nusabali

58 Vespa Pabrikan 1949-2021 Dipajang, Ada Seharga Rp 1 M

Museum Vespa Dibuka Selama Vespa World Day 2022 di Nusa Dua

  • www.nusabali.com-58-vespa-pabrikan-1949-2021-dipajang-ada-seharga-rp-1-m
  • www.nusabali.com-58-vespa-pabrikan-1949-2021-dipajang-ada-seharga-rp-1-m

Selain limited edition, Vespa yang mejeng di museum tersebut juga memiliki keunikan tersendiri hingga ada pula yang harganya mencapai Rp 1 miliar lebih.

MANGUPURA, NusaBali

Museum Vespa yang dibuka dalam rangkaian event Vespa World Day (VWD) di kawasan Bali Collection The Nusa Dua, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung menampilkan 58 Vespa dari seluruh Indonesia. Motor Vespa yang 'mejeng' di museum tersebut merupakan Vespa keluaran tahun 1949 hingga tahun 2021. Dari total keseluruhan, ada satu Vespa yang memiliki harga yang menyentuh angka Rp 1 miliar lebih.

Koordinator Museum Vespa, Bambang Priambodo menjelaskan tujuan utama dibukanya Museum Vespa ini bagian dari rangkaian event Vespa World Day yang berlangsung selama 9-12 Juni. Keberadaan museum ini untuk memberikan informasi sekaligus sosialisasi kepada vespitis ---sebutan bagi pencinta Vespa terkait sejumlah Vespa yang memiliki kelebihan, khususnya unik dan limited edition.

Selama ini, kata dia, mungkin banyak di antara para pencinta Vespa yang melihatnya di jalan, namun tidak bisa lebih rinci. Nah, kesempatan inilah yang baik bagi para vespitis untuk mengenal lebih dekat. "Jadi museum ini sebenarnya adalah sosialisasi kepada vespitis Indonesia, para penggemar vespa Indonesia dan juga kolektor. Mungkin banyak yang belum melihat unit-unit ini dan inilah kesempatan mereka untuk melihat langsung," jelas Bambang Priambodo saat ditemui di Museum Vespa, Jumat (10/6)

Menurutnya, Vespa yang mejeng di museum tersebut merupakan milik pencinta Vespa atau pun kolektor yang ada di Indonesia. Sebanyak 58 unit Vespa keluaran dari tahun 1949 hingga 2021 ditampilkan di dalam museum. Dia juga menjelaskan, untuk mengumpulkan puluhan unit vespa langka ini tergolong sulit dilakukan, bahkan butuh waktu 2 tahun lebih. Hal ini dikarenakan, pihaknya memilih Vespa yang memiliki kelangkaan atau limited edition.

Di sisi lain, pemilik Vespa juga berpikir ulang untuk mengikut sertakan vespa mereka dalam pameran karena berbagai pertimbangan. Untungnya, pendekatan dan komunikasi yang dilakukan pihaknya berhasil membujuk para pemilik. "Seluruh Vespa yang ada di museum ini merupakan milik pencinta Vespa asal Indonesia. Jadi, 58 unit didatangkan dari seluruh daerah yang ada di Indonesia dan diangkut ke Bali," jelas Priambodo.

Diterangkannya, selain limited edition, Vespa yang mejeng di museum tersebut juga memiliki keunikan tersendiri hingga ada pula yang harganya mencapai Rp 1 miliar lebih. Untuk Vespa yang memiliki keunikan, yakni Vespa yang dimodifikasi dengan motif batik. Selain itu ada pula yang memiliki keunikan berupa pedal tersendiri. Sehingga saat terjadi kerusakan, bisa digunakan seperti sepeda motor. Ada juga satu Vespa yang memiliki harga yang menyentuh harga Rp 1 miliar lebih. Meski demikian, Priambodo tidak merinci jenis dan pemilik Vespa tersebut lantaran permintaan sang pemilik agar menjaga privasi.

"Kalau soal Vespa yang kita tampilkan di museum, memang memiliki kriteria tersendiri. Ada pula pemilik Vespa yang meminta untuk dirahasiakan, termasuk yang harganya Rp 1 miliar lebih itu. Karena atas permintaan, tentu kita sangat menghargai itu," beber Priambodo. Tidak hanya unik dan bernilai jual tinggi, ada juga satu unit Vespa yang memiliki nilai historis.

Vespa tersebut dikeluarkan saat hari jadi ke-450 Kota Jakarta. Sehingga keluarlah seri tersebut dan masih dalam kondisi orisinil. Sang pemilik Vespa ingin memberikan informasi kepada Vespitis terkait nilai yang ada saat Vespa tersebut dirilis. "Berbicara di Indonesia Vespa yang langka jumlahnya sangat sedikit. Jadi itu yang kita coba tampilkan. Terutama yang di tahun tua dan ada juga beberapa seperti Cobe Briand. Kalau Cobe Briand itu tipe modern tapi limited yang 50 CC. Ada pula yang memiliki nilai historis, seperti Vespa yang dirilis saat ulang tahun Jakarta," ungkap Priambodo.

Sementara, Managing Director The Nusa Dua, I Gusti Ngurah Ardita mengakui Vespa Museum merupakan salah satu hal yang menghiasi gelaran VWD 2022.

Itu menjadi salah satu spot, di samping spot utama, yakni Pulau Peninsula dan lokasi atraksi di area parkir. Selaku pengelola kawasan The Nusa Dua, Ngurah Ardita sangat berterimakasih atas dipilihnya The Nusa Dua sebagai lokasi penyelenggaraan kegiatan. Melalui VWD 2022, diharapkan dapat sekaligus menjadi ajang promosi pariwisata. Apalagi diketahui, ada 15 negara yang turut hadir.

"Yang hadir dalam kegiatan VWD ini 8.500 peserta dari 15 Negara. Dengan ini, kami tentu juga berharap terjadinya peningkatan kunjungan. Dan dari ribuan peserta ini, memang banyak juga yang tinggal pada hotel-hotel dalam kawasan," jelasnya. Menurut Ngurah Ardita, VWD 2022 merupakan sebuah event komunitas terbesar yang dilaksanakan di kawasan The Nusa Dua pasca pandemi. Melihat tingginya antusiasme, Ardita menilai bahwa komunitas adalah sebuah peluang yang sangat berpotensi untuk digarap ke depannya. Suksesnya penyelenggaraan VWD, tidaklah lepas dari kolaborasi berbagai pihak. Termasuk dukungan pemerintah, baik Pusat ataupun Daerah. *dar

Komentar