nusabali

Antisipasi Hama Wereng Cokelat, Dinas Pertanian dan Pangan Gelar Gerdal

  • www.nusabali.com-antisipasi-hama-wereng-cokelat-dinas-pertanian-dan-pangan-gelar-gerdal

MANGUPURA, NusaBali
Dinas Pertanian dan Pangan Badung bersama BPP Mengwi, petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT), dan petani setempat menggelar gerakan pengendalian (Gerdal) secara serentak, di Subak Cangi Selatan, Desa Sembung, Kecamatan Mengwi, Rabu (16/3).

Gerakan ini untuk mengantisipasi meluasnya serangan hama wereng cokelat (Nilaparvata Lugens) dan hama Kresek yang menyerang tanaman padi di wilayah Kabupaten Badung.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana, mengungkapkan dalam kondisi kemarau basah yang terjadi saat ini, salah satu hama yang berkembang sangat cepat adalah wereng cokelat. Perkembangannya karena didukung suhu dan kelembaban yang cocok dan mampu berkembang biak atau beranak sampai dengan 300 ekor.

Nah, Subak Cangi Selatan yang luasnya 81 hektare, berdasarkan hasil pengamatan petugas POPT luas serangan di subak ini mencapai 4 ha. Namun yang paling parah dan berpotensi gagal panen sekitar 1 ha. Karena itu, gerakan pengendalian ini dilakukan untuk mencegah penyebaran yang lebih luas terutama bagi lahan atau subak yang berdekatan dengan lokasi serangan, serta menyelamatkan tanaman padi yang baru terindikasi kena serangan ringan.

“Para petani diharapkan dapat mengawasi dan menjaga lahannya dengan serius serta segera menghubungi PPL jika mulai ada gejala serangan untuk mendapatkan pendampingan dan penanganan secara bersama-sama,” ujar Wijana.

Menurut Wijana, merebaknya berbagai serangan hama baik di lahan persawahan, perkebunan maupun peternakan merupakan dampak kondisi cuaca ekstrem yang melanda Bali belakangan ini. Wijana mengungkapkan, jika tidak diantisipasi dan ditangani dengan cepat akan berpengaruh pada menurunnya produksi pangan strategis.

“Untuk itu kami bersama jajaran penyuluh pertanian terus memonitor perkembangan serangan hama di masing-masing wilayah binaan, agar dapat ditangani sedini mungkin untuk mengurangi risiko kerugian bagi petani dan mengamankan target produksi beras,” tandas Wijana. *ind

Komentar