nusabali

Roda Pesawat Wings Air Terperosok di Bandara Ngurah Rai

  • www.nusabali.com-roda-pesawat-wings-air-terperosok-di-bandara-ngurah-rai

MANGUPURA, NusaBali
Pesawat Wings Air dengan nomor penerbangan IW-1963 mengalami musibah, yakni roda bagian belakangnya terperosok saat mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Selasa (31/5) pukul 14.21 Wita.

Beruntung kejadian itu tidak menyebabkan adanya korban jiwa. Saat kejadian operasional bandara juga tidak mengalami kendala. Hal ini dikarenakan lokasi terperosoknya roda pesawat itu berada di akses menuju area parkir. Manager Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan mengatakan proses evakuasi pesawat yang terperosok membutuhkan waktu lama hingga berjam-jam. Pasalnya dalam pemindahan harus dilakukan dengan hati-hati. Meski demikian proses evakuasi akhirnya rampung pada pukul 00.00 Wita.

Pesawat yang terperosok sudah berhasil ditarik menggunakan metode salvage yang terdiri dari pneumatic elevator, compressor, modul console, hose reel dan pad. "Saat evakuasi, kami gunakan metoda salvage, diberi bantalan di bawah pesawat, dari bantalan rodanya diangkat, levelnya sama seperti permukaan apron dan ini semalam sudah berhasil. Kami bekerja sama dari AP1, Otoritas Bandara, pihak Wings Air dan stakeholder lainnya," ujar Handy, Rabu (1/6)

Terperosoknya roda pesawat tersebut tidak mengganggu penerbangan lainnya atau pun berdampak pada operasional Bandara Ngurah Rai. Pihaknya tetap melayani pesawat lainnya yang tiba dan berangkat. Hal ini disebabkan lokasi atau tempat terperosoknya roda pesawat itu berada di area menuju parkiran atau Apron. Sehingga tidak menutup akses keluar-masuk pesawat lainnya.

"Untuk operasional bandara berjalan normal. Jadi operasional aman. Karena parkir pesawat tidak menghalangi jalur pesawat," tegasnya. Untuk saat ini, pihak maskapai bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) serta stakeholder lainnya tengah melakukan evaluasi pada pesawat yang bersangkutan. Namun, secara visual, ungkap dia, pesawat masih baik. Harusnya, ungkap dia, jika tidak terjadi kejadian itu, pesawat sudah terbang kembali pada hari yang sama. Tapi saat ini pesawat masih di bandara karena sedang dievaluasi.

"Setelah hasil dari investigasi KNKT selesai, kan diketahui (hasilnya), ini menjadi satu tindakan corrective action akan jadi rekomendasi ke pihak bandara untuk mencegah hal seperti ini terjadi di kemudian hari," pungkasnya. Sementara Corporate Communications Strategic of Wings Air, Danang Mandala Prihantoro, membenarkan terkait adanya pesawat yang terperosok. Dijelaskan bahwa pesawat yang terperosok itu pesawat dengan nomor penerbangan IW-1963 dioperasikan dengan pesawat jenis ATR 72-500 registrasi PK-WGF.

Pesawat tersebut membawa empat awak pesawat dan 68 penumpang dari Bandar Udara Zainuddin Abdul Madjid Lombok (LOP) tujuan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai. "Pesawat lepas landas dari Lombok sekitar pukul 13.44 Wita dan mendarat di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai pukul 14.21 Wita," jelasnya.

Terkait kronologi terperosoknya ban pesawat, menurut Danang, berawal saat pesawat bergerak pelan dengan kecepatan minimum menuju area parkir (apron) nomor A.41. Namun saat menuju apron, tiba-tiba pesawat terhenti atau stuck. Saat itu, Pilot berkomunikasi dengan petugas bandara dan petugas lalu lintas udara guna dilakukan pengecekan. Dari hasil pengecekan, diketahui bahwa roda bagian kiri dan kanan masuk atau terperosok ke gorong-gorong apron.

"Pesawat sedang bergerak menuju area parkir, namun tiba-tiba roda pesawat terperosok," jelasnya dalam keterangan yang diterima kemarin. Dikatakannya, seluruh penumpang sudah diturunkan dari pesawat dan diarahkan menuju ruang tunggu. Awak pesawat dan semua penumpang dalam kondisi baik. Meski demikian, dia juga tidak memungkiri kalau saat kejadian sejumlah penumpang panik lantaran kondisi tersebut. "Saat ini, proses investigasi masih dilakukan bersama pihak berwenang. Mengenai penyebab, Wings Air belum dapat memberikan keterangan," pungkasnya. *dar

Komentar