nusabali

Pelatihan Adaptasi Perubahan Iklim Diikuti 21 Kabupaten/Kota

  • www.nusabali.com-pelatihan-adaptasi-perubahan-iklim-diikuti-21-kabupatenkota

DENPASAR, NusaBali
Global Covenant of Mayors for Climate and Energy (GCoM) menggelar Pelatihan Nasional Adaptasi Perubahan Iklim di Hotel Aston Denpasar, Selasa (24/5).

Pelatihan tersebut diikuti 21 kabupatalen/kota di seluruh Indonesia di mana Pemkot Denpasar menyatakan mendukung terciptanya adaptasi perubahan iklim baik secara nasional dan internasional. Hadir dalam pelatihan tersebut Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darusalam Henrietta Faergemann, Dirjen pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI Laksmi Devanthi, Kadis Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kota Denpasar Ida Bagus Putra Wirabawa.

Dalam sambutanya Sekda Kota Denpasar Alit Wiradana saat membuka pelatihan mengatakan kegiatan ini dianggap penting sebagai langkah nyata dalam menciptakan solusi isu global perubahan iklim.

Lebih lanjut dijelaskan, pelaksanaan pelatihan ini diharapkan dapat menyusun rencana aksi iklim. Hal ini meliputi inventarisasi CO2, tujuan dan target pengurangan, serta analisis proyeksi risiko.

“Selain menjadi wahana belajar, momentum ini juga baik untuk Kota Denpasar memperkenalkan aksi nyata serta upaya dan inovasi dalam mendukung penanganan perubahan iklim,” jelasnya.

Dikatakan Alit Wiradana, pengendalian perubahan iklim secara berkelanjutan dapat mendukung pembangunan sebuah kota yang rendah karbon. Di mana, hal tersebut telah dilaksanakan Pemkot Denpasar dengan menata beberapa lokasi. Seperti halnya lokasi Field Visit yang menjadi tujuan lapangan dari pelaksanaan pelatihan ini.

“Field Visit yang akan dikunjungi yakni Tukad Rarangan, Tukad Bindu, Subak Teba Majelangu, dan Taman Kumbasari merupakan beberapa lokasi aksi dalam mendukung pengendalian perubahan iklim secara berkelanjutan di Kota Denpasar,” ujarnya.

“Selain itu, dari kegiatan ini juga diharapkan mampu mendukung peningkatan pengembangan aksi iklim sehingga dapat lebih maju dan berkembang untuk tujuan ekologi, ekonomi, edukasi sosial budaya masyarakat,” imbuhnya.

Sementara, Sekretaris Jenderal UCLG ASPAC/Sekretariat GCom-SEA, Bernadia Tjandradewi mengatakan, GCoM Asia Project bertujuan memberikan bantuan teknis penyusunan Climate Action Plan (CAP) atau Rencana Aksi Iklim (RAI) di kawasan Asia, termasuk Indonesia. CAP setidaknya dapat mencakup inventarisasi emisi CO2, tujuan atau target pengurangan, dan analisis proyeksi risiko dan dampak perubahan iklim.

Sejumlah isu penting yang dibicarakan dalam program ini yakni pengenalan tentang rencana aksi iklim di tingkat daerah serta pemetaan kota/kabupaten di Indonesia dalam rencana aksi iklim. *mis

Komentar