nusabali

Hasto Sekjen PDIP Raih Gelar Doktor

Terisak Saat Sebut Persembahkan Hasil Penelitian untuk Megawati

  • www.nusabali.com-hasto-sekjen-pdip-raih-gelar-doktor
  • www.nusabali.com-hasto-sekjen-pdip-raih-gelar-doktor

JAKARTA, NusaBali
Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto meraih gelar Doktor setelah berhasil mempertahankan desertasinya di sidang terbuka promosi Doktoral di Kampus Universitas Pertahanan (Unhan), Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin (6/6).

Sidang berlangsung sekitar pukul 14.00-17.15 WIB. Dalam sidang terbuka tersebut, Hasto memperoleh nilai sempurna dengan predikat Summa Cum Laude. Keputusan dibacakan pimpinan sidang terbuka Mayjen Joni Widjayanto. "Setelah mendengarkan keterangan dan pertimbangan dewan penguji serta nilai yang telah diberikan, saya membacakan hasil sidang promosi terbuka dan sidang yudisium program Doktor Universitas Pertahanan RI. Nama Doktor Insinyur Hasto Kristiyanto MM, predikat summa cum laude,” ujar Joni.

Hasto pun resmi menyandang gelar Doktor Bidang Ilmu Pertahanan RI. Setelah pengumuman oleh Joni, Sekretaris Program Doktoral Unhan, Herlina Juni Risma Saragih, mengumumkan surat keputusan yang meresmikan prestasi Hasto tersebut. Dia membacakan Surat Keputusan Rektor Unhan RI nomor 172 tahun 2022 tentang penetapan kelulusan pendidikan pasca sarjana program Doktor Unhan RI tahun 2022.

Desertasi Hasto sendiri berjudul ‘Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara’. Menurut Hasto, pemikiran geopolitik Soekarno berkerangka pada Pancasila sebagai ideologi politik guna mewujudkan kepentingan nasional melalui diplomasi luar negeri dan pertahanan bagi terwujudnya tata dunia baru.

Dalam pemikiran geopolitik Soekarno terhadap kepentingan nasional Indonesia, kata Hasto, diimplementasikan dalam proses pembebasan Irian Barat. Soekarno berjuang mati-matian untuk membebaskan Irian Barat sebagai kepentingan nasional Indonesia.

"Beliau menegaskan, sekalipun meminjam tangannya setan, I do not care asal Irian Barat dapat kembali ke pangkuan Indonesia," tegas Mantan Anggota Fraksi PDIP DPR RI periode 2004-2009 ini. Geopolitik Soekarno juga diwujudkan dalam legitimasi kepemimpinan Indonesia melalui Konferensi Asia Afrika (KAA) dan Gerakan Non Blok. Pengaruhnya di tengah Perang Dingin, dunia tidak lagi terbagi dua blok. Konstelasi dunia berubah menjadi multi-polar serta terjadinya perubahan struktur Dewan Keamanan PBB. Selain itu, geopolitik Soekarno juga menghasilkan kemerdekaan negara seperti di Maroko, Tunisia, Aldjazair, Sudan yang terjadi atas campur tangan Presiden Soekarno.

"Atas dasar peran tersebut, Presiden Soekarno mendapat gelar Pendekar dan Pahlawan Kemerdekaan Bangsa Islam,” papar Hasto. Dalam sidang tersebut, Hasto diuji oleh sejumlah profesor. Antara lain, Prof Dr (HC) Megawati Soekarnoputri. Sebelum bertanya Megawati bercerita mengenai Hasto terlebih dahulu.

Ketika itu, kata Megawati, Hasto bercerita akan mengangkat desertasi berjudul geopolitik Bung Karno. Megawati mengatakan, geopolitik Bung Karno adalah sebuah implementasi dari Pancasila. Perempuan yang juga Ketum DPP PDIP ini meminta Hasto agar blending dan mengolahnya. "Kalau kamu bisa betul-betul menjadikannya satu, pasti hasilnya bagus,” urai Megawati. Menurut Megawati, Bung Karno pernah berpidato di PBB berjudul ‘To Build The World A New’. Substansinya masih relevan dalam situasi dunia yang terus berganti dari masa ke masa.

Megawati menyampaikan situasi konflik Rusia-Ukraina saat ini mendapatkan framing oleh pemilik teknologi dan media masa. Ketegangan kedua negara itu menambah daftar ketegangan lainnya seperti di Semenanjung Korea, Timur Tengah, Suriah, Iran, hingga Palestina. Dengan latar belakang itu, Megawati mempertanyakan bagaimana teori Geopolitik Soekarno masih bisa menjadi solusi alternatif di tengah masalah dunia tersebut.

“Pertanyaan saya, bagaimana teori geopolitik Bung Karno bisa menjadi solusi alternatif untuk geopolitik pada masa ini? Coba rekomendasi apa yang diusulkan promovendus?," kata Megawati. Menjawab itu, Hasto lalu membeberkan semangat kebersamaan yang hendak didorong oleh Bung Karno lewat pidatonya di PBB. Bangsa Asia Afrika yang saat itu banyak menjadi negara terjajah, harus bisa membangun solidaritas demi memerdekakan diri.

Pidato Bung Karno juga mendorong agar bangsa-bangsa di dunia hidup damai. Di tengah sistem internasional yang anarkis tersebut, PBB harus di-reform sehingga dunia bebas dari segala bentuk penjajahan. Oleh karena itu, teori geopolitik Bung Karno tersebut senantiasa relevan. "Di dalam perspektif geopolitik Soekarno, kebijakanan luar negeri dan kebijakan pertahanan harus ada dalam satu kesatuan," terang Hasto. Masalahnya, lanjut Hasto, spirit imajinasi geopolitik Soekarno saat ini nampak luntur. Hasto merekomendasikan agar seluruh konstruksi pemikiran geopolitik Soekarno harus menjadi landasan kebijakan luar negeri dan pertahanan negara.

Begitu juga terhadap persoalan di Timur Tengah, semenanjung Korea dan Afghanistan, terlihat keaktifan Indonesia pasca Soekarno meluntur. Indonesia lebih banyak dalam lingkup di ASEAN. “Seharusnya kita bergerak aktif membela negara-negara yang diperlakukan tidak adil,” imbuh Hasto.

Hasto mempersembahkan penelitiannya itu untuk Ketum PDIP Megawati. "Penelitian ini, saya persembahkan untuk Ibu Megawati Soekarnoputri. Mimpi Ibu, Bung Karno tidak hanya diterima apa adanya tetapi Bung Karno dengan pemikirannya akan selalu hidup dan menggerakkan Indonesia untuk menjadi pemimpin diantara bangsa-bangsa di dunia," ujar Hasto seraya terisak.

Air mata Hasto tampak mengalir. Dia membuka masker dan kacamata. Masker digunakannya untuk mengusap air mata dan hidungnya. Sebelum mengatakan itu, Hasto menceritakan moment bersama Megawati saat berada di Buleleng tahun 2008 lalu. Kala itu, mereka ada di pinggir pantai. Dengan suasana kontemplatif, Hasto bertanya kepada Megawati. "Apa mimpi Ibu Mega? Ini belum pernah saya ceritakan. Bu Mega diam sejenak lalu mengatakan, mimpinya adalah agar Bung Karno diterima sewajarnya di republik ini," tegas Hasto.

Bagi Hasto, pernyataan Megawati luar biasa. Apalagi dari pengalaman hidup Megawati bagaikan falsafah Jawa cokro manggilingan. "Jadi anak presiden, tinggal di istana. Kemudian, akibat peristiwa politik yang tidak jelas kebenarannya sampai sekarang menjadi rakyat biasa, tidak membawa apa-apa," ucap Hasto.

Suatu ketika, lanjut Hasto, Megawati pernah menengok Bung Karno. Megawati membawa ransum makanan untuk Proklamator yang telah berjuang sejak usia 16 tahun. Sampai-sampai keluar masuk penjara dengan penuh keyakinan untuk berjuang demi kepentingan negara ketimbang keluarga. "Makanan itu, diaduk-aduk dengan bayonet. Tetapi dengan seluruh proses seperti itu, ketika reformasi Pak Harto jatuh, semua menghujat Pak Harto. Ibu Mega mengatakan, stop hujat Pak Harto. Ibu Mega melakukan langkah rekonsiliasi nasional. Tidak ada dendam sedikitpun dari Ibu Mega," papar pria kelahiran Jogjakarta, 7 Juli 1966 ini.

Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menghadiri sidang terbuka promosi gelar doktor Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Universitas Pertahanan (Unhan), Bogor. Sejumlah menteri kabinet Indonesia maju juga terlihat hadir, seperti Mendagri Tito Karnavian, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Mendikbud Nadiem Makarim, dan Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono. Menkumham Yasonna Laoly dan Kepala BIN Budi Gunawan juga hadir.

Sementara Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai, studi pemikiran geopolitik Bung Karno yang dilakukan Hasto Kristiyanto sangat relevan secara akademik. Kemudian memberikan banyak inspirasi yang dibutuhkan untuk menghadapi situasi geopolitik dunia yang saat ini sangat dinamis.

"Saya mengucapkan selamat atas dilaksanakannya sidang terbuka promosi program Doktor Ir Hasto Kristiyanto MM yang dilakukan hari ini di Universitas Pertahanan RI," kata Presiden Jokowi melalui sebuah video. Presiden Jokowi meyakini, buah pemikiran studi itu akan memperkaya pemikiran dan gagasan bagi studi-studi geopolitik. *k22

Komentar