nyatur muka padudusan agung, peselang, majejiwan, memasar ke pedanaan, ngider buana, pangilen-ilen, dan muket tirta. Ribuan krama hadir sejak pagi hari untuk mengikuti prosesi hingga selesai.

Dalam puncak karya ini dipuput oleh 5 sulinggih, yakni Ida Pedanda Gede Putra Bajing dari Griya Gde Tegal Jinga Sumerta, Ida Pedanda Putra Telaga dari Griya Telaga Sanur, Ida Pedanda Gede Beluangan dari Griya Delod Pasar, Intaran Sanur, Ida Pedanda Gede Made Rai Keniten dari Griya Gde Tegal Jinga Sumerta, Ida Pedanda Istri Buda dari Griya Gede Batuan Sukawati.

“Terkait pelaksanaan karya agung ini dilakukan penutupan Jalan Hayam Wuruk yang ada di depan Pura Dalem Tanjung Sari mulai pukul 09.00- 24.00 Wita,” ujarnya.  

Menurut Bendesa Wayan Suja, karya agung tersebut digelar menyusul rampungnya semua kegiatan renovasi sejumlah palinggih dan bangunan di Pura Dalem Tanjung Sari. Dikatakannya, karya agung mamungkah, ngenteg linggih, padudusan agung, tawur balik sumpah utama ini telah direncanakan sejak lama. Sebab karya agung seperti ini sebelumnya digelar pada tahun 1991 atau 31 tahun lalu.

"Setelah palinggih dilakukan renovasi, dan kini sudah selesai, maka dilakukanlah karya agung ini," jelasnya. Wayan Suja menambahkan serangkaian karya ini diperkirakan menghabiskan biaya sebesar Rp 4-5 miliar. "Dengan semangat krama nyanggra karya ini, niscaya Ida Sesuhunan akan memberkati dan memberikan kerahayuan bagi krama serta keharmonisan bagi semua makhluk," kata Suja.

Puncak karya kemarin berlangsung sehari penuh, karena dimulai dari upakara padudusan agung dan dilanjutkan dengan peselang pada siang hari dengan upakara nyatur rebah dan sore harinya upakara ngider buana. “Sampai malam karena prosesinya banyak,” tandasnya. *mis

Komentar