nusabali

Dua Pasien Anak RS Sanglah Dicurigai Hepatitis Misterius Akut

  • www.nusabali.com-dua-pasien-anak-rs-sanglah-dicurigai-hepatitis-misterius-akut

DENPASAR, NusaBali
Dua orang pasien anak yang dicurigai mengidap penyakit hepatitis misterius akut saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah.

Keduanya merupakan pasien rujukan dua rumah sakit swasta di Bali berusia 3 tahun dan 10 tahun.  Hal tersebut diungkap Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang RSUP Sanglah, Dr dr Ketut Ariawati Sp A (K), Jumat (27/5). "Sementara ini kami merawat dua pasien rujukan dari rumah sakit swasta umur 3 tahun dan 10 tahun, masih tahap penelusuran," terang dr Ariawati.

Dokter Ariawati menjelaskan, pemeriksaan pasien saat ini masih sedang berlangsung. Beberapa pengujian laboratorium sudah dilakukan, namun belum ada kesimpulan yang bisa diambil. Pengujian lebih lanjut sedang dilaksanakan di laboratorium di Jakarta.

"Kami sudah siapkan segala sesuatunya, sampai saat ini kondisi pasien baik-baik saja," sebut dr Ariawati. Lebih jauh dijelaskan, mengantisipasi kasus hepatitis misterius yang telah dilaporkan terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, pihak RS Sanglah telah melakukan persiapan, yakni persiapan dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana termasuk obat, alur perawatan maupun sistem rujukan.

Dokter Ariawati mengungkapkan, RSUP Sanglah saat ini telah memiliki dokter konsultan hepatologi anak. Sementara dari sisi ruangan telah disiapkan gedung khusus emergency, karena kasus hepatitis misterius termasuk dalam kasus emergency. "Kami siapkan saat ini untuk hepatitis unknown (misterius, Red) empat tempat tidur dengan non ventilator dan satu tempat tidur dengan ventilator. Tentunya akan meluas, mudah-mudahan tidak, kalau terjadi perluasan pasien," kata dr Ariawati.

Komponen obat, lanjut dr Ariawati, merupakan komponen yang tidak bisa dianggap enteng. Oleh karena itu ketersediaannya di RS Sanglah sudah disiapkan. Sementara untuk sistem rujukan pihaknya masih mengacu sistem rujukan Sisrute (Sistem Rujukan Terintegrasi) yang dicanangkan oleh Kemenkes RI.

Lebih dari itu, RS juga membentuk satu tim khusus untuk mengantisipasi hepatitis misterius, sama seperti ketika Covid-19 mulai merebak. "Kami membentuk tim untuk kasus-kasus menuju arah perburukan yang persis bekerja pada saat Covid-19," ungkap dr Ariawati. Dia pun mengajak masyarakat tidak perlu panik menanggapi hepatitis misterius, namun tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan.

"Jangan pernah lupa protokol kesehatan, cuci tangan nomor satu, selanjutnya ikuti jaga jarak, pakai masker, kita ikuti semua yang menyangkut protokol kesehatan. Dua hal itu dilakukan, ditambah jaga stamina, saya kira tidak perlu panik," kata dr Ariawati. Dia justru mengajak masyarakat mewaspadai berita bohong atau hoax. Hoax, ujarnya, bisa membuat masyarakat

kebingungan, beramai-ramai ke rumah sakit, karena sedikit ada gejala. Dia pun menyarankan masyarakat menyimak informasi resmi pada media sosial instansi seperti IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) maupun RSUP Sanglah sendiri.

Sementara itu, menanggapi adanya dua pasien anak dicurigai terkena hepatitis misterius akut, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Wayan Widia, mengatakan akan menunggu hasil pemeriksaan final. Sehingga diketahui dengan jelas penyakit pada pasien anak.

"Kita harus melakukan penyelidikan epidemiologi penyebabnya apa, sambil kita menunggu hasil Lab Puslitbangkes," ujar Kabid Wayan Widia. Sejauh ini, ujarnya, Diskes Provinsi Bali terus melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar selalu menginformasikan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan melaksanakan protokol kesehatan sebagai upaya menekan risiko terjadinya penularan penyakit.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memberikan keterangan terkait perkembangan kasus Hepatitis misterius akut di Indonesia. Juru Bicara Kemenkes dr Mohammad Syahril Sp P MPH, dalam konferensi pers secara daring, Selasa (24/5) menyebut saat ini Indonesia memiliki 35 kasus yang masih berstatus diduga.

Dari 35 kasus tersebut, 19 kasus telah disingkirkan dari daftar dugaan hepatitis misterius akut, sementara 16 sisanya masih dalam pengujian laboratorium. Adapun 19 kasus diduga hepatitis akut yang masuk kategori discarded atau disingkirkan diketahui mengidap infeksi demam berdarah dengue, infeksi bakteri sepsis, hingga reaktif hepatitis jenis A. Syahril juga menyebut, per 19 Mei 2022, Indonesia memiliki 14 kasus terkonfirmasi hepatitis misterius akut. *cr78

Komentar