nusabali

I Putu Juliadi SE, Juru Raksa, Pemandu Tamu, hingga Juru Kebersihan Pura Sad Kahyangan Goa Lawah

Juga Ketua BPD Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung

  • www.nusabali.com-i-putu-juliadi-se-juru-raksa-pemandu-tamu-hingga-juru-kebersihan-pura-sad-kahyangan-goa-lawah

SEMARAPURA, NusaBali
Ketua BPD Desa Pesinggahan, I Putu Juliadi, 50, tak hanya dikenal sebagai tokoh masyarakat yang dipercaya sebagai wakil di Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Dia juga prajuru pangempon Pura Sad Kahyangan Goa Lawah di Desa Adat Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Tugasnya sebagai juru raksa atau bendahara pura. Tanggung jawab lain yakni sebagai pemandu tamu yang memerlukan penjelasan tentang asal-usul Pura Goa Lawah dan kawasan sekitar. “Saya merangkap sebagai pemandu, melayani siapa pun yang memerlukan informasi terkait Goa Lawah,” ujar pria kelahiran 17 Juli 1972 ini.

Sebagai pangayah di Pura Sad Kahyangan Goa Lawah, Putu Juliadi mengaku punya pengalaman luar biasa. “Ketika Pak SBY (Presiden ke-6 RI) mampir ke sini (Pura Goa Lawah),” kenangnya saat dijumpai di Pura Sad Kahyangan Goa Lawah, belum lama ini. Pengalaman luar biasa itu yakni adanya kunjungan dadakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Pura Sad Kahyangan Goa Lawah pada tahun 2007. Ketika itu, iring-iringan Presiden SBY balik dari Pelabuhan Padangbai usai meresmikan Pelabuhan Nusa Penida, Klungkung. Mengetahui rombongan presiden akan melintas, spontan dia punya harapan agar Presiden SBY berkunjung ke Pura Goa Lawah. “Saya ke jalan melambaikan tangan, isyarat agar Pak Presiden sudi mampir,” tuturnya.

Tak disangka harapannya terpenuhi. Ketika rombongan presiden lewat, Ibu Negara Ani Yudhoyono menurunkan kaca jendela mobil dan menanyakannya. “Ada apa, Dik?” ucap Putu Juliadi menirukan pertanyaan Ibu Ani Yudhoyono. Putu Juliadi pun menjawab dan menyampaikan jika rombongan Presiden SBY melintasi jalan di depan Pura Goa Lawah. Ternyata ibu negara berkenan berkunjung. Rombongan Presiden pun turun dan masuk Pura Goa Lawah. Padahal tak ada agenda Presiden SBY berkunjung ke Pura Goa Lawah. Selain menyaksikan keunikan Pura Goa Lawah, Presiden SBY juga mapunia untuk persiapan karya agung. “Itu pengalaman yang tak terlupakan,” ucap Putu Juliadi. Itulah yang dia yakini sebagai petunjuk dari yang di Atas. “Spontan saya punya keinginan agar Presiden SBY berkunjung ke Pura Goa Lawah,” ungkap Putu Juliadi.

Putu Juliadi menjadi pangayah di Pura Goa Lawah secara turun temurun. “Prasasti tentang Pura Goa Lawah juga tersimpan di Jeroan Gede Pesinggahan,” jelas suami dari Ni Wayan Wiwik Widyasari ini tentang keluarga besarnya. Karena itulah ayah dari Ni Luh Diah Tantri Permatasari dan I Made Surya Adikusuma menjelaskan keluarganya dekat dengan ayah-ayah (kewajiban) di Pura Goa Lawah. “Ayah saya juga ngayah sebagai penjaga pura,” ujar Ketua BPD Desa Pesinggahan ini.

Secara formal, Putu Juliadi resmi sebagai angga prajuru menjelang renovasi Pura Goa Lawah tahun 2005. Dia sebagai bendahara, sekalian merangkap sebagai pemandu. Selain memandu, tak kalah penting pekerjaan mareresik atau kebersihan. “Kebersihan juga menjadi tanggung jawab kami,” kata alumni Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa tahun 1995 ini. Maklum selain sebagai tempat suci, Goa Lawah dan sekitarnya merupakan daya tarik wisata sehingga kebersihan dan keasriannya mesti terjaga.

Ayah-ayahan (kewajiban) lain mempersiapkan sarana upakara dan upacara. Ada beberapa pangayah tambahan yang membantunya di pura. Jelang pujawali setiap Anggara Kliwon Medangsia, merupakan waktu paling sibuk bagi Putu Juliadi dan krama pangempon untuk mempersiapkan segala sesuatu terkait pujawali. Pujawali di Pura Goa Lawah dipilah jadi dua yakni Padudusan Alit dan Padudusan Agung. Penyelenggaranya bergantian. “Pujawali pada Anggarkasih Medangsia tanggal 28 Juni depan upacara padudusan agung. Enam bulan nanti padudusan alit,” jelas anak pertama pasangan suami istri (pasutri) I Made Parwata dan Ni Nyoman Suwerni ini.

Di luar kesibukan tinggi terkait pujawali, Juliadi dan pengayah lain juga nyanggra krama yang menggelar upacara Nyegara-Gunung. “Sejak dulu Pura Goa Lawah dikenal krama sebagai tempat menggelar upacara Nyegara Gunung. Konsep tiyang ngayah agar pamedek nyaman,” tutur Putu Juliadi. Sebagai tempat suci sekaligus daya tarik wisata, Pura Goa Lawah hampir tak pernah sepi pengunjung maupun pamedek. Dari krama Bali, warga luar hingga wisatawan mancanegara. Dari yang datang hanya ingin melihat dan menyaksikan keunikan pura dan keindahan pemandangan alam sekitar berpadu Pantai Goa Lawah di depan. Demikian juga latar belakang pamedek maupun pengunjung. Dari krama maupun warga biasa, selebriti, pejabat, sipil, maupun militer. *k17

Komentar