nusabali

Dikawal Dua Patung, Diyakini Bisa Sembuhkan Penyakit Sekala dan Niskala

Panglukatan Pura Tirta Celempung di Desa Adat Besang Kawan Tohjiwa, Klungkung

  • www.nusabali.com-dikawal-dua-patung-diyakini-bisa-sembuhkan-penyakit-sekala-dan-niskala

Terdapat tiga sumber mata air di Pura Tirta Celempung, anehnya debit air akan menurun saat musim hujan, sebaliknya musim kemarau justru debitnya besar.

SEMARAPURA, NusaBali
Panglukatan di Pura Tirta Celempung, Desa Adat Besang Kawan Tohjiwa, Kelurahan Semarapura Kaja, Kecamatan/Kabupaten Klungkung, diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit medis dan non medis. Bahkan, trombosit pasien penderita Demam Berdarah (DB) yang sempat drop pun ada yang sembuh setelah nunas tirta di Pura Tirta Celempung. Kondisinya berangsur-angsur membaik.

Tempat melukat tersebut dengan posisi di sebuah campuhan, sementara itu di utama mandala pura (jeroan) terdapat sejumlah palinggih. Palinggih tersebut, yakni Sanggaran Agung, Palinggih Ida Bhatara Wisnu, Manik Galih dan Palinggih Pelipir. Ada juga Bale Pengaruman atau Piyasan, Bale Pawedan, Bale Pegongan dan Bale Panggungan.

Tidak diketahui secara pasti, kapan pura itu pertama kali dibangun, begitu pula dengan sumber mata airnya. Konon, keberadaan pura itu berawal dari penggalian batu padas di sana. Salah seorang menemukan sumber air dan arca emas. Hingga saat ini arca emas tersebut disungsung desa ada setempat.

Bendesa Adat Besang Kawan Tohjiwa, I Wayan Sulendra, mengatakan terdapat tiga sumber mata air di Pura Tirta Celempung dengan fungsi berbeda-beda.

Anehnya debit air akan menurun saat musim hujan, sebaliknya musim kemarau justru debitnya besar. Dua sumber mata air dialirkan langsung di jeroan pura. Sedangkan satu sumber mata air lainnya dialirkan ke jaba pura. Dua sumber mata air di jeroan posisinya berjejer. Sumber mata air di sebelah timur, tepatnya di depan Palinggih Pelipir khusus kaitan dengan upacara Dewa Yadnya di desa adat setempat.

Beras yang akan dipakai untuk keperluan upacara Dewa Yadnya dibawa dulu ke pura tersebut, dicuci di sumber air paling timur. Kemudian dihaturkan pada Palinggih Manik Galih. Secara simbolis, ngingsah beras itu dilaksanakan di sana. Sedangkan sumber mata air di depan Palinggih Ida Bhatara Wisnu, khusus untuk malukat. Sulendra mengakui, berdasarkan pengakuan sejumlah orang, melukat di sana dipercaya bisa menyembuhkan berbagai jenis penyakit, baik sekala dan niskala.

Bahkan, ada pasien penderita DB yang trombositnya kembali pulih setelah nunas tirta. “Mereka yang datang mungkin karena kepercayaan, sering juga ada sulinggih malukat, balian, jro mangku, orang sakit juga banyak sembuh. Ada yang tirtanya dibawa pulang, banyak juga malukat di sini. Tapi malukatnya di jaba pura,” kata Sulendra kepada NusaBali, Selasa (10/5).  

Adapun, banten tergantung tujuan malukat biasanya banten pejati atau nanti jro mangku yang memberi petunjuk. Karena bisa saja, orang yang akan malukat dilihat dulu karmanya.

Selain itu, di Pura Tirta Celempung juga terdapat dua patung di depan air panglukatan yang tidak berani diganti ataupun digeser ke tempat lain, yakni patung Sang Jogor Manik dan Sang Suratma. Kedua patung yang posisi bersebelahan itu diyakini ada sejak pura itu ada. Pernah akan dibongkar saat rehab pura sekitar tahun 1980-an, namun akhirnya dibatalkan lantaran seorang Pedanda tiba-tiba mengingatkan agar tidak mengganti apalagi membuang kedua patung tersebut. "Untuk pujawali Pura Tirta Celempung jatuh pada Purnama Kadasa," imbuh Bendesa Sulendra. *wan

Komentar