nusabali

Diajak Apel saja, Pecalang Tidak Dilibatkan Dalam Pengamanan IPU

  • www.nusabali.com-diajak-apel-saja-pecalang-tidak-dilibatkan-dalam-pengamanan-ipu

MANGUPURA, NusaBali
Kegiatan Inter Parliamentary Union (IPU) Assembly and Related Meetings ke 144 yang digelar di Kawasan Nusa Dua, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Badung dari 20 - 24 Maret 2022, tidak melibatkan pecalang (pengamanan desa adat,red) sebagai bagian kearifan lokal dalam menjaga keamanan sekitar lokasi.

Kondisi tidak seperti biasanya ini disoroti Bendesa Adat Bualu, I Wayan Mudita, Senin (21/3) siang. Kepada Nusa Bali, Mudita menyebutkan sebagai salah satu desa penyangga kawasan Nusa Dua, dan sekitarnya, dalam setiap kegiatan nasional maupun internasional biasanya unsur pecalang selalu dilibatkan. Namun kali ini tidak, sehingga kedepannya Mudita berharap pecalang diikutsertakan.

Mudita mengungkapkan, dalam event IPU ke 144 yang melibatkan 1.000 delegasi dari 115 negara tersebut pihaknya sama sekali tak diajak koordinasi untuk pengamanan wilayah. Terutama di akses masuk Kawasan The Nusa Dua. Padahal, sebut Mudita, sebelumnya para Pecalang Desa Adat Bualu diajak apel siaga pasukan pengamanan IPU pada 15 Maret lalu. Sehingga terkesan pecalang hanya diajak simbolis saja. “Pecalang hanya diajak apel siaga, saat pelaksanaan acara pecalang tidak dilibatkan,” ujar Mudita.

Menurut Mudita, pihak The Nusa Dua sebagai tuan rumah dan Indonesia Tourism Development  Corporation (ITDC) sebagai pengelola kawasan juga tidak ada koordinasi. Biasanya kata Mudita, ketika ada kegiatan di Kawasan Nusa Dua, pihak hotel atau event organizer (EO) selalu bersurat langsung kepada pihak desa adat, kelurahan dan Satgas Covid-19 Kelurahan. “Pecalang juga ingin dilibatkan karena berkaitan dengan kondusifitas wilayah. Sebelum-sebelumnya pihak EO yang langsung ke desa adat untuk permohonan pengamanan oleh pecalang, tetapi pada IPU ini pecalang sama sekali tidak dilibatkan,” tegas Mudita.

Dia berharap, pihak ITDC selaku pengelola kawasan, ke depannya lebih koordinatif dengan para pecalang di desa adat sebagai bagian dari kearifan lokal di Bali. Apalagi, berbagai event besar akan digelar di Nusa Dua dan sekitarnya dalam beberapa bulan ke depan, seperti KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) G-20, pada Oktober 2022 mendatang.

Kata Mudita, dari pengalaman sebelumnya, pecalang baru dilibatkan ketika ada kejadian demo-demo massa. “Kita tidak ingin baru ada sesuatu, pecalang diajak turun. Ini yang kita tidak mau. Makanya kita harapkan kedepan pecalang dilibatkan, dalam event atau kegiatan apapun," harap Mudita.

Terkait dengan keluhan dari Desa Adat Bualu itu, Managing Director The Nusa Dua, I Gusti Ngurah Ardita yang dikonfirmasi NusaBali, Senin kemarin belum merespon. Beberapa kali dihubungi via sambungan telefon Ardita tidak menjawab. Saat dikirimi pesan singkat WA (WhatsApp) juga belum direspon. *dar

Komentar