nusabali

Terdampak Pandemi, Angka Kemiskinan Buleleng Naik

  • www.nusabali.com-terdampak-pandemi-angka-kemiskinan-buleleng-naik

SINGARAJA, NusaBali
Angka kemiskinan di Kabupaten Buleleng mengalami peningkatan yang sangat signifikan di tahun 2021.

Kenaikannya mencapai 5.000 jiwa lebih dari jumlah kemiskinan di tahun 2020. Pandemi Covid-19 disebut sebagai pemicu utama peningkatan angka kemiskinan tersebut.

Fakta ini diungkapkan dalam  rapat paripurna penyampaian Nota Pengantar atas Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Kabupaten Buleleng tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun  Anggaran 2021 di ruang Sidang Utama DPRD Buleleng, Senin (27/6).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Buleleng, angka kemiskinan di Buleleng sebelum pandemi mencapai angka 34.260 jiwa. Angka itu sudah menurun dan menjadi angka kemiskinan terendah sejak tahun 2010.

Lalu saat pandemi melanda di tahun 2020 hingga akhir tahun dilaporkan angka kemiskinan naik menjadi 35.250 jiwa. Angka kemiskinan tahun 2021 terus bertambah hingga 0,81 persen atau 5.670 jiwa dari tahun 2020. Data BPS Buleleng melaporkan angka kemiskinan tahun 2021 menjadi 40.920 jiwa. Jumlah itu 6,12 persen dari penduduk Buleleng.

Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra yang membacakan nota pengantar mengatakan peningkatan angka kemiskinan di Buleleng diyakininya juga terjadi di seluruh dunia. Pandemi Covid-19 yang melumpuhkan semua sektor membuat perlambatan ekonomi.

“ Dampak pandemi Covid-19 sangat terasa di sektor ekonomi. Angka pengangguran naik, kemudian yang di PHK dari bidang pariwisata juga tinggi. Ini berdampak langsung pada angka kemiskinan,” kata Sutjidra.

Wabup asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini, menyebut upaya pemulihan ekonomi sedang digencarkan, setelah dua tahun diporakporandakan pandemi. Harapannya angka kemiskinan yang meningkat di tahun 2021 dapat ditekan kembali hingga di bawah 6 persen.

Upaya pemulihan ekonomi yang telah disiapkan diantaranya mendorong sektor pertanian dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Menurutnya dua sektor itu memiliki daya tahan terhadap gempuran pandemi selama dua tahun terakhir. Sektor pertanian dan UMKM masih bisa berjalan pada pada masa pandemi.

Selain itu, investor-investor swasta juga diupayakan ditarik Pemkab Buleleng untuk berinvestasi di Buleleng. Upaya ini ditempuh pemerintah untuk membuka lapangan pekerjaan di Buleleng. *k23

Komentar