nusabali

Lebaran, Uang Beredar di RI Tembus Rp 7.911 Triliun

  • www.nusabali.com-lebaran-uang-beredar-di-ri-tembus-rp-7911-triliun

JAKARTA, NusaBali
Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada April 2022 mencapai Rp 7.911 triliun atau tumbuh 13,6 persen.

Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan periode Maret sebesar 13,3 persen.  Dikutip dari publikasi BI Analisis Uang Beredar, disebutkan perkembangan ini didorong oleh tumbuhnya komponen M1 dan surat berharga selain saham yang tumbuh 20,8 persen yoy.

“Disebabkan oleh pertumbuhan uang kartal dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu,” tulisnya, dikutip detikfinance, Jumat (27/5/2022).

Selanjutnya disebutkan peredaran uang kartal pada April 2021 tercatat Rp 896,3 triliun atau tumbuh 22,3 persen, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 14,4 persen yoy.

“Ini didorong oleh meningkatnya aktivitas masyarakat menjelang libur panjang dan perayaan Idul Fitri 1443 Hijriah,” jelasnya.

Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 48,5 persen terhadap M1, tercatat sebesar Rp 2.191,2 triliun pada posisi laporan, atau tumbuh 15,9 persen (yoy), meningkat dibandingkan Maret 2022 (14,0 persen, yoy).

Sementara itu, pertumbuhan giro rupiah menunjukkan perlambatan dari 28,8 persen (yoy) pada Maret 2022 menjadi 28,0 persen (yoy) pada April 2022.

Di sisi lain, dana float uang elektronik tercatat sebesar Rp 14,2 triliun, tumbuh 85,2 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (82,3 persen, yoy). Pangsa dana float (saldo) uang elektronik terhadap M1 pada posisi laporan sebesar 0,3 persen.

Komponen surat berharga selain saham dengan pangsa 0,4 persen terhadap M2 tumbuh 59,3 persen (yoy), sehubungan dengan meningkatnya kewajiban akseptasi bank terhadap sektor swasta domestik, sertifikat deposito, dan obligasi dengan jatuh tempo di bawah 1 tahun.

Uang kuasi, dengan pangsa 42,5 persne dari M2, tercatat sebesar Rp 3.364,8 triliun pada April 2022, atau tumbuh 5,0 persen (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya (6,9 persen, yoy).

Perlambatan uang kuasi terutama disebabkan oleh komponen simpanan berjangka lainnya dan giro valas, masing-masing menjadi sebesar 1,5 persen (yoy) dan 17,2 persen (yoy). Perlambatan simpanan berjangka diindikasikan sejalan dengan rendahnya suku bunga yang ditawarkan. Sementara itu, tabungan lainnya tercatat tumbuh meningkat (22,8 persen, yoy). *

Komentar