nusabali

Buku Kuno di Gedong Kirtya Didata Ulang

  • www.nusabali.com-buku-kuno-di-gedong-kirtya-didata-ulang

SINGARAJA, NusaBali
Museum Lontar Gedong Kirtya saat ini tengah melakukan pendataan ulang koleksi buku kuno berbahasa Belanda dan Jerman itu.

Pendataan kembali dilakukan karena beberapa buku tua yang tersimpan sejak tahun 1928 itu rusak dimakan usia. Kepala UPT Museum Lontar Gedong Kirtya, Dewa Ayu Putu Susilawati, mengatakan untuk memelihara buku-buku tua itu ada tantangan besar yang harus dihadapi. Data awal inventarisasi museum, ada sebanyak 8.494 eksemplar buku kuno yang tersimpan di Gedong Kirtya.

Sebagian besar buku-buku tua itu adalah koleksi dari Herman Neubronner van der Tuuk, pendiri Gedong Kirtya. Dia juga dikenal sebagai pakar bahasa sekaligus peletak dasar linguistik modern. Ribuan buku tua itu diterbitkan antara tahun 1800-an sampai tahun 1960-an beberapa koleksi baru. Buku-buku itu terdiri dari buku sejarah, ensiklopedia, buku sastra hingga majalah.

“Pemeliharaaan buku-buku tua ini memang penuh tantangan. Harus rajin dibersihkan dari debu, diberi kapur barus, diisi silica gel di lemari biar awet. Itu juga harus diganti berkala. Saat memindahkan pun harus sangat hati-hati, beberapa memang mulai lapuk dimakan usia,” ucap Susilawati.

Staf museum juga rutin menyemprotkan cairan anti rayap pada lemari dan kemudian dioles merata ke seluruh bagian lemari. Langkah antisipasi ini dilakukan untuk melindungi buku-buku yang menyimpan sejarah ini. Dia pun tak memungkiri sebagian buku tidak bisa dibaca, karena dimakan rayap.

Sementara itu tantangan lain yang tidak kalah penting yakni mengalihbahasakan buku yang sebagian berbahasa Belanda ini. Keterbatasan SDM yang dimiliki membuat museum tidak bisa berbuat banyak.

Beberapa tahun lalu, Museum Gedong Kirtya sempat dibantu mahasiswa magang dari Belanda untuk menerjemahkan bahasa. Hanya saja tidak berlangsung lama, karena mahasiswa itu harus kembali ke negaranya. Padahal keberadaan buku tua ini sangat digandrungi wisatawan yang datang berkunjung. Terutama wisatawan asal Belanda. Mereka memiliki ketertarikan khusus membaca buku tua yang terpajang di rak buku dengan bahasa mereka. *k23

Komentar