nusabali

Seorang Pria Akhiri Hidup dengan Lompat ke Jurang 100 M di Pecatu

Diduga Terlilit Utang Pinjaman Online

  • www.nusabali.com-seorang-pria-akhiri-hidup-dengan-lompat-ke-jurang-100-m-di-pecatu

MANGUPURA, NusaBali
Seorang pria berinisial I Made D, 42, ditemukan tewas mengenaskan dengan sejumlah luka di sekujur tubuh di dasar jurang yang berada di sebelah Timur Pura Selonding, Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung pada Sabtu (4/6) pagi.

Belum diketahui secara pasti alasan pria dua anak ini mengakhiri hidup dengan cara melompat ke dasar jurang sedalam 100 meter tersebut. Namun dugaan awal lantaran memiliki utang pinjaman online alias pinjol. Bendesa Adat Pecatu I Made Sumerta, menjelaskan adanya temuan mayat di dasar jurang tepatnya berada sekitar 20 meter sebelah Timur Pura Selonding, Desa Adat Pecatu, itu berawal dari kecurigaan beberapa wisatawan yang sedang bersepeda di sekitar lokasi kejadian pada Sabtu pagi pukul 06.00 Wita. Saat itu, wisatawan melihat adanya sepeda motor yang sedang parkir di sekitar bibir tebing dan di atasnya terdapat ponsel milik I Made D. Ponsel milik korban yang merupakan warga Banjar Dinas Giri, Pecatu, itu terus berdering, sehingga para wisatawan tersebut memberanikan diri untuk melihat dan mengangkat panggilan di ponsel.

“Para wisatawan ini memberanikan diri untuk angkat telepon. Awalnya tidak dipahami, karena penelepon menggunakan bahasa Bali. Yang telepon adalah kerabat korban,” ungkap Sumerta yang juga anggota DPRD Badung dari Fraksi PDIP, saat dikonfirmasi pada Sabtu malam.

Meski tidak paham, wisatawan tersebut memberitahukan bahwa telepon genggam milik I Made D itu ditemukan di sekitar Pura Selonding. Atas informasi itu lah, para keluarga dan kerabat korban langsung menuju lokasi untuk melakukan pencarian. Awalnya, kata Sumerta, dilakukan pencarian di bagian atas bibir tebing. Namun, tidak membuahkan hasil. Sehingga, kerabat berusaha melakukan penyisiran hingga ke dasar jurang sedalam 100 meter itu. Nah, saat penelusuran dengan cara merangkak, kerabatnya ini menemukan korban I Made D sudah berada di kedalaman 100 meter dari lokasi bibir tebing. Korban ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia dan sejumlah luka di sekujur tubuh.

“Korban diduga melompat dari ketinggian. Perkiraan awal, korban ini melompat dengan cara berlari dahulu. Karena kalau cuma lompat, kemungkinan tidak sampai ke kedalaman 100 meter. Sebab bisa jadi nyangkut di pepohonan yang ada sekitar kedalaman 20 hingga 50 meter saja,” urai Sumerta.

Terkait adanya warga Desa Pecatu yang mengakhiri hidupnya dengan cara melompat, Sumerta mengaku kalau dari sejumlah informasi yang diterima dari pihak keluarga, bahwa sebelum ditemukan meninggal, korban sudah mengirimi pesan singkat WhatsApp kepada sejumlah kerabat dekatnya. Di dalam pesan singkat itu, korban berpesan untuk menjaga dua orang anaknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Pun aksi korban tersebut tidak terkait persoalan keluarga, karena selama ini, kehidupan di keluarganya cukup baik dan aman-aman saja.

“Namun dugaan awal aksi korban karena terlilit utang pinjaman online (pinjol). Diduga tidak kuat diteror oleh pinjol. Ini masih dugaan, karena kalau persoalan keluarga itu tidak ada. Selama ini cukup baik kehidupan di keluarga korban,” ungkap Sumerta.

Dijelaskan Sumerta, usai dievakuasi oleh Basarnas Denpasar, jenazah korban langsung dievakuasi ke rumah duka. Atas dasar pertimbangan keluarga besar, jenazah langsung dimakamkan pada Sabtu malam. Masih menurut Sumerta, untuk upacara pembersihan oleh Desa Adat Pecatu, rencananya dijadwalkan pada Soma Pon Dunggulan, Senin (6/6) mendatang. Hal ini dikarenakan atas berbagai pertimbangan kegiatan keagamaan, utamanya Hari Raya Galungan. “Sudah langsung dimakamkan. Keluarga sepakat dimakamkan malam ini (Sabtu malam). Tadi sudah siap-siap,” ucap Sumerta.

Secara terpisah, Kepala Basarnas Denpasar I Gede Darmada menerangkan laporan adanya temuan mayat di dasar jurang Pura Selonding itu masuk pada Sabtu pukul 10.30 Wita. Setelah mendapat laporan, pihaknya langsung mengerahkan 7 orang petugas evakuasi ke lokasi. Karena temuan di dasar jurang, pihaknya juga berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung.

Setibanya di lokasi, petugas Basarnas menurunkan satu orang personel untuk menjangkau korban dengan menggunakan larkin dan peralatan mountaineering tim SAR. Perlu waktu sekitar 2 jam untuk evakuasi. “Tim gabungan baru dapat mengevakuasi hingga ke atas tebing pada pukul 12.10 Wita,” ujar Darmada.

Usai dievakuasi, petugas kepolisian langsung melakukan pemeriksaan terhadap jenazah. Di tubuh korban ditemukan sejumlah luka yang diduga terkena benturan keras. Karena tidak menemukan tanda-tanda kekerasan, jenazah korban kemudian dievakuasi ke rumah duka menggunakan ambulans BPBD Badung. “Jenazah langsung dievakuasi ke rumah duka. Selama berlangsungnya evakuasi melibatkan unsur SAR dari Basarnas Bali, Ditsamapta Polda Bali, BPBD Badung, Polsek Kuta Selatan, Polresta, pihak keluarga korban, serta masyarakat setempat,” kata Darmada. *dar

Komentar