nusabali

Gerip Maurip, Anugerah Sastra Bali Modern dari Kampung

  • www.nusabali.com-gerip-maurip-anugerah-sastra-bali-modern-dari-kampung

TABANAN, NusaBali
Sejak tahun 2017, Pustaka Ekspresi menggelar sayembara penulisan naskah buku berbahasa Bali. Sayembara ini dinamakan Gerip Maurip.

Awalnya hanya menggelar sayembara penulisan naskah untuk kumpulan satua (cerita) Bali modern (SBM). Rupanya animo pangawi atau pengarang sastra Bali modern cukup tinggi, terbukti dengan adanya usulan sayembara penulisan naskah puisi Bali.

Pengelola Pustaka Ekspresi, I Made Sugianto,43, akhirnya membuat dua kategori sayembara Gerip Maurip yakni Satua Bali Modern dan Puisi, sejak tahun 2018.

Sugianto mengatakan, sayembara Gerip Maurip mulai dipublikasikan lewat media sosial pada tahun 2017. Penyerahan hadiah kepada pemenang pada Februari 2018 serangkaian perayaan Bulan Bahasa Bali.

“Hadiahnya tidak seberapa, pemenang sayembara hanya mendapatkan buku. Kumpulan naskah para pemenang saya bukukan dan jadikan hadiah,” ungkap Sugianto saat ditemui di kediamannya, Banjar Lodalang, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, Sabtu (7/5).

Gerip Maurip edisi perdana rencananya mencari satu pemenang. Namun dua karya nilainya berimbang sehingga keduanya dinyatakan sebagai pemenang dan karyanya dibukukan. Pengelola penerbitan Pustaka Ekspresi ini menuturkan, tak ada kegiatan seremonial saat penyerahan hadiah. Para pemenang dikirimi pesan lewat WA (whatsapp). Ada yang memilih datang ke Desa Kukuh, ada yang dikirimi ke rumah pemenang, ada juga diserahkan di pinggir jalan.

“Tercetus ide yang menyerahkan hadiah nantinya pejabat publik di kampung, misalnya pakaseh. Hadiah sastra ini berawal dari kampung, sudah saatnya pejabat-pejabat di kampung naik panggung untuk menyerahkan hadiah,” tutur Sugianto.

Sugianto mengaku tidak pernah buat acara khusus untuk penyerahan hadiah Gerip Maurip. Alasannya, malu karena hadiah yang didapat pemenang tidak seberapa. Sumber hadiah murni dari kantong sendiri. Tak ada sponsor, juga tidak ada niatan mencari sponsor. Karena keterbatasan dana, sering penyerahan hadiah molor dari rencana. “Saya sampaikan kepada pemenang penyerahan hadiah tidak tepat waktu. Saya tepat janji, tapi sering tidak tepat waktu,” selorohnya.

Gerip Maurip adalah janji hati Made Sugianto pasca dua kali menerima anugerah Sastra Rancage pada tahun 2012 dan 2013. Sugianto mencatatkan brace (dua gol istilah sepakbola) karena dinilai berjasa dalam mengembangkan Sastra Bali Modern dan berkat novel ‘Sentana’. “Saya mendapatkan Rancage dari Yayasan Rancage milik Bapak Ajip Rosidi (alm) asal Jawa Barat. Saya kagum dengan beliau, saya ingin seperti Ajip Rosidi walau kecil-kecilan,” tutur Sugianto.

Maka Sugianto mulai menyisihkan rezekinya dari jasa melayout buku. Sugianto juga mendapat kesempatan menjadi juri di berbagai perlombaan sastra, honornya disisihkan untuk membiayai penerbitan buku melalui sayembara Gerip Maurip. “Sebelum Gerip Maurip, ketika memulai buat penerbitan Pustaka Ekspresi, saya sudah membantu kawan-kawan penulis membuat buku secara gratis. Buku pertama yang saya terbitkan berjudul Jangkrik Maenci karya I Gusti Putu Bawa Samargantang,” kenang Sugianto.

Perbekel Desa Kukuh ini juga mensyukuri banyak pangawi (pegiat sastra) Bali membantu kelancaran Gerip Maurip. Pangawi IBW Widiasa Keniten, IDK Raka Kusuma, Agus Dharma Putra, Komang Berata, dan lainnya ngayah sebagai juri. “Tanpa dukungan kawan-kawan pangawi, Gerip Maurip mungkin sudah padam,” kata Sugianto.

Sugianto sempat pesimis jika Gerip Maurip tidak bisa bertahan lebih dari dua tahun. Dia khawatir tidak ada peserta karena hadiah yang tak seberapa. Kekhawatiran itu pun terbantahkan. Terbukti, setiap tahunnya para pangawi yang ikut Gerip Maurip mengalami peningkatan. Dari lima sampai enam peserta di masing-masing kategori, pada tahun 2022 meningkat menjadi 9 peserta di masing-masing kategori yakni Satua Bali Modern dan Puisi. Tak hanya penulis pemula, penulis senior seperti Made Suarsa, Ngakan Kasub Sidan, Ida Bagus Pawanasuta, dan Komang Adnyana juga turut berpartisipasi. “Semoga Gerip Maurip bisa berumur panjang,” harap Sugianto.*lsa

Komentar