nusabali

Profesor Diwinten Jadi Tim Ahli Desa Adat Bugbug

  • www.nusabali.com-profesor-diwinten-jadi-tim-ahli-desa-adat-bugbug

AMLAPURA, NusaBali
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (Unud) Denpasar, Prof Dr dr I Wayan Putu Sutirtayasa MSi, mengikuti upacara pawintenan bersama prajuru Desa Adat Bugbug dan pamangku di Pura Bale Agung, Banjar Bancingah, Desa Adat Bugbug, Kecamatan Karangasem pada Purnama Desta, Redite Umanis Warigadean, Minggu (15/5).

Upacara pawintenan dipuput Ida Pedanda Gede Putra Tamu dari Geria Jungutan, Banjar Lebahsari, Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem.  Prof Sutirtayasa yang juga guru besar Unud ikut mawinten sebagai anggota Tim Ahli Desa Adat Bugbug bersama Dr I Nyoman Putu Arka. Sementara anggota tim ahli lainnya yakni Prof I Ketut Rai Sudiardita dan Dr I Nengah Simpen sebelumnya telah mawinten. Pawintenan disaksikan Kelian Desa Adat Bugbug I Nyoman Purwa Ngurah Arsana, Panyarikan I Wayan Merta, Baga Parahyangan I Wayan Artana, Ketua Paiketan Pamangku Desa Adat Bugbug Jro Mangku Wayan Budiana, dan prajuru lainnya. Selain anggota tim ahli, 16 prajuru Desa Adat Bugbug dan 5 pamangku ikut diwinten. Sebab prajuru itu belum mawinten, sedangkan 5 pamangku kembali diwinten atau disebut upacara mawinten nyepuh. Upacara mawinten dipandu Jro Mangku Merta.

Kelian Desa Adat Bugbug, I Nyoman Purwa Ngurah Arsana mengatakan, mawinten untuk penyucian diri secara lahir dan bathin sebelum ngayah di desa. Sebab segala yang dikerjakan nanti tanggungjawabnya ada dua yakni secara sekala dan niskala. Secara niskala kepada Ida Bhatara dan secara sekala kepada krama dalam bentuk laporan administrasi. Disebutkan, sebanyak 5 pamangku bersama istri ikut upacara nyepuh. “Prajuru Desa Adat Bugbug mengikuti upacara pawintenan maha wisesa,” jelas Nyoman Purwa yang juga anggota Fraksi PDIP DPRD Bali.

Prof Sutirtayasa mengatakan, keikutsertaannya sebagai anggota tim ahli berupaya memberikan masukan agar Desa Adat Bugbug semakin solid. “Saya hanya memberikan sumbangan pemikiran, saran, dan masukan,” jelas guru besar dari Banjar Puseh ini. Selebihnya prajuru Desa Adat Bugbug sebagai pelaksananya. “Pertimbangan yang saya berikan sesuai kajian akademisi,” ungkap Prof Sutirtayasa. Hal senada diungkapkan Dr I Nyoman Putu Arka. “Saya juga berupaya memberikan pertimbangan sesuai pengalaman di birokrasi agar pembangunan semakin maju,” ungkap pensiunan PNS dengan jabatan terakhir sebagai Asisten III Kabupaten Mimika, Provinsi Papua ini. *k16

Komentar