nusabali

Jukung Nelayan Dihantam Ombak, 1 Tewas, 1 Selamat

Musibah Ayah dan Anak Saat Melaut di Nusa Penida

  • www.nusabali.com-jukung-nelayan-dihantam-ombak-1-tewas-1-selamat
  • www.nusabali.com-jukung-nelayan-dihantam-ombak-1-tewas-1-selamat

SEMARAPURA, NusaBali
Sebuah jukung (sampan) nelayan tenggelam akibat dihantam ombak besar setinggi 4 meter di perairan selatan Devil Tears, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Minggu (26/6) pagi pukul 07.30 Wita.

Akibatnya 1 orang tewas tenggelam dan 1 orang selamat. Korban tewas tenggelam dalam kejadian ini, yakni I Kadek Turun,55, nelayan asal Dusun Kaja, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida. Sedangkan korban selamat merupakan anak Kadek Turun, yakni I Kadek Arsika,24.

Diperkirakan Kadek Turun tewas tenggelam akibat terlilit jaring nelayan sehingga tidak bisa berenang ke permukaan, mengingat para nelayan termasuk Kadek Turun rata-rata memiliki kemampuan berenang. Sedangkan anaknya Kadek Arsika berhasil berenang dan diselamatkan oleh nelayan lainnya yang kebetulan berada di dekat lokasi TKP.

Keberadaan Kadek Turun sempat dinyatakan hilang selama 6 jam hingga akhirnya berhasil ditemukan di sekitar lokasi jukung tenggelam oleh Tim SAR gabungan pada kedalaman 4-5 meter, dan diangkat naik ke RIB Basarnas sekitar pukul 13.30 Wita. Selanjutnya Tim SAR membawa jenazah ke sebelah timur Jembatan Kuning, Nusa Lembongan. Selanjutnya oleh pihak keluarga jenazah korban langsung dibawa untuk disemayamkan di rumah duka, di Dusun Kaja, Desa Lembongan, untuk prosesi upacara lebih lanjut.

Kapolsek Nusa Penida, Kompol I Gede Redastra mengatakan berdasarkan keterangan dari sejumlah saksi kejadian ini berawal ketika ayah dan anak itu pulang mencari ikan. Saat sampai di perairan sebelah selatan Devil Tears Nusa Lembongan, korban hendak menyeberang di antara Pulau Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan menuju Jembatan Kuning. Namun pada saat korban hendak menyeberang sekitar pukul 07.30 Wita, tiba-tiba ombak besar datang dari belakang dan menghantam sampan milik korban hingga tenggelam.

Anak korban, yakni Kadek Arsika berhasil selamat setelah berenang dan ditolong nelayan lainnya, sedangkan sang ayah ditemukan sudah meninggal dunia oleh Tim SAR setelah hilang tenggelam beberapa jam. "Jenazah sudah dipulangkan ke rumah duka," kata Kompol Redastra. Sementara Kepala Kantor Basarnas Bali, Gede Darmada, mengatakan sesaat setelah mendapatkan informasi dari saksi mata, nelayan setempat mencari di seputaran sampan yang terbalik, namun nihil. Selanjutnya mereka menarik sampan yang sudah terbalik itu untuk dibawa ke tepi. Tim dari Basarnas Unit Siaga SAR Nusa Penida juga menemukan jaring yang tersangkut.

Selain pengerahan 1 unit RIB, masyarakat setempat juga menggerakkan 2 unit speedboat.  Upaya penyelaman dimulai pukul 13.00 Wita, yang juga melibatkan pihak keluarga korban. "Setelah 30 menit berselang jenazah korban ditemukan pada kedalaman sekitar 4-5 meter di sekitar lokasi, dan diangkat naik ke RIB Basarnas," ujar Darmada. Balawista Post Jungutbatu, Nusa Penida, I Ketut Susila, mengatakan kondisi perairan di lokasi kejadian itu, yakni di antara Pulau Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan memang sangat berbahaya untuk dilalui. Bahkan, sudah pernah beberapa kali jukung nelayan terhempas ombak di kawasan tersebut.

"Meskipun terkadang terlihat landai namun ombak sewaktu-waktu bisa naik. Sehingga sangat berbahaya untuk dilalui," kata Ketut Susila. Untuk itu diimbau kepada nelayan agar tidak melalui jalur itu ketika melaut. Perbekel Lembongan, I Ketut Gede Arjaya, mengatakan setelah sempat disemayamkan di rumah duka, selang beberapa menit (belum ada 1 jam) pihak keluarga menghubungi dirinya selaku Perbekel Lembongan, untuk melakukan koordinasi dengan pihak Pelaksana Proyek Pelabuhan Bias Munjul untuk menaikkan jenazah korban di sana untuk selanjutkan diseberangkan ke Pelabuhan The Angkal Kampung Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung.

Karena jenazah dititip di RSUD Klungkung yang rencananya akan dikremasi. "Untuk waktunya belum ditentukan oleh pihak keluarga masih mencari Dewasa Ayu," ujar Perbekel Arjaya. *wan

Komentar