nusabali

Jalan Hayam Wuruk Ditutup Sementara

Puncak Karya Agung di Pura Dalem Tanjung Sari

  • www.nusabali.com-jalan-hayam-wuruk-ditutup-sementara

DENPASAR, NusaBali
Pada Puncak Karya Mamungkah, Ngeteg Linggih, Pedudusan Agung, lan Tawur Balik Sumpah Utama di Pura Dalem Tanjung Sari, Desa Adat Tanjung Bungkak, Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur, kawasan Jalan Hayam Wuruk akan ditutup sementara pada Selasa (28/6) hari.

Penutupan dilakukan mulai pukul 09.00 sampai 24.00 Wita. Bendesa Adat Tanjung Bungkak I Wayan Suja saat dikonfirmasi, Senin (27/6), mengatakan penutupan akan dilakukan di beberapa kawasan mulai dari persimpangan yang muaranya di Jalan Hayam Wuruk. Bagi kendaraan dari arah utara, penutupan ini dilakukan mulai dari pertigaan Jalan Hayam Wuruk – Jalan Terompong. Arus lalulintas dari arah utara di Jalan Hayam Wuruk akan dialihkan ke Jalan Pandu.

Sementara kendaraan yang masih lolos akan diarahkan ke Jalan Pakisaji. Dari arah selatan, penutupan dimulai dari simpang patung Kapten Japa. “Kami mohon pengguna jalan yang akan melewati jalur di depan Pura Dalem Tanjung Sari untuk mencari jalur alternatif. Penutupan jalan ini  dilakukan mulai pukul 09.00 hingga 24.00 Wita,” kata Wayan Suja.

Menurut dia, karya agung tersebut digelar menyusul rampungnya semua kegiatan renovasi sejumlah palinggih dan bangunan di Pura Dalem Tanjung Sari. Dikatakan, karya agung mamungkah, ngenteg linggih, padudusan agung, tawur balik sumpah utama ini telah direncanakan sejak lama. Terlebih, karya agung seperti sempat digelar pada tahun 1991 lalu. “Setelah banyak pelinggih dilakukan renovasi, dan kini sudah selesai, maka dilakukanlah karya agung ini,” ujarnya.

Wayan Suja menambahkan, serangkaian karya ini diperkirakan menghabiskan anggaran sebesar Rp 4 miliar sampai Rp 5 miliar. “Dengan semangat krama nyanggra karya ini, niscaya Ida Sasuhunan akan memberkati dan memberikan kerahayuan bagi krama serta keharmonisan bagi semua makhluk,” imbuh Wayan Suja.

Upacara puncak karya nanti dipastikan akan berlangsung sehari penuh, karena dimulai dari padudusan agung dan dilanjutkan dengan paselang pada siang hari dengan upakara nyatur rebah dan sore harinya ngider buana. *mis

Komentar