nusabali

Jumlah Rombel SD Dilonggarkan

Berlaku untuk Sekolah di Wilayah Padat Penduduk

  • www.nusabali.com-jumlah-rombel-sd-dilonggarkan

Jumlah siswa bisa dioptimalkan melebihi ketentuan 28 siswa per rombel. Namun jika sudah mencapai 40 siswa akan dibuat kelas paralel.

SINGARAJA, NusaBali

Kabupaten Buleleng menerapkan kebijakan fleksibel bagi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kabupaten Buleleng jenjang SD yang sudah dibuka per Senin (20/6). Jumlah rombongan belajar (rombel) di wilayah padat penduduk yang semestinya 28 siswa dilonggarkan.

Kepala Disdikpora Buleleng Made Astika  ditemui di ruang kerjanya kemarin tidak memungkiri jika di wilayah Buleleng ada sejumlah sekolah yang terpetakan padat siswa. Seperti SD di wilayah Kelurahan Banyuning, dan Desa Baktiseraga Kecamatan Buleleng.

Disdikpora pun memiliki kewenangan mendistribusikan kembali, jika di akhir PPDB ada calon siswa dalam zonasi tidak dapat sekolah. “Sesuai aturan jumlah rombel di jenjang SD sesuai kondisi dan diisi maksimal 28 siswa. Namun jumlah itu masih bisa dimaksimalkan. Tetapi kalau sudah mencapai 40 orang lebih baik dibuatkan kelas paralel dengan ketentuan minimal satu rombel 20 orang,” ungkap Astika.

Kelonggaran jumlah rombel di jenjang SD ini disebut Astika karena pertumbuhan jumlah penduduk sangat pesat. Meskipun jika dibandingkan jumlah sekolah yang ada masih mencukupi untuk menampung seluruhnya.  Selain juga orangtua yang tergesa-gesa menyekolahkan anaknya, meski masih di bawah ketetapan syarat umur.

“Nanti setelah terdaftar, sekolah akan melakukan penjaringan baik dari zonasi dilihat jarak sekolah dengan tempat tinggal dan memprioritaskan anak yang sudah cukup umur minimal 6,5 tahun-7 tahun. Kami harap masyarakat juga tidak tergesa-gesa menyekolahkan anaknya kalau memang belum cukup umur,” kata Astika.

Sementara itu situasi di SDN 1 Baktiseraga, salah satu sekolah padat di Buleleng, di hari pertama hingga Senin siang sudah menerima 40 orang pendaftaran calon siswa. Jumlah itu pun diyakini akan bertambah terus hingga penutupan PPDB Rabu (22/6) mendatang. SDN 1 Baktiseraga satu-satunya sekolah dasar di Desa Baktiseraga ini menaungi 4 Banjar Dinas.

Kepala SDN 1 Baktiseraga Putu Ada menyebutkan dengan situasi itu mengakibatkan sekolah memiliki 2 kelas paralel di setiap tingkatnya. Bahkan kuota kelas paralel hanya 56 orang, sering kali terisi lebih banyak.

“Kuota kami 56 orang karena kelas paralel, tetapi dari pemetaan tahun lalu PPDB kami mendapat pelamar 76 orang. Memang sekolah kami mendapat pengecualian dari Disdikpora terkait jumlah rombel yang masih bisa dimaksimalkan,” jelas Putu Ada.

Dengan kelas paralel di semua tingkat SDN 1 Baktiseraga saat ini memiliki 12 kelas. Namun dari segi sarana prasarana, masih kekurangan kelas yang baru tersedia 10 ruang kelas. Sekolah pun akhirnya mengambil kebijakan untuk kelas II masuk lebih siang.

“Kami tahun 2020 sudah sempat usulkan revitalisasi ruang kelas, dengan menambah lantai dua. Tetapi karena pandemi Covid-19 belum bisa terealisasi. Harapannya sih ke depan kami bisa mendapatkan program revitalisasi lima ruang kelas yang ada di bawah semuanya berlantai dua, sehingga cukup untuk 12 ruang kelas, ruang guru dan ruang kepala sekolah,” harap Putu Ada. *k23

Komentar